Macro Insight

Dunia Penuh Ancaman, Jokowi Punya Pesan Penting Buat Warga RI

Revo M, CNBC Indonesia
22 December 2023 16:55
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 dengan tema
Foto: Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 dengan tema

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan 2024 merupakan tahun penuh dengan optimisme. Keyakinan tersebut disampaikan dengan pertimbangan kondisi ekonomi saat ini.

Sebagai catatan, kondisi ekonomi global diperkirakan masih penuh ketidakpastian pada 2024 mendatang. Semua negara kini mulai bersiap karena dianggap tekanan yang akan dihadapi juga tidak lebih mudah dibandingkan dengan saat ini. Namun, Jokowi mengingatkan kondisi Indonesia jauh lebih baik. Karena itulah dia berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap optimis.

"Memasuki 2024 ini kita tidak punya alasan untuk tidak optimis. Tahun 2024 saya namai tahun yang harus penuh dengan optimisme," tutur Jokowi di Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia di St Regis, Jumat (22/12/2023).

International Monetary Fund (IMF) memproyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2024 hanya sebesar 2,9% turun dari proyeksi untuk 2023 sebesar 3%. Proyeksi itu pun telah turun dari kondisi 2022 sebesar 3,5%. World Bank memperkirakan 2024 hanya tumbuh 2,4% sedikit naik dari 2023 yang pertumbuhannya hanya 2,1%.

Sementara pertumbuhan ekonomi global menurut Bank Indonesia (BI) tahun 2024 diperkirakan hanya tumbuh 2,8% atau lebih rendah dibandingkan IMF namun lebih tinggi dibandingkan World Bank.

Menurut Jokowi, ia menilai meskipun kondisi global tidak begitu baik, namun Indonesia tidak punya alasan untuk tidak optimis. Berikut ini pertimbangan Jokowi menilai optimisme Indonesia pada 2024.

1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak kuartal IV-2021 hingga kuartal II-2023 tercatat bertengger di atas 5% meskipun pada kuartal III-2023 tercatat sedikit lebih rendah yakni di angka 4,94%.

"Pertama alasan ekonomi, kita tahu di sepanjang triwulan tahun 2023 ekonomi Indonesia masih tumbuh di kisaran 5%, jauh lebih tinggi dari rata-rata global yang hanya tumbuh 2,9%. Ini patut kita syukuri Alhamdullilah," kata Jokowi.

Secara umum pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 5% dalam dua tahun terakhir. Pertumbuhan yang cukup tinggi ini mengindikasikan kuatnya perekonomian domestik sebagai emerging country jika dibandingkan dengan negara lainnya.

Artinya ruang pertumbuhan Indonesia tergolong cukup lebar didukung pula dengan bonus demografi yang semakin dekat dicapai. Dengan begitu, akan semakin banyak masyarakat yang berusia produktif dan akhirnya dapat berkontribusi pada penciptaan Produk Domestik Bruto (PDB).

Sebagai catatan, Indonesia diperkirakan akan menghadapi era bonus demografi pada 2030 hingga 2040 mendatang. Bonus demografi yang dimaksud adalah proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar jika dibandingkan dengan usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia.

2. Inflasi Indonesia yang Terjaga Rendah Sesuai Target

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa inflasi Indonesia periode November sebesar 2,86% (year on year/yoy) atau naik dari Oktober yang sebesar 2,56%. Angka ini tergolong rendah dibandingkan negara lain dan masih dalam rentang target BI yakni 2-4%.

"Inflasi Indonesia sekitar 2,86%, sedangkan negara-negara lain sangat kesulitan menjaga inflasi. Inflasi Indonesia ini jauh di bawah rata-rata inflasi global yang berkisar 7,2%." ujar Jokowi.

Untuk diketahui, negara-negara lain saat ini cukup kesulitan dalam menjaga inflasi. Inflasi Indonesia ini jauh di bawah rata-rata inflasi global yang berkisar 7,2%.
Inflasi Turki, misalnya, menembus 61,98% pada November 2023 sementara Singapura masih 4,7%.

3. Penyerapan Tenaga Kerja yang Baik

Menyitir data BPS, total angkatan kerja Indonesia data per Agustus 2023 mencapai 147,71 juta orang atau bertambah 3,99 juta orang dibanding Agustus 2022. Sementara itu, penduduk yang bekerja sebanyak 139,85 juta orang atau naik sebanyak 4,55 juta orang dari Agustus 2022.

Dengan demikian, jumlah tenaga kerja yang diserap lebih tinggi dari penambahan jumlah angkatan kerja baru. Selain itu, proporsi pekerja formal pun terus mengalami peningkatan yang didorong oleh bertambahnya proporsi penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai.

Pada Agustus 2023 pun tercatat rasio penduduk bekerja terhadap jumlah penduduk usia kerja (Employment to Population Ratio/EPR) mencapai 65,79 atau naik 1,18 poin dibandingkan Agustus 2022.

Jika dilihat lebih rinci, EPR umur muda (15-24 tahun) juga mengalami peningkatan dari 38,36 pada Agustus 2022 menjadi 40,21 pada Agustus 2023. Sementara EPR umur dewasa (lebih dari 25 tahun) menunjukkan kenaikan dari 71,6 pada Agustus 2022 menjadi 72,55 pada Agustus 2023.

4. PMI Manufaktur Masih Ekspansif

Aktivitas manufaktur Indonesia mulai membaik pada November 2023 setelah ambruk dalam dua bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut tercermin dalam data Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis S&P Global awal bulan ini.

PMI manufaktur Indonesia naik tipis ke angka 51,7. Angka ini merupakan perbaikan setelah indeks PMI terjun ke 51,5 pada Oktober 2023, level terendah dalam lima bulan terakhir. PMI sempat jatuh selama dua bulan beruntun pada September dan Oktober 2023.

PMI manufaktur Indonesia sudah berada dalam fase ekspansif selama 27 bulan terakhir. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.

5. Neraca Perdagangan Surplus Beruntun

Tren surplus neraca perdagangan Indonesia kembali berlanjut pada November 2023. BPS mengumumkan surplus kali ini mencapai US$2,41 miliar.

Surplus ini merupakan beruntun untuk ke-43 kali. Sekaligus menandakan Jokowi sebagai sebagai raja dagang pasca reformasi. Sebelumnya posisi ini dipegang oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Secara kumulatif Januari-November 2023, surplus neraca dagang Indonesia sebesar US$ 33,63 miliar.

6. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dalam Zona Optimis

Survei Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) BI bulan November 2023 sedikit lebih rendah menjadi 123,6 dari periode sebelumnya yang berada di angka 124,3. IKK saat ini dalam kategori optimis karena berada lebih dari 100.

"Indeks keyakinan konsumen pada November juga berada di angka 123,6." kata Jokowi.

Tetap kuatnya keyakinan konsumen didorong oleh Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tetap optimis. IKE tetap terjaga terutama didukung oleh Indeks Pembelian Barang Tahan Lama. Sementara itu, IEK tetap kuat ditopang oleh Indeks Ekspektasi Penghasilan dan Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha.

Berdasarkan keenam data tersebut, Jokowi meyakini optimisme perlu hadir bagi Indonesia pada tahun 2024.

"Artinya keyakinan kuat terhadap kondisi ekonomi kita ini. Kok diem semua? Optimis dong optimis harus optimis. Kok diem ada apa. Saya bilang kita menyampaikan di sini optmisime kok diem semua," katanya.

Tantangan Bagi Indonesia di 2024

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa terdapat kondisi ekonomi global yang masih mengalami tekanan yang besar imbas lonjakan inflasi, suku bunga, hingga memanasnya tensi geopolitik.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga mengatakan, tekanan ekonomi global pada 2024 tidak makin mudah, dipicu oleh volatilitas harga komoditas yang masih tinggi mengingat tensi geopolitik yang belum mereda dan akan semakin meningkat.

Tingkat pengetatan kebijakan moneter negara maju yang menekan aliran modal asing di negara-negara berkembang pun ia perkirakan masih akan terjadi, seiring dengan pertumbuhan ekonomi China di bawah perkiraan yang dapat mengganggu rantai pasok global, serta kerentanan ketahanan pangan dan energi akibat perubahan iklim.

Kekhawatiran akan tensi geopolitik khususnya antara Rusia dan Ukraina yang belum kunjung usai juga ditambah dengan perang Hamas dan Israel yang baru-baru ini muncul, cukup menakutkan pasar karena berpotensi berdampak pada kelangkaan minyak jika kondisi perang ini semakin melebar.

Jika hal tersebut terjadi, maka harga minyak dunia dapat mengalami apresiasi dan berujung pada naiknya harga barang/inflasi. Alhasil, suku bunga akan berada dalam kondisi yang tinggi dalam waktu yang cukup lama (higher for longer).

Untuk mengatasi ancaman global tersebut, Airlangga mengungkapkan tiga mesin ekonomi yang akan digerakkan dan dioptimalkan.

Pertama ialah mesin ekonomi konvensional yang perlu direvitalisasi dan diperbesar kapasitasnya sehingga terjadi peningkatan produktivitas yang tinggi. Revitalisasi mesin ini termasuk memperbesar investasi baru dan meningkatkan ekspor.

"Untuk itu pemerintah segera membuka pasar yang lebih luas, diantaranya melalui penyelesaian perundingan dagang-investasi I-EU CEPA (Indonesia- European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement) dan CP-TPP (Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership) untuk menyasar pasar Amerika Latin, serta segera menjadi bagian dalam OECD," tegasnya.

Kedua, ialah mesin ekonomi baru yang nantinya berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan di masa depan. Mesin ekonomi baru ini mencakup penerapan aplikasi digital dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam berbagai sektor ekonomi termasuk pertanian, manufaktur, kesehatan, hingga transportasi.

Ketiga yaitu menyempurnakan mesin ekonomi Pancasila, yakni mesin ekonomi yang berkeadilan. Mesin ekonomi ini akan menjaga kesinambungan sosial ekonomi kita yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Partisipasi masyarakat luas akan dicapai apabila semua penduduk sehat, berpendidikan, mendapatkan pekerjaan yang layak.

CNBCINDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags


Related Articles

Most Popular
Recommendation