Your Money Your Vote

Begini Mimpi Anies-Prabowo-Ganjar Soal Industri Kendaraan Listrik RI

Revo M, CNBC Indonesia
24 January 2024 13:50
Presidential candidates, from left, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto and Anies Baswedan holds hands as they pose for photographers after the first presidential candidates' debate in Jakarta, Indonesia, Tuesday, Dec. 12, 2023. (AP Photo/Tatan Syuflana)
Foto: AP/Tatan Syuflana

Jakarta, CNBC Indonesia - Kendaraan listrik (electric vehicle/EV) menjadi sorotan di masyarakat belakangan ini, termasuk dalam debat calon wakil presiden (cawapres) 2024. Salah satunya terkait dengan penggunaan bahan baku baterai EV baik itu nikel atau Lithium-Ferro-Phosphate (LFP).

Dalam debat keempat pada Minggu (21/1/2024), cawapres Gibran Rakabuming Raka mengangkat isu baterai kendaraan listrik tak pakai nikel dan melontarkan pertanyaan ke cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin karena Co-timnas-nya yakni Thomas Lembong atau Tomn Lembong sering menggaungkan baterai jenis LFP akan didorong ketimbang baterai berbasis nikel.

Persoalan pengembangan kendaraan listrik sebagai kendaraan masa depan akan dilihat dari kaca mata masing-masing capres, yang akan dibahas oleh tim sukses (timses) masing-masing capres dalam program Your Money Your Vote di CNBC Indonesia dengan tema "Masa Depan Industri EV di Tangan Penerus Jokowi" hari ini, Rabu (24/1/2024), pada pukul 19:30 WIB.

CNBC Indonesia TV dapat juga disaksikan melalui siaran TV digital channel 40 untuk wilayah Jabodetabek Banten, dan Transvision channel 805.

Dalam menyongsong kendaraan yang lebih ramah lingkungan ini, pemerintah terus mendorong penggunaan mobil listrik untuk menggantikan mobil berbasis bahan bakar fosil. Tak hanya itu, pemerintah juga telah mendorong konversi motor listrik dengan memberikan setidaknya subsidi senilai Rp10 juta untuk tiap unit konversi.

Aturan subsidi konversi ini tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2023 tentang Pedoman Umum Bantuan Pemerintah dalam Program Konversi Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bakar Menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai yang diteken Desember 2023 lalu.

Tak tanggung-tanggung, pemerintah Indonesia bahkan, sudah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) untuk Transportasi Jalan. 

Kelak, dengan adanya program kendaraan listrik ini, Indonesia diharapkan bisa menekan tingginya subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diketahui berdampak negatif ke lingkungan dan juga perekonomian.

Sebagai gambaran, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat belanja subisidi, baik BBM, Liquefied Petroleum Gas (LPG), listrik hingga pupuk mencapai Rp269,6 triliun pada akhir 2023. Nilai ini naik 6,85% dibandingkan tahun lalu, Rp252,8 triliun. 

Sementara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, realisasi subsidi energi RI sepanjang 2023 mencapai Rp159,6 triliun, melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp145,3 triliun. Subsidi energi ini terdiri dari subsidi BBM untuk jenis solar subsidi dan minyak tanah (kerosene), LPG, dan listrik.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut subsidi energi ini dipertahankan untuk menjaga daya beli masyarakat. Adapun target subsidi energi pada 2024 ditetapkan sebesar Rp186,9 triliun, terdiri dari subsidi BBM dan LPG Rp113,3 triliun dan subsidi listrik Rp73,6 triliun.

Potensi EV di Indonesia

Potensi pemanfaatan EV di Indonesia masih sangatlah luas baik dari sisi jumlah masyarakat maupun bahan bakunya.

Dari sisi masyarakat, lebih dari 270 juta jiwa merupakan target market dari perusahaan EV untuk memasarkan barangnya. Apalagi saat ini dengan adanya Ibu Kota Nusantara (IKN), penjualan EV diharapkan mengalami peningkatan.

Dilansir dari ikn.go.id, Direktur Utama PosIND Faizal Rochmad Djoemadi menyampaikan bahwa peluncuran Nusantara Logistics Hub & Services merupakan salah satu bentuk dukungan atas pengembangan infrastruktur di Nusantara.

Faizal juga menyampaikan bahwa nilai investasi keseluruhan untuk kerja sama ini mencapai Rp350 miliar. Investasi tersebut akan difokuskan untuk membangun infrastruktur Green Logistics Hub yang didukung oleh teknologi terbaru, antara lain delivery robot & drone, advance robotic sorting machine, dan utilisasi operasional logistik menggunakan EV.

Sementara dari sisi bahan baku nikel sebagai salah satu bahan dasar utama pembuatan baterai EV, Indonesia memiliki cadangan nikel sekitar 21 juta ton atau 22% dari cadangan nikel dunia.

Oleh karena itu, kekayaan alam ini juga yang membuat Indonesia dianggap menjadi produsen penting dalam transformasi energi menjadi lebih bersih.

Sementara secara jumlah produksinya pada 2022, tercatat komoditas mineral kritis Indonesia yang termasuk dalam top 3 negara dengan produksi terbesar yaitu nikel dan kobalt. Indonesia memproduksi 49% nikel dunia dan 5% kobalt global.

IEASumber: IEA

Tidak hanya nikel, lithium juga menjadi komponen penting dalam pembuatan baterai EV, yang semakin mendominasi industri otomotif global.

Potensi lithium di Indonesia membuka peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok global untuk kendaraan listrik.

Koordinator Mineral Pusat Sumber Daya Mineral, Batu Bara, dan panas Bumi Badan Geologi Kementerian ESDM, Moehammad Awaluddin mengungkapkan terdapat temuan potensi lithium yang besar di Wilayah Bledug Kuwu, Jawa Tengah. Saat ini tengah memfokuskan kajian temuan sumber lithium baru di wilayah tersebut.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengungkapkan bahwa potensi lithium di Bledug Kuwu dapat mencapai 1.000 PPM. Kendati demikian, pihaknya masih harus menindaklanjuti dan menyelidiki potensi keekonomiannya, apakah bisa dikembangkan atau tidak.

Warga RI Tertarik Mobil Hybrid

Penjualan HEV atau hybrid vehicle tercatat terus mengalami pertumbuhan. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil hybrid sepanjang 2023 sebanyak 54,179 unit atau tembus pangsa pasar sebanyak 5,4%.

Angka tersebut relatif mengalami kenaikan sejak 2019 yang hanya terjual 787 unit, tahun 2020 terjual 1.191 unit, tahun 2021 terjual 2.472 unit, kemudian melonjak pada 2022 sebesar 10.344 unit.

"Penjualan Kendaraan Listrik di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yang masih menjadi tantangan adalah harganya masih relatif mahal," ungkap Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara pada slide paparan di diskusi Forum Wartawan Otomotif (Forwot), Selasa (16/1/2024).

Penjualan BEV juga tumbuh meskipun tidak sebesar penjualan mobil hybrid.

Bagaimana dengan Bahan Baku Baterai EV di Dunia?

Berdasarkan data Badan Energi Internasional (IEA) mencatat penggunaan nikel merupakan komponen baterai listrik terbesar dengan pangsa pasar sebesar 60%. Sedangkan penggunaan baterai LFP pada mobil listrik hanya sebesar 27% pada tahun 2022.

Mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyebut beberapa keunggulan penggunaan nikel untuk mobil listrik, seperti baterai nikel berdensitas energi lebih tinggi. Hal ini berarti mobil listrik yang menggunakan baterai nikel dapat lebih tahan lama karena daya listriknya yang lebih tinggi.

Menurutnya, nikel itu lebih energi dense, bisa muat lebih banyak energi, lebih kecil, dan lebih ringan sehingga mobil Tesla-nya bisa pergi lebih jauh dalam sekali charge.

Di sisi lain, kinerja baterai LFP bisa menurun hingga 60% pada musim dingin. Bahkan, Lutfi menyebut baterai LFP dapat mati di bawah suhu -10 derajat. Kinerja baterai LFP bisa menurun hingga 60% di cuaca dingin. Baterai LFP bisa mati di suhu di bawah minus 10 derajat.

Sedangkan Tesla sendiri yang merupakan salah satu produsen EV terbesar di dunia pada 2021 menggunakan keduanya, baik nikel maupun LFP tergantung dari produk yang dijual.

Baterai LFP digunakan untuk kendaraan kelas standar Tesla, sementara baterai nikel digunakan untuk kelas mobil yang lebih premium.

Salah satu alasan penggunaan katoda berbahan LFP pada mobil listrik [Tesla Model 3] tipe Standard Range yakni karena jumlah bahan baku besi dan lithium sangat melimpah.

Tidak hanya menggunakan LFP, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bidang Percepatan Pengembangan Industri sektor ESDM, Agus Tjahajana Wirakusumah mengungkapkan saat ini Tesla memang tercatat masih menggunakan nikel sebagai komponen pembuatan baterai kendaraan listrik.

Agus mengatakan model mobil listrik yang ada saat ini masih menggunakan jenis baterai Nickel-Mangan-Cobalt (NMC). "Artinya yang model (EV Tesla) sekarang masih pakai NMC," jelas Agus saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (22/1/2024).

Sebagai contoh, model tipe S, X, dan Y saat ini masih menggunakan NMC.

Secara keseluruhan, Tesla EV saat ini mengandalkan tiga jenis katoda baterai yang berbeda: NCA (nikel-kobalt-aluminium), NCM (atau nikel-kobalt-mangan), dan LFP (atau litium-besi-fosfat).

NCA dan NCM dinilai cocok untuk kepadatan energi tinggi dan pengisian daya jarak jauh, sedangkan LFP cocok untuk biaya lebih rendah dan peningkatan stabilitas dan ke depan, tampaknya Tesla berencana untuk lebih condong ke katoda LFP.

Adapun, Tesla menggunakan baterai lithium-ion di mobilnya karena beberapa alasan. Namun, faktor terpentingnya adalah mereka memiliki kepadatan energi yang tinggi dan dapat menyimpan energi dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan ukurannya. Hal itu juga berarti mobil Tesla dapat mencapai jarak tempuh yang lebih jauh.

Baterai lithium-ion juga memiliki kemampuan pengisian daya yang cepat, sehingga cocok untuk kendaraan listrik sehingga pengemudi dapat mengisi ulang mobilnya dengan cepat dan dapat melanjutkan perjalanan, terutama bila baterai tersebut digabungkan dengan jaringan Supercharger Tesla.

Insentif Kendaraan Listrik di Indonesia

Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No 79/2023 tentang Perubahan atas Perpres No 55/2029 tentang Percepatan Program, Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

Lewat perubahan tersebut memberikan sejumlah insentif untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), termasuk untuk impor.

Dalam Perpres yang ditandatangani Jokowi pada 8 Desember 2023 itu, ia menurunkan syarat penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam kendaraan listrik.

Bagaimana Visi Misi Calon Presiden (Capres) 2024-2029 dalam Menghadapi EV?

Anies Baswedan selaku capres nomor urut 1 dalam visi misinya menjelaskan akan mengembangkan pusat industri baterai mobil listrik. Penggunaan kendaraan listrik akan digenjot khususnya melalui transportasi publik.

Sementara Prabowo Subianto dalam visi misinya mengatakan akan memperluas konversi BBM kepada gas dan listrik. Pengembangan ekosistem kendaraan listrik semakin gencar dengan cara menyediakan charging station dalam jumlah yang lebih banyak.

Sedangkan Ganjar Pranowo selaku capres nomor urut 3 lebih berfokus pada industri nikel agar penggunaan kendaraan listrik dapat lebih masif.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation