
Pemerintah Bagi-bagi BLT, Deretan Emiten ini Bakal Ketiban Cuan

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebentar lagi pemerintah akan menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT). Harapannya, sektor konsumsi akan melejit lantaran belanja masyarakat meningkat karena ada BLT.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan pemerintah akan menyalurkan BLT kepada 18,8 juta penduduk miskin dengan besaran nilai Rp200.000 per bulan. Menurutnya, bantuan ini akan diberikan selama tiga bulan, dari Januari hingga Maret 2024.
"Jumlahnya Rp 200 ribu per bulan, sehingga tentu ini kita baru anggarkan yang disetujui Bu Menkeu dievaluasi 3 bulan, jadi sampai Maret dulu nanti kita evaluasi nanti berikutnya, kita lihat kembali," ungkapnya Konferensi Pers Hasil High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (29/1/2024).
Airlangga menegaskan bantuan ini akan menggantikan program El-Nino. Dia menambahkan bantuan langsung tunai dengan judul mitigasi risiko pangan dalam tiga bulan ke depan.
Namun, Airlangga mengungkapkan bantuan ini berbeda dari bantuan pangan yang diberikan selama ini kepada 22 keluarga penerima manfaat (KPM) karena bansos kali ini diberikan secara tunai.
"Biasanya masyarakat di bawah bertanya kenapa saya dapat beras tapi tidak dapat BLT cash. Tentu dengan data yang berbeda itu tergantung kepada kemarin data yang dari Kemenko PMK," ujar Airlangga dalam konferensi pers, Senin (29/1/2024).
BLT Diharapkan Mengakselerasi Sektor Konsumsi
BLT menjadi harapan sektor konsumsi akan kembali terungkit, pasalnya masyarakat dengan penghasilan menengah ke bawah akan lebih mengutamakan pembelian barang konsumsi dibandingkan kebutuhan lain.
Layaknya pemenuhan kebutuhan primer seperti makan, tempat tinggal, hingga pakaian akan menjadi prioritas utama dibandingkan membeli barang sekunder yang belum terlalu dibutuhkan.
Dengan sektor konsumsi bisa terdampak positif, ini juga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Tanah Air tumbuh positif lantaran kontributor utama PDB merupakan konsumsi rumah tangga.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi RI hingga kuartal III/2023 yang tercermin dari produk domestik bruto (PDB) mayoritas disumbang oleh segmen konsumsi rumah tangga hingga lebih dari 50%.
Lantas Emiten apa saja yang akan diuntungkan?
Menelisik lebih dalam, secara sektoral konsumsi memang akan diuntungkan. Lebih lanjut, ada beberapa emiten dari sektor ini yang potensi akan mendapat berkah lantaran barang/produk yang dijual-nya akan diserbu masyarakat pasca mendapatkan BLT.
Konsumsi yang paling diprioritaskan masyarakat penghasilan menengah ke bawah setelah mendapatkan bantuan tunai biasanya akan fokus pada makanan dan minuman.
Beberapa emiten yang banyak menjual makanan dan minuman antara lain PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), beserta anak usahanya yang fokus menjual mie instant, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Emiten yang menjual makanan minuman lain seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR). Selain itu, ada emiten yang menjual beras seperti PT PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) dan PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI).
Sektor retail juga akan diuntungkan, pasalnya untuk membeli kebutuhan primer tersebut, pintu pertama yang akan didatangi oleh masyarakat adalah toko kelontong terdekat, minimarket, hingga supermarket.
Beberapa emiten ritel yang akan terdorong positif antara lain perusahaan pengelola Alfarmart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan Alfamidi, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI).
Kemudian, perusahaan pengelola department store Ramayana, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) dan pengelola supermarket hypermart, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(tsn/tsn)