
Jangan Bingung! Ini Panduan Cari Cuan di Tahun Politik

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar Indonesia bersiap menghadapi gejolak tahun politik pada 2024. Data historis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama tahun politik menunjukkan IHSG aman dari guncangan tetapi kewaspadaan harus tetap ada.
Data Konferensi Pers Penutupan Perdagangan Tahun 2023, yang dirilis oleh IDX, mengungkapkan pola khusus dalam kinerja historis IHSG, ditandai dengan tren penurunan setahun sebelum Pemilihan Umum (Pemilu) dan pemulihan yang bersamaan dengan tahun pemilu. Tren bullish ini teramati secara nyata pada tahun 2009, 2014, dan 2019.
Kinerja jangka panjang IHSG menunjukkan pertumbuhan yang konsisten, sebagian didukung oleh perbaikan kondisi pasar dari sentimen global. Sentimen ini memainkan peran penting dalam memberikan kekuatan pada pasar saham selama periode pemilu. Namun, penting untuk dicatat bahwa tren negatif setahun sebelum pemilu disebabkan oleh sentimen negatif eksternal.
Source: Konferensi Pers Penutupan Perdagangan Tahun 2023
Krisis Hipotek Subprime Mortgage 2008
Tahun 2008 ditandai oleh krisis keuangan global yang dipicu oleh keruntuhan hipotek subprime di Amerika Serikat. Krisis ini merambat ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, menyebabkan penurunan substansial pada IHSG.
Meskipun Indonesia tidak menjadi pusat langsung dari krisis ini, dampak globalnya mendorong penurunan nilai IHSG. Penurunan ekonomi global dan ketidakpastian pasar keuangan internasional menyebabkan investor cenderung menarik modal dari pasar saham negara berkembang, termasuk Indonesia.
Peristiwa ini menekankan keterkaitan pasar saham Indonesia dengan dinamika ekonomi global, dan menjadi salah satu periode dalam sejarah pergerakan IHSG yang mencerminkan kerentanan terhadap peristiwa eksternal yang mempengaruhi stabilitas pasar keuangan. Kendati demikian, kebijakan perbaikan ekonomi didukung Pemilu 2009 mampu mendorong IHSG mengalami rebound mencapai 86,98%.
The Fed Tapering & Kenaikan Suku Bunga 2013
Pada tahun 2013, keputusan The Federal Reserve AS untuk mengurangi pelonggaran keuangan (tapering) dan kenaikan suku bunga memberikan dampak negatif pada IHSG. Hal ini menciptakan lingkungan yang menantang bagi para investor. Pasca penurunan IHSG 2013, pasar menunjukkan fase bullish pada periode 2014 dengan kenaikan 22,39% bersamaan dengan tahun politik kala itu.
Perang Dagang AS-China 2018
Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China pada tahun 2018 berdampak negatif pada pasar saham global, termasuk IHSG. Konflik perdagangan ini menciptakan ketidakpastian global dan meningkatkan risiko ketegangan ekonomi internasional.
Salah satu faktor yang memperparah persoalan ini disebabkan oleh AS dan China sebagai 2 negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Tentunya, kebijakan ini mengancam kinerja perusahaan Indonesia yang memiliki hubungan dagang dengan kedua negara tersebut. Ketidakpastian hubungan perdagangan internasional ini mempengaruhi kepercayaan investor. Kendati demikian, IHSG yang memasuki tahun politik pada 2019 berhasil membawa kenaikan sebesar 1,7%.
Risiko Resesi dan Inflasi 2023
Tahun 2023 disertai keprihatinan ekonomi global, terutama terkait risiko resesi, inflasi, dan tingginya suku bunga. Salah satu faktor yang menyebabkan adanya tantangan ini berasal dari tingginya inflasi yang disebabkan adanya commodity super cycle yang menyebabkan kenaikan harga bahan baku meningkat signifikan.
Untuk mengatasi hal tersebut, berbagai negara menetapkan kebijakan pengetatan suku bunga sebagai langkah antisipasi inflasi. Sebagai dampaknya, persoalan ini menyebabkan perlambatan ekonomi, sehingga mengancam terjadinya resesi. Faktor-faktor ini, terjadi baik di tingkat domestik maupun internasional, menciptakan tantangan bagi IHSG dan mempengaruhi sentimen pasar.
Kenaikan IHSG menjelang tahun politik 2024 sudah mulai terlihat pada penutupan perdagangan akhir tahun 2023 dengan IHSG yang mampu di tutup di level 7.272,80. Penguatan ini terjadi seiring dengan adanya pernyataan Jerome Powell yang mengisyaratkan untuk memangkas suku bunga 3x pada 2024. Pelaku pasar yang bersikap forward looking menyikapinya dengan adanya kenaikan mendahului dipangkasnya suku bunga.
Sentimen Global dan Tahun Politik Terhadap Kinerja IHSG
Trend historis IHSG, yang dipengaruhi oleh faktor eksternal, menunjukkan adanya korelasi antara sentimen global dan pasar saham Indonesia. Selain itu, adanya peristiwa politik, terutama pemilihan umum, memainkan peran kunci dalam membentuk kepercayaan investor dan dinamika pasar.
Sementara tren negatif menjelang pemilihan tampak jelas, penting untuk diakui bahwa ketahanan dan pemulihan IHSG selama tahun pemilu mencerminkan bahwa, meskipun ada kekhawatiran awal dan ketidakpastian, kejelasan politik yang diberikan oleh pemilu seringkali menyuntikkan kepercayaan ke pasar.
Pertumbuhan jangka panjang IHSG secara keseluruhan menjadi bukti ketahanan ekonomi Indonesia dan sentimen positif yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Peningkatan kondisi ekonomi global setelah krisis telah berkontribusi pada penguatan pasar saham yang terjadi beriringan dengan siklus pemilu.
Faktor positif, seperti kebijakan bank sentral, insentif perekonomian, dan peningkatan minat investasi asing, telah berperan dalam mendukung laju positif IHSG. Upaya pemerintah untuk menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif dan menarik modal asing tercermin dalam kinerja pasar saham.
Memahami pergerakan historis IHSG memberikan gambaran bagi investor terkait peluang yang ditawarkan oleh tahun politik 2024. Meskipun tren historis memberikan panduan, penting bagi investor untuk mempertimbangkan keunikannya setiap siklus pemilu dan dinamika global yang terus berkembang. Salah satu faktor yang dapat menjadi pertimbangan terkait dengan kenaikan IHSG sudah terjadi lebih awal dengan kinerja positif IHSG pada 2023.
Investor disarankan untuk tetap waspada dan proaktif, menyesuaikan portofolio mereka sebagai respons terhadap dinamika pasar. Diversifikasi, tetap mengikuti perkembangan tren ekonomi global, dan memantau perkembangan politik secara cermat adalah aspek kritis dari strategi investasi yang kuat.
Seiring Indonesia mendekati tahun politik 2024, kinerja historis IHSG menjadi pedoman bagi investor yang menghadapi ketidakpastian pasar. Pola yang teramati dalam siklus pemilu sebelumnya, yang ditandai oleh penurunan sebelum pemilihan dan pemulihan berikutnya, memberikan wawasan berharga tentang peluang 'timing the market'.
Sementara faktor eksternal membawa tantangan dan menunjukkan ketangguhan IHSG di tengah ketidakpastian global menegaskan kekuatan ekonomi Indonesia. Investor didorong untuk mengadopsi pendekatan strategis, memanfaatkan data historis dan tetap memperhatikan perkembangan domestik dan internasional.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mza/mza)