
The Fed Tahan Suku Bunga, Tiga Sektor Ini Bisa Kasih Cuan

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Indonesia bergerak sumringah pada perdagangan Kamis (2/11/2023) setelah keputusan The Federal Reserve (The Fed) sesuai dengan ekspektasi pasar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat 1,64% di level 6.751,39 pada perdagangan Kamis (2/11/2023). Penguatan didorong dari kenaikan sembilan sektor dan penurunan dua sektor.
Diketahui, Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50%. Namun, The Fed menegaskan jika inflasi belum turun secepat keinginan mereka sehingga potensi kenaikan suku bunga masih ada.
Seperti diketahui, The Fed mengerek suku bunga secara agresif sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli tahun ini.
Keputusan The Fed dalam menahan suku bunga berpengaruh positif terutama terhadap tiga sektor yakni komoditas emas, teknologi dan properti.
Ketika The Fed menahan suku bunga, dolar AS melemah terhadap rupiah. Pada perdagangan Kamis (2/11/2023), rupiah menguat terhadap dolar AS sebesar 0,50% di level Rp15.850/US$1.
Melemahnya dolar, membuat rupiah dan emas lebih menarik bagi para pelaku pasar. Beberapa saham emas bergerak volatile pada perdagangan Kamis (2/11/2023).
Sektor teknologi yang rentan terhadap sentimen suku bunga juga berimbas positif terhadap keputusan The Fed kemarin.
Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi salah satu faktor pendorong kenaikan IHSG pada perdagangan kemarin. GOTO diketahui memiliki market cap Rp85,30 triliun.
Selain sektor teknologi, sektor properti juga rentan terhadap sentimen suku bunga. Kabar baik dari AS membuat sektor properti termasuk dalam negeri berimbas positif.
Keputusan The Fed dalam menahan suku bunga berimbas positif terhadap beberapa sektor di dalam negeri secara tidak langsung. Namun, kenaikan beberapa harga saham dalam jangka panjang, secara langsung dipengaruhi dari sisi kinerja dan kebijakan ekonomi dalam negeri.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.