Earning Report

Laba DBS Group Terbang, Tembus Rp 30 Triliun

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
06 November 2023 18:30
DBS Bank
Foto: REUTERS/Edgar Su
  • Laba bersih kuartal-III 2023 Grup DBS naik 18% menjadi SGD$2,63 miliar.
  • Pertumbuhan terjadi seiring dengan rasio NIM perseroan yang semakin tebal akibat era suku bunga tinggi yang diperkirakan akan berlangsung panjang dan keberhasilan integrasi Citi Taiwan.
  • Kinerja 2024 diperkirakan masih akan mampu bertumbuh di tengah terpaan badai makro ekonomi dan ancaman geopolitik.

 Jakarta, CNBC Indonesia - Grup DBS yang merupakan pemberi pinjaman terbesar di Asia Tenggara mencatat lonjakan laba pada kuartal-III 2023 di tengah era suku bunga tinggi.

Dalam laporan yang dirilis pada Senin (6/11/2023), DBS melaporkan laba bersih sebesar SGD 2,63 miliar ($1,94 miliar)  atau sekitar Rp 30,2 triliun pada kuartal III-2023, melonjak 18% dibandingkan dengan tahun lalu (year on year/yoy). Angka ini lebih tinggi dari estimasi analis yang disusun oleh LSEG, yang memperkirakan estimasi laba kuartalan sebesar SG$2,5 miliar.

Kenaikan laba bersih terjadi di tengah kebijakan suku bunga tinggi, termasuk bank sentral banyak negara dunia termasuk Singapura (Monetary Authority Singapore/MAS).

Bank Sentral Singapura telah agresif menaikkan suku bunga sejak tahun lalu. Bank Sentral MAS mempertahankan suku bunganya pada 2 kuartal pertama 2022 di kisaran 0-1%, namun pengetatan keuangan mulai dinaikkan pada kuartal ketiga tahun lalu dan terus bertahan mendekati level 4%.

Tingginya suku bunga menyebabkan bunga kredit yang juga tinggi, sehingga pendapatan sektor perbankan akan semakin tinggi. Kenaikan suku bunga relatif mendorong laju bunga kredit kencang, bahkan lebih cepat dibanding bunga deposito.

Alhasil, margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM), yang merupakan ukuran profitabilitas pinjaman, berada pada angka 2,19% pada kuartal ketiga, lebih tinggi dari 1,90% pada periode yang sama tahun lalu. Tingkat NIM Grup DBS terpantau memuncak pada kuartal-III 2023 dibanding dua kuartal sebelumnya.

Hal ini sejalan dengan pernyataan CEO DBS, Piyush Gupta "Kami mencapai rekor pendapatan pada kuartal III-2023 karena margin bunga bersih terus meningkat dan pertumbuhan pendapatan non-bunga di buku komersial tetap terjaga."

Di tengah kenaikan margin bunga bersih, Grup DBS juga mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 1% (quartal to quartal/qtq). Kenaikan ini disebabkan oleh lonjakan dari Citi Taiwan yang baru saja terintegrasi. Tanpa adanya tambahan kredit dari Citi Taiwan, DBS mencatatkan penurunan kredit yang diakibatkan oleh mahalnya biaya pinjaman.

DBS juga mencatatkan kenaikan tingkat deposit sebesar 2% yang menjadi sentimen positif untuk perseroan dapat menyalurkan kredit dengan nilai lebih tinggi yang juga didorong oleh kontribusi Citi Taiwan.

Kenaikan pendapatan tidak hanya terlihat dari sisi kredit, pendapatan yang diperoleh dari biaya juga mengalami kenaikan yang utamanya dari jasa pengelolaan kekayaan dan kartu. Dari segi biaya yang digunakan untuk memperoleh pendapatan (CIR), DBS membukukan nilai yang cukup rendah berada di 39%.

Prospek DBS Ke Depan

Ketidakpastian perlambatan makro ekonomi dan risiko geopolitik global menjadi ancaman kinerja DBS ke depan. Namun, kondisi neraca yang solid, likuiditas yang memadai, dan berbagai kondisi keuangan perseroan menjadi sentimen yang mampu menopang kinerja DBS dari terpaan badai ancaman global.

"Saat kita memasuki tahun mendatang, suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama akan memberikan manfaat bersih terhadap pendapatan, sementara neraca keuangan kami yang solid dengan likuiditas yang memadai, cadangan penyisihan umum yang bijaksana, dan rasio permodalan yang sehat akan memberi kami penyangga yang kuat terhadap ketidakpastian makro," kata Gupta.

Di sisi lain, era suku bunga tinggi yang kemungkinan dipertahankan lebih lama akan menjadi sentimen positif untuk mendukung tingkat NIM perusahaan tetap tebal. Namun, terdapat kemungkinan DBS akan mengalami penyusutan dari sisi pertumbuhan kredit.

Perseroan juga memandang kemungkinan pertumbuhan dari pendapatan biaya jasa dari pengelolaan dan kartu yang menunjukkan tren kenaikan.

DBS sebagai bank terbesar Singapura diproyeksikan masih akan mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja tahun depan satu digit persen, dengan rincian total pendapatan yang akan bertumbuh lebih kencang dibanding biaya yang dikeluarkan.

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

 

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation