IPO Buat Bayar Utang, Prospek AYAM Menarik?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
16 November 2023 13:20
(CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor unggas (poultry) bakal kedatangan emiten baru yakni PT Janu Putra Sejahtera. Emiten ini rencananya bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir November ini melalui aksi korporasi Initial Public Offering (IPO) dengan kode saham AYAM.

Berikut tanggal pelaksanaan IPO AYAM :
Masa penawaran awal : 10 - 16 November 2023
Tanggal efektif : 23 November 2023
Masa penawaran umum perdana saham : 24 - 28 November 2023
Tanggal penjatahan : 28 November 2023
Tanggal distribusi saham secara elektronik : 29 November 2023
Tanggal pencatatan perdana di BEI : 30 November 2023

Rencana & Penggunaan Dana IPO AYAM

Melalui IPO, PT Janu Putra Sejahtera Tbk bakal mengeluarkan saham baru sebanyak-banyaknya 800 juta saham yang setara 20% kepemilikan publik atau free float. Harga yang ditawarkan sendiri berkisar Rp100-Rp110 per sahamnya, dengan begitu AYAM potensi mendapatkan dana segar senilai Rp80- Rp88 miliar.

Dari dana tersebut, mayoritas digunakan untuk pembelian tanah untuk membangun kandang ayam dan fasilitas untuk menetaskan telur, sebagian juga digunakan untuk bayar utang pada entitas asosiasi perseroan, PT Janu Putra Abadi dan sisanya digunakan untuk pembelian parent stock ayam berusia satu hari, berikut rincian lebih lengkapnya terkait penggunaan dana IPO AYAM :

Sekilas tentang bisnis AYAM

Sesuai dengan kode sahamnya bisnis PT Janu Putra Sejahtera Tbk bergerak dalam bisnis peternakan ayam dan rumah potong ayam. Untuk saat ini, perseroan memiliki dua lokasi kandang breeding Parent Stock yang berlokasi di Ngawis dan Purbalingga. Sedangkan, peternakan Ayam Broiler berlokasi di Klerong dan Sleman. Kemudian untuk produk dan jasa yang dijual perseroan meliputi beberapa hal sebagai berikut :

Bagaimana Bisnis Perseroan Menghasilkan Profitabilitas?

Dengan berbagai operasional bisnis yang diupayakan perusahaan, AYAM hingga Mei 2023 menghasilkan penjualan sebesar Rp115,66 miliar. Nilai tersebut turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp148,97 miliar. Berdasarkan data prospektus, penjualan selama tiga tahun terakhir (2020-2022) juga terpantau dalam tren penurunan.

Kendati demikian, perusahaan bisa melakukan efisiensi dari sisi beban, sehingga bottom line tetap terjaga tumbuh positif. Hingga lima bulan pertama 2023, laba bersih tercatat Rp4,25 miliar, meningkat nyaris dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kemampuan perusahaan yang masih bisa mempertahankan laba positif juga tercermin pada gross profit margin (GPM) dan net profit margin (NPM) yang nilainya terjaga positif. Di lain sisi, dari utang perusahaan masih mencatatkan nilai yang cukup tinggi terlihat dari gearing ratio di atas satu kali, sehingga tak heran perusahaan memerlukan penambahan modal dari IPO untuk menyehatkan neracanya.

Prospek Bisnis & Industri

Sebagai perusahaan di industri perunggasan, AYAM memiliki prospek yang potensial semakin bertumbuh di Indonesia. Pasalnya, faktor seperti demografi penduduk yang mayoritas muslim yang mengonsumsi ternak unggas sebagai alternatif makanan halal, juga mendukung permintaan produk peternakan ayam.

Peningkatan konsumsi nasional daging ayam didukung oleh pertumbuhan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan secara umum, dan peningkatan pengetahuan gizi oleh masyarakat.

Berdasarkan Outlook Komoditas Peternakan Daging Ayam Ras Pedaging yang diterbitkan oleh Kementerian Pertanian, Harga daging Ayam Broiler di level konsumen akhir memiliki trend yang meningkat secara jangka panjang, dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 3,04% per tahun. Secara rata-rata, peningkatan tersebut relatif seiring dengan peningkatan rata-rata inflasi di Indonesia dan diperkirakan dalam jangka panjang, kedepannya kenaikan harga masih akan seiring dengan inflasi.

Kemudian, di industri ayam petelur secara umum memiliki trend meningkat dari tahun 2017 - 2022. Dari data yang diperoleh dari Kementerian Pertanian, CAGR pertumbuhan konsumsi telur dalam kurun waktu tersebut adalah sebesar 2,51%. Berdasarkan Outlook Komoditas Peternakan Telur Ayam Ras yang diterbitkan oleh Kementrian Pertanian, diproyeksikan konsumsi atas telur ayam akan mengalami peningkatan yang juga relatif moderat.

Dari sisi harga di level konsumen, harga telur ayam relatif stabil selama kurun waktu 2018 - 2021. Hal ini dinilai cukup wajar mengingat telur ayam merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat dimana pemerintah akan berupaya untuk menjaga tingkat harganya.

Meskipun secara umum industri Ayam Broiler maupun ayam petelur relatif berada pada tahap mature, namun daging ayam dan telur ayam merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Dengan penduduk yang akan terus bertumbuh, permintaan akan daging ayam dan telur ayam juga akan bertumbuh.

Kendati demikian, industri ini memiliki tingkat persaingan yang sangat tinggi sehingga perusahaan harus bisa menjaga pangsa pasarnya, supaya bisa bertahan dalam jangka panjang. Faktor lain yang harus diwaspadai ada risiko dari wabah flu burung, risiko ini cukup berdampak pada operasional bisnis karena bisa mempengaruhi ketersediaan pasokan persediaan maupun mempengaruhi tingkat permintaan dari masyarakat sebagai dampak kehati-hatian atas produk-produk unggas.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation