Urusan Bangun Manufaktur: Jokowi Kalah Jauh dari Megawati & SBY?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan sektor manufaktur dan produktivitas tenaga kerja terus menurun selama kepemimpinan tiga presiden terakhir.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi 2023 sebesar 5,05%, jauh lebih rendah dibandingkan 2022 sebesar 5,31%.Dengan demikian, rata-rata pertumbuhan ekonomi di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya 4,12%. Pertumbuhan jauh di atas janji Jokowi di kisaran 7% serta di bawah level historisnya yakni 5%.
Sektor manufaktur hanya tumbuh sekitar 4,64% dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hanya mencapai 18,67%. Kontribusi tersebut adalah yang terendah setidaknya sejak Era Reformasi.
Menyusul laporan BPS, Lembaga Penyelidikan dan Ekonomi Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) mengeluarkan laporan khusus bertema Indonesia Economic Outlook Q1-2024 "The Year of Transition".
Dalam laporannya tersebut, LPEM UI menyoroti bagaimana kinerja Presiden Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi) selama masing-masing periode.
Salah satu yang mendapat sorotan tajam adalah semakin jatuhnya pertumbuhan sektor manufaktur, peran sektor manufaktur terhadap pertumbuhannya, serta kaitannya dengan produktivitas tenaga kerja.

-
1.
-
2.
-
3.