
Kebakaran! Bursa Asia Jadi Lautan Merah, Ulah Amerika?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari 1% hingga meninggalkan level psikologis 6.800 pada Senin (23/10/2023) di tengah memerahnya bursa regional seiring imbal hasil (yield) US Treasury tenor 10-tahun kembali menembus level 5%.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup ambles 1,57% ke 6.741,96. Ini merupakan level terendah sejak 10 Juli 2023. Mayoritas saham big cap pun memerah seiring 430 saham turun dan hanya 148 saham yang naik-sedangkan, 175 saham sisanya stagnan.
Saham batu bara dengan kapitalisasi pasar (market cap) besar PT Bayan Resources Tbk (BYAN) juga merosot 4,81%, menjadi pemberat IHSG pada Senin, dengan kontribusi terhadap penurunan IHSG sebesar 15,21 poin.
Tidak hanya BYAN, saham emiten geotermal milik Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), yang sejak melantai di bursa pada 9 Oktober 2023 menjadi penggerak bursa berkat lonjakan harga yang fantastis, pun turun tajam sebesar 7,20% ke Rp3.740/saham.
Ini adalah kali kedua saham BREN ditutup melemah, setelah turun 0,49% pada Jumat (20/10) pekan lalu. Sebelumnya, saham BREN melonjak sembilan hari beruntun.
Pada Senin (23/10/2023), saham BREN menjadi pemberat nomor 1 IHSG, yakni meyumbang penurunan IHSG hingga 11,24 poin. Padahal, selama Oktober (bahkan sejak awal tahun/YtD), BREN merupan top movers IHSG, dengan sumbangan lebih dari 100 poin.
Belum lagi, emiten tembaga-emas Grup Salim PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), yang juga movers kedua IHSG selama Oktober dan YtD, ditutup stagnan hari ini. AMMN listing di bursa sejak 7 Juli 2023.
Selain itu, nama-nama besar lainnya yang menjadi pemberat IHSG, di antaranya TLKM (-10,52 poin terhadap IHSG), BBCA (-8,58 poin), BMRI (-6,83 poin), dan BBRI (-5,84 poin).
Bursa Asia 'Kebakaran'
Bursa Asia-Pasifik terus mengalami aksi jual menjelang minggu terakhir rilis data inflasi dari seluruh wilayah dan angka produk domestik bruto (PDB) kuartal ketiga Korea Selatan.
Australia akan merilis angka inflasi bulan September pada Rabu (25/10/2023) sedangkan Jepang akan merilis angka inflasi Tokyo pada Jumat. Inflasi di Tokyo dianggap sebagai indikator utama angka inflasi nasional. Tingkat inflasi Singapura pada September sedikit meningkat menjadi 4,1% dari 4% pada Agustus 2023, sejalan dengan ekspektasi.
Pada Senin, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,82% menjadi ditutup pada 6,844.1, memperpanjang penurunan dari minggu lalu.
Indeks Nikkei 225 Jepang tergelincir 0,83%, ketiga kalinya indeks ditutup di bawah angka 31,000 bulan ini. Sebelum Oktober, angka tersebut telah bertahan di atas 31.000 sejak Mei. Topix turun 0,75% dan berakhir pada 2,238.81.
Bursa Thailand ditutup melemah 1,66%, bursa Vietnam ambruk 1,31%, dan bursa Singapura Straits Time melandai 0,76%.
Selanjutnya, indeks Kospi Korea Selatan ditutup minus 0,76% pada 2,357.02, menandai kerugian hari ketiganya. Sementara, Kosdaq membalikkan kenaikan sebelumnya dan berakhir turun 0,72% dalam kerugian harian keempat berturut-turut.
Bursa Hong Kong tutup untuk perayaan hari libur, tetapi indeks CSI 300 Tiongkok daratan ditutup ambles 1,04% hingga merosot ke level penutupan terendah sejak Februari 2019 di 3,474.24. Indeks Straits Times Singapura juga terperosok hingga 0,76%.
Imbal hasil Treasury AS naik pada Senin, berada di sekitar level tertinggi lagi sejak 2007 karena investor terus menilai prospek suku bunga bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) yang lebih tinggi untuk jangka panjang
Imbal hasil atau yield obligasi Treasury 10-tahun ditutup di posisi 4,85% tetapi sempat melonjak ke 5,012%. Sedangkan imbal hasil obligasi Treasury 30-tahun naik sekitar 8 basis poin menjadi 5,173%. Yield bergerak berbanding terbalik dengan harga obligasi. Imbal hasil yang naik menandai harga obligasi yang jatuh karena dijual investor.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(RCI/RCI)