
Harga Minyak Jatuh, Perang Diharap Sedikit Reda Demi Bantuan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia kembali terkoreksi pada perdagangan Senin (23/10/2023) seiring dengan upaya diplomatik penyelesaian konflik Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas. Harga minyak juga melandai karena berkurangnya impor China serta
Harga minyak brent ditutup melemah 0,24% ke US$ 92,16 per barel sementara WTI melemah 0,69% menjadi US$ 88,75 per barel pada akhir pekan lalu.
Harga minyak brent ambruk pada hari ini. Pada perdagangan Senin (23/10/2023) pukul 13:52 WIB, harga minyak brent 0,96% menjadi US$ 91,28 per barel sementara harga minyak WTI ambles 1,89% menjadi US$ 87,07 per barel.
Penurunan ini terjadi setelah harga minyak terbang akibat ketidakpastian ekonomi dan geopolitik dalam dua pekan sebelumnya. Kekhawatiran pasokan ditimbulkan akibat kemungkinan gangguan pasokan jika perang Israel-Hamas berkembang menjadi konfrontasi yang lebih luas di Timur Tengah, wilayah pemasok minyak terbesar di dunia.
Bantuan Datang, Serangan Perang Berkurang
Ketegangan geopolitik di Timur Tengah masih terjadi. Dalam perkembangan terakhir, Israel membombardir Gaza disertai serangan pesawat menyerang Lebanon. Tindakan ini menjatuhkan pasar saham Asia pada Senin.
Namun, serangan kedua belah pihak diperkirakan sedikit mereda karena semua fokus kepada masuknya bantuan kemanusiaan. Upaya evakuasi korban juga diperkirakan membuat serangan sedikit mereda.
Market Strategis dari IG ASIA PTE, Yeap Jun Rong, mengatakan harga minyak melandai karena fokus pada bantuan kemanusiaan.
"Bantuan kemanusiaan dan membebaskan tawanan membuat banyak pihak melihat serangan akan menunggu. Ini akan mencegah risiko dari meningkatnya ketegangan geopolitik. Paling tidak untuk sekarang," tutur Jun Rong, dikutip dari Bloomberg.
Namun, bantuan kemanusiaan kini mulai mengalir. Bantuan perdamaian berdatangan di Jalur Gaza dari Mesir pada akhir pekan lalu. Pemimpin Arab dan menteri luar negeri berkumpul untuk pertemuan puncak di Kairo untuk membantu penyelesaian konflik tetapi masih belum dapat menghasilkan pernyataan bersama.
Dalam perkembangan terakhir, Israel membombardir Gaza disertai serangan pesawat menyerang Lebanon. Tindakan ini menjatuhkan pasar saham Asia pada Senin.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, yang mengunjungi Israel pekan lalu, melakukan panggilan telepon pada Minggu (22/10/2023) dengan para pemimpin Kanada, Prancis, Inggris, Jerman dan Italia, setelah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Paus Francis.
Para pemimpin Perancis dan Belanda akan mengunjungi Israel minggu ini untuk mencari solusi atas konflik yang terjadi pada 7 Oktober 2023 setelah serangan Hamas.
China Kuras Persediaan Demi Jaga Harga
Penurunan harga minyak juga disebabkan oleh kenaikan produksi minyak China. Biro Statistik Nasional (NBS) mencatat produksi minyak mentah Tiongkok naik 1,9% (year on year/yoy) dalam pada Januari-September 2023 menjadi 156,72 juta ton.
Produksi minyak mentah Tiongkok naik tipis 0,3% menjadi 16,87 juta ton pada September 2023. Data tersebut juga mengungkapkan bahwa impor melonjak 14,6% menjadi 424,27 juta ton minyak mentah dalam sembilan bulan pertama 2023, dibandingkan periode yang sama pada 2022.
Kilang-kilang Tiongkok memproses 63,62 juta metrik ton pada September, setara dengan rekor tertinggi harian sebesar 15,48 juta barel per hari, menurut data yang dirilis pada 18 Oktober oleh Biro Statistik Nasional.
Selain China, untuk mengurangi tekanan pasokan minyak yang sudah ketat akibat pengurangan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan afiliasinya termasuk Rusia, Amerika Serikat (AS) menangguhkan sanksi terhadap anggota OPEC Venezuela setelah pemerintah Venezuela mencapai kesepakatan dengan pihak oposisi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mza/mza)