
Breaking News! Harga Batu Bara Jeblok 3% Lebih

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga batu bara ambruk dan terpental dari level psikologis US$ 150 per ton. Pelemahan ini memutus tren positif pasir hitam yang harganya menguat dalam tiga hari sebelumnya.
Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak November ditutup di posisi US$ 146 per ton atau ambruk 3,38% pada perdagangan Selasa (17/10/2023). Posisi penutupan kemarin adalah yang terendah dalam tiga hari terakhir.
Pelemahan batu bara dipicu oleh aksi profit taking setelah terbang 4,21% pada tiga hari sebelumnya. Pelemahan juga terjadi di tengah was-was trader akan nasib ekonomi China serta tingginya pasokan dari India.
China akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2023 pada hari ini. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan produk domestik bruto akan meningkat 4,4% pada kuartal III-2023. Hal ini berarti China masih berada pada jalur yang tepat untuk mencapai target 5%, menyusul pertumbuhan PDB secara tahunan (YoY) sebesar 4,5% pada kuartal I dan 6,3% pada kuartal III-2023.China sendiri sedang mengejar target sekitar 5% tahun ini.
China adalah konsumen terbesar batu bara di dunia sehingga apapun perkembangan di Tiongkok akan sangat berdampak kepada harga batu bara.
Sepanjang tahun ini, permintaan batu bara China memang masih naik tetapi jika ekonomi melambat maka bukan tidak mungkin permintaan akan jatuh.
Impor batu bara China pada September melonjak 27,5% dibandingkan setahun sebelumnya (year on year/yoy) menjadi 42,14 juta ton, mendekati rekor Agustus sebesar 44,3 juta ton, menurut data bea cukai yang dikutip dari Reuters pada Jumat (16/10/2023).
Impor naik karena berkurangnya produksi dalam negeri sehingga harga batu bara lokal naik. Kenaikan harga batu bara domestik China disebabkan inspeksi keselamatan tambang yang menyebabkan pengetatan tingkat produksi untuk sementara waktu.
Batubara Free-On-Board (FOB) Qinhuangdao CO-FOBQHG-CN, yang merupakan patokan domestik, dinilai pada harga US$151,68 per ton pada 9 Oktober. Sementara itu, harga spot batubara 6.000 kilokalori (kkal) dari pelabuhan Newcastle Australia dinilai sebesar US$143,22 per ton pada 9 Oktober.
Pelemahan batu bara juga disebabkan oleh masih tingginya pasokan di India yang merupakan konsumen terbesar batu bara kedua di dunia.
Coal India (CIL) milik negara pada tanggal 16 Oktober 2023 mengatakan pasokan bahan bakar fosil ke pembangkit listrik tenaga batu bara di negara tersebut meningkat sebesar 6% menjadi 23,5 juta ton pada paruh pertama Oktober, menjelang musim perayaan. Jumlah tersebut mencapai 22,2 juta ton pada waktu yang sama tahun lalu.
Dengan pasokan yang melimpah maka permintaan impor India diproyeksi turun sehingga hargapun melemah.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)