
3 Alasan Ini Tentukan Arah Pergerakan Saham Pekan Depan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,2% atau ke 6.888,52 pada akhir perdagangan pekan ini, Jumat (8/10/2023). Secara keseluruhan, IHSG ambruk 0,9% dalam sepekan. Pelemahan ini melanjutkan tren negatif bursa saham Indonesia yang juga melemah pada pekan sebelumnya.
IHSG ditutup menguat dua kali dan melemah tiga kali sepanjang pekan ini. IHSG juga tak kuasa mengakhiri perdagangan, bahkan di bawah level 6.900. Ambruknya IHSG tak bisa dilepaskan dari ketidakpastian ekonomi global terutama Amerika Serikat (AS) yang kesulitan mengendalikan kenaikan harga, namun memiliki target menekan inflasi hingga 2%.
Rilis data pertumbuhan ekonomi AS
Tentu saja, pelaku pasar akan menantikan data pertumbuhan ekonomi AS akan dirilis pekan ini sebagai acuan laju pertumbuhan ekonomi global. Semakin meningkatnya ekonomi AS akan dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi global, namun dapat menjadi indikator bahwa laju inflasi cukup sulit untuk dikendalikan. Tingginya laju inflasi dapat menjadi sentimen negatif untuk pasar dengan suku bunga yang akan dapat kembali hawkish.
Sebagai catatan ekonomi AS diperkirakan konsensus yang tercatat di Trading Economics sebesar 4,2% jauh lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya sebesar 2,1% secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan ekonomi AS akan menentukan pergerakan pasar global, pasalnya AS merupakan negara dengan PDB tertinggi di dunia.
Pendaftaran Capres dan Cawapres
Sentimen dalam negeri datang dari masa pendaftaran Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, yaitu 19-25 Oktober 2023. Kebijakan tersebut disinyalir dapat mempengaruhi pergerakan pasar.
Pada perdagangan pekan ini, nama Erick Thohir yang kerap disebutkan menjadi wakil dari Prabowo Subianto mempengaruhi pergerakan saham yang dikendalikannya. PT Mahaka Media Tbk (ABBA) mengalami kenaikan harga pada 3 hari perdagangan terakhir dan PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) sempat mengalami kenaikan di atas 20% dalam pada 18-19 Oktober.
Terpilihnya sosok cawapres mampu mendorong kenaikan saham tertentu yang dinilai pasar dapat menguntungkan bisnis atau industrinya. Meski begitu, kenaikan tersebut sangat memungkinkan merupakan euforia pasar yang berekspektasi dengan terpilihnya menjadi cawapres dapat meningkatkan kinerja.
Selain nama Erick Thohir, putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka juga digadang-gadang menjadi cawapres Prabowo. Hal ini dapat mendorong pergerakan saham yang sejalan dengan proyek yang telah direncanakan Presiden.
Tidak hanya itu, saham Kaesang yang merupakan adik kandung Gibran berkemungkinan kecipratan sentimen terpilihnya Gibran sebagai cawapres. Seperti yang diketahui, perusahaan milik Kaesang, PT Harapan Bangsa Kita alias GK Hebat membeli 188,24 miliar saham perusahaan frozen food, yaitu PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP).
Selain itu, Kaesang juga pernah menyebutkan memiliki 5 saham usai acara peluncuran Lomba Trading oleh Saham Rakyat di Menara Imperium, Jakarta, Selasa (14/3/2023).
"(Batu bara) cuma satu, satu lagi digital, satunya entertainment itu media sektornya. Itu semua sama waran. Kalau nikel belum. Waran biasa, waktu itu beli lagi tinggi-tingginya, itu lupa saya jual sekarang tinggal harga segitu," jelasnya.
Bank Indonesia Hawkish
Pergerakan saham juga akan dipengaruhi kebijakan Bank Indonesia (BI) yang akhirnya menaikkan suku bunga acuan pada Oktober 2023. Kini BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) berada di level 6%. Suku bunga Deposit Facility juga naik menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75%.
Diketahui Bank Indonesia mempertahankan suku bunganya sejak Februari hingga periode September 2023 di level 5,75% dan baru kembali menaikkannya pada bulan ini. Keputusan Bank Indonesia berbeda dengan proyeksi para pelaku pasar yang memperkirakan bank sentral RI tersebut masih akan menahan suku bunga acuan di level 5,75%.
Kenaikan tersebut untuk memperkuat kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak mengingat tingginya ketidakpastian global serta sebagai langkah preemptive dan forward looking untuk mitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor atau imported inflation sehingga inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3 plus minus 1% pada 2023 dan 2,5 plus minus 1% pada 2024.
Sejumlah sektor berpotensi diuntungkan dari kenaikan suku bunga BI, yakni sektor perbankan, pembiayaan dan asuransi. Berikut saham-saham di tiga sektor yakni perbankan, pembiayaan dan asuransi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(mza/mza)