
Saham BUMN Karya Hilang Gairah, Suku Bunga Jadi Ancaman Baru

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten BUMN Karya kehilangan momentum usai sempat mengalami pembalikan tren penguatan pada September lalu. Apa yang tengah terjadi?
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (23/10/2023), saham PT PP (Persero) Tbk (PTPP), misalnya, ambles 2,9% secara harian. Ini membuat saham PTPP turun 6,2% selama sepekan.
Saham PTPP sempat melonjak 50,4% selama periode 5-25 September 2023. Namun, usai menembus Rp835/saham pada intraday 25 September, saham PTPP kemudian membalik tren, dengan minus 20%.
Kemudian, saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) melemah 1,8% secara harian. Dalam seminggu, saham ADHI terkoreksi 0,88%. Mirip PTPP, saham ADHI sempat melejit 23% selama 4-25 September 2023, sebelum ambles 14% sejak periode tersebut hingga 23 Oktober 2023.
Selanjutnya, saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) minus 1% pada Senin, membuat kinerja sepekan menjadi turun 1% pula. Saham WIKA juga pernah reli 32% dari 29 Agustus 2023 hingga perdagangan intraday 26 September. Ini sebelum akhirnya saham WIKA ambles 23% sejak September hingga 23 Oktober 2023.
Sejumlah saham konstruksi swasta hingga anak BUMN Karya juga merosot padan Senin. Untuk menyebut beberapa, PT Acset Indonusa (ACST) milik GrupAstra turun 4,4%, PT Nusa Raya Cipta (NRCA) minus 2,30%, PT. Wijaya Karya Bagunan Gedung (WEGE) terkoreksi 2,06%, hingga PT. Wijaya Karya Beton (WTON) minus 0,7%.
Penurunan saham-saham konstruksi tampaknya terjadi seiring aksi ambil untung dan di tengah minimnya katalis baru untuk sektor tersebut.
Apalagi, risiko kenaikan suku bunga kembali menyeruak ke permukaan usai Bank Indonesia (BI) secara tak terduga kembali mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) menjadi 6%.
Rezim suku bunga tinggi bisa mendorong kenaikan beban bunga pinjaman emiten konstruksi dan pada gilirannya menekan bottom line alias laba bersih perusahaan. Sementara, katalis positif untuk sektor ini berasal dari APBN infrastruktur yang naik 7,8% secara tahunan pada 2023, suntikan modal dari pemerintah (PMN) yang bisa memperbaiki likuiditas dan proses restrukturisasi utang.
Belum lagi, mega proyek Ibu Kota Negara (IKN) Kalimantan yang menjadi proyek jangka panjang untuk emiten BUMN Karya.
Menurut penjelasan Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi IKN Agung Wicaksono pada 11 Oktober 2023, dikutip dari riset CGS-CIMB (11 Oktober 2023), pembangunan IKN sesuai jadwal, dengan pembangunan wilayah inti IKN (KIPP) mencapai 51% pada September 2023.
Agung mengklaim, perkembangan infrastruktur konektivitas IKN (yaitu jalan tol dan pelabuhan), kantor pemerintahan, perumahan unit, dan sistem pengelolaan air telah mencapai 61%, 42%, 71% dan 69% pada September 2023. Proyek IKN juga mulai berkontribusi bagi kinerja emiten BUMN Karya. Salah satunya adalah PTPP.
PTPP mencatat laba bersih senilai Rp 124 miliar di semester I 2023. Capaian tersebut naik 11,08% jika dibandingkan dengan perolehan laba di semester I 2022 sebesar Rp 112 miliar.
Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi mengatakan, kenaikan laba tersebut dikontribusi oleh laba ventura bersama termasuk proyek IKN di sektor gedung dan infrastruktur. Selain itu, laba asosiasi bersama turut berkontribusi dalam pencapaian ini utamanya bersumber dari dua afiliasi PTPP yaitu PT Celebes Railway Indonesia dan PT Indonesia Ferry Properti.
Sebelumnya, PTPP mengantongi kontrak baru dari proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara senilai Rp2,5 triliun per September 2023 (total Rp5,5 triliun). Sementara total kontrak baru PTPP mencapai Rp23,7 triliun, tumbuh 43% yoy.
Singkatnya, saham emiten konstruksi perlu dorongan katalis baru di tengah iklim suku bunga dan ketidakpastian global. Sisi positifnya, valuasi emiten-emiten di muka juga terbilang menarik, dengan rasio price-to book value (PBV) di bawah 1 kali (PTPP 0,38 kali; WIKA 0,31 kali; dan ADHI 0,45 kali).
Hanya saja, problem restrukturisasi utang yang kemudian berujung pada kesulitan mendapatkan modal kerja dari bank masih menjadi pekerjaan rumah (PR) untuk sejumlah emiten BUMN Karya, termasuk Waskita Karya (WSKT) yang disuspensi oleh bursa sejak awal Meli lalu akibat penundaan bayar bunga utang, masih menjadi awan gelap sektor ini.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(trp/trp)