CNBC Indonesia Research

Impor Beras RI: Kerap Melonjak Mendadak, Kisruh di 2018

Aulia Mutiara, CNBC Indonesia
12 October 2023 09:55
Petugas melakukan bongkar muat beras impor dari kapal Thai Binh12 asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (13/9/2023). Perum Bulog mendatangkan 40 ribu ton beras yang akan dikirim ke gudang kawasan DKI Jakarta dan Banten. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Petugas melakukan bongkar muat beras impor dari kapal Thai Binh12 asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (13/9/2023). Perum Bulog mendatangkan 40 ribu ton beras yang akan dikirim ke gudang kawasan DKI Jakarta dan Banten. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
  • Pemerintah kembali berencana menambah jumlah impor beras sebanyak 1,5 juta ton hingga akhir tahun
  • Impor beras sebetulnya menjadi  kebijakan pemerintah setiap tahun
  • Impor kerap kali menjadi kalimat yang kontroversi terlebih kalau mengingat RI adalah negara Agraris

Jakarta, CNBC Indonesia - Impor beras menjadi satu kalimat yang kontroversi. Bukan tanpa alasan, Indonesia dikenal dengan julukan negara agraris dan berambisi melakukan swasembada pangan.

Pemerintah kembali berencana menambah jumlah impor beras sebanyak 1,5 juta ton hingga akhir tahun untuk menambah pasokan cadangan beras pemerintah (CBP). Penambahan ini di luar kuota impor beras tahun 2023 sebanyak 2 juta ton beras.

Tentu saja rencana impor ini menuai pro kontra apalagi saat mendekati panen raya. Meskipun terganggu karena El Nino, impor tetap saja seharusya menjadi pertimbangan yang harus dipertimbangkan betul-betul agar ketika memang harus dilakukan impor, harga beras nantinya pada saat panen tidak jatuh. Kedua, jangan sampai nanti terjadi cadangan beras pemerintah (CBP) itu rusak karena tidak tersalurkan.

Lantas bagaimana perkembangan impor beras di Indonesia?

Melihat data 10 tahun terakhir, data impor beras cukup berfluktuatif. Angka impor beras Indonesia ada di angka 1.810.372 ton atau US$ 945,6 juta pada 2012. Selanjutnya, di 2013 impor beras Indonesia turun ke angka 472.664 ton atau senilai US$ 246 juta.

Selanjutnya, pada masa akhir kepemimpinan Presiden SBY dan memasuki awal periode Presiden Jokowi, di tahun 2014 impor beras Indonesia mencapai angka 844.163 ton atau senilai US$ 388,1 juta.

Di awal masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi), tahun 2015 pemerintahan Jokowi mengimpor beras 861.601 ton atau senilai US$ 351,6 juta. Kemudian, di tahun 2016, impor beras pemerintah melonjak menjadi 1.283.178 ton atau seharga US$ 531,8juta.

Setahun kemudian, di 2017 angka impor beras sempat menurun menjadi 305.274 ton atau setara US$ 143,6 juta. Namun penurunan tersebut tak terulang di tahun berikutnya, ketika Indonesia mengimpor beras 2.253.824 ton di tahun 2018. Jumlah tersebut setara dengan US$ 1,037 juta.

Usai naik drastis, jumlah beras yang diimpor pemerintah kembali menurun pada 2019, lagi-lagi memasuki masa Pemilu. Sepanjang 2019, Indonesia mengimpor beras sebanyak 444.508 ton atau setara dengan US$ 184,2 juta. Hingga 2022, impor beras era Presiden Jokowi bercokol di kisaran level 300-400 ton.

Impor pada 2018 mengundang banyak keriuhan. Pada awal tahun 2018, pemerintah menegaskan tidak perlu impor meski harga beras melonjak. Namun, pemerintah akhirnya memutuskan impor karena kekhawatiran musim kemarau yang panjang.

Beras impor banyak yang tak terserap sehingga menumpuk di gudang. Ombudsman bahkan meminta pemerintah melaksanakan tindakan korektif  terkait perbaikan Tata Kelola Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Pasalnya, sekitar 134 ribu ton beras sisa impor tahun 2018 menumpuk di Gudang Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog).

Penumpukan ini juga menimbulkan banyak keriuhan mengenai carut marut data antara Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Pertanian (Kementan) Bulog, serta Kementerian Perdagangan (Kemendag) terkait stok beras dan panen.

Melihat data terbaru BPS mencatat impor beras ke Indonesia mencapai 1,59 juta ton selama periode Januari-Agustus 2023. Untuk diketahui bahwa impor beras tersebut didominasi oleh golongan semi-milled atau wholly milled beras.

Jika dilihat dari negara asalnya, impor beras ke RI mayoritas berasal dari Thailand, yakni mencapai 802 ribu ton atau berkontribusi 50,36% dari total impor beras. Urutan kedua, ditempati oleh Vietnam dengan volume impor sebesar 674 ribu ton atau menyumbang 42,33%.Berikut rinciannya.

Sebagai informasi, dari rencana impor sebanyak 1,5 juta ton hingga akhir tahun, Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi menyebut kemungkinan beras impor tambahan yang masuk sampai akhir tahun ini hanya 600 ribu ton.

"(Rencana impor beras) 1,5 juta ton itu kemungkinan besar yang masuk cuman 600 ribu ton. Nggak sampai (1,5 juta ton), tapi kita lagi cari sebaik mungkin untuk memenuhi," kata Arief saat ditemui di kompleks Kementerian Pertanian (Kementan) Jakarta.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(aum/aum)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation