
Mahfud Janji Buka Jutaan Lapangan Kerja Baru, Ini Syaratnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut-3 Mahfud MD berjanji untuk menciptakan lapangan kerja baru sebanyak 17 juta. Untuk mewujudkan itu maka pertumbuhan ekonomi harus tinggi dan korupsi harus dibasmi.
Dalam debat cawapres, Jumat (22/12/2023), Mahfud dan pasangannya Ganjar Pranowo mengungkapkan sejumlah komitmen mereka.
"Ganjar Mahfud menyiapkan 21 program unggulan senilai Rp 2500 triliun selama lima tahun yaitu satu (program) 17 juta lapangan kerja," tutur Mahfud dalam debat cawapres, Jumat (22/12/2023).
Dalam visi dan misi calon presiden (capres) Ganjar Pranowo dan cawapres Ganjar Pranowo menyebutkan mereka akan berkomitmen untuk memastikan penyerapan angkatan kerja baru setiap tahun. Keduanya juga berjanji mengurangi jumlah pengangguran hingga mencapai tingkat penyerapan tenaga kerja optimal.
Lapangan kerja menjadi salah satu persoalan besar di Indonesia. Salah satunya karena kualitas sumber daya manusia Indonesia. Struktur tenaga kerja Indonesia mayoritas atau 56,33% adalah lulusan SMP ke bawah, kemudian 31,34% lulusan SMA, dan hanya 12,32% lulusan perguruan tinggi.
Dengan kondisi tersebut, produktivitas tenaga kerja Indonesia menurut ILO hanya memiliki output sebesar US$13 per jam atau masih di bawah Singapura US$74, Brunei Darussalam US$56, Malaysia US$26, dan Thailand US$15.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angkatan kerja di Indonesia rata-rata bertambah sekitar 2,6 juta per tahun dalam empat tahun terakhir. Setiap tahunnya penduduk usia produktif memasuki dunia kerja sebanyak 1,8 juta dari sekolah menengah atas, dan 1,7 juta dari perguruan tinggi.
Sementara itu, tingkat pengangguran ada di kisaran 8,3 juta.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan penyerapan tenaga kerja dari investasi yang masuk di Indonesia hanya mencapai 1,07 juta per tahun.
Persoalan lain dalam pembukaan lapangan kerja adalah ekonomi yang tidak cukup tinggi. Karena itulah, Mahfud mengatakan Indonesia seharusnya mampu tumbuh tinggi hingga 7% untuk membuka banyak lapangan kerja.
Data BPS menunjukkan rata-rata pertumbuhan ekonomi dalam 10 tahun terakhir hanya berada di angka 4,2%.
Dia menegaskan pemberantasan korupsi menjadi salah satu kunci dalam memperbaiki kualitas pembangunan, termasuk dalam menciptakan lapangan kerja.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melonjak hingga 7% jika kasus korupsi bisa diberantas dengan maksimal.
"Hanya karena kebodohan kita kita tidak bisa menaikkan pertumbuhan ekonomi menjadi 7% karena kita ini kaya raya dengan Sumber Daya Alam. Masalahnya banyak korupsi dan infesiensi,"ujar menteri Koordinator Bidang Politik, Hukuman tersebut
Dia mengingatkan korupsi tersebut justru terjadi di kalangan yang seharusnya menopang pertumbuhan seperti eksekutif, yudikatif, dan legislatif.
"Kita injak bumi ada korupsi di tanah dan pertambangan. Kita ke laut ada korupsi di masalah kelautan. Kita melihat udara di pesawat terbang kita ternyata juga banyak korupsi," imbuhnya.
v
Data Indonesia Coruption Watch memang menunjukkan korupsi banyak terjadi di kalangan eksekutif seperti pejabat pemerintah dan legislatif.
Berdasarkan pemetaan jabatan, ICW mengidentifikasi setidaknya terdapat 25 latar belakang profesi yang terjerat kasus korupsi. Jumlah pelaku yang terlibat mencapai 1.396 di mana terbanyak adalah Pegawai Pemerintahan Daerah yakni 365 atau 26,15%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)