Terbang Imbas Perang, Harga Batu Bara Jatuh Lagi Karena China

mza, CNBC Indonesia
12 October 2023 08:15
Batu Bara Black Diamond (Dok: Black Diamond Resources)
Foto: Batu Bara Black Diamond (Dok: Black Diamond Resources)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara berbalik arah terkoreksi, berada di bawah level psikologis US$ 150 per ton. Koreksi disinyalir akibat transisi energi yang mengancam industri batu bara, penurunan impor batu bara kokas India, serta membaiknya masalah serikat kerja gas Chevron di Australia. 

Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak November ditutup di posisi US$ 145 per ton atau terkoreksi 2,26% pada perdagangan Kamis (11/10/2023). Pembalikan arah ini menjadikan si pasir hitam di zona merah pasca menguat tiga hari sebelumnya sepanjang Oktober.

Koreksi harga batu bara tidak dapat terlepas dari sentimen di China sebagai produsen terbesar dunia. Sentimen terkini batu bara China terkait dengan transisi energi yang akan mengurangi penggunaan batu bara.

Laporan terbaru Global Energy Monitor menyatakan penutupan tambang akan menghilangkan 15% pekerjaan atau sekitar 400 ribu penambang batu bara pada 2035. Bahkan, jika pembangkit tenaga angin dan solar dapat dibangun dengan murah, sekitar 1 juta pekerjaan akan hilang pada 2050.

Beralih ke India, Impor batubara kokas India pada Agustus 2023 turun 8% bulanan (month to month/mtm) menjadi 4,24 juta ton, berdasarkan data CoalMint. Penurunan juga terlihat dibanding September 2022 sebesar 11%.
Impor turun di tengah kelangkaan kargo karena penghentian produksi di tambang BMA di Australia menyusul berita kecelakaan.

Selain itu, pengguna akhir menyadari bahwa tingkat harga saat ini tidak terjangkau, sehingga mengurangi penggunaan batu bara kokas dan mengandalkan persediaan yang ada untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Di tengah terbatasnya pasokan, lebih banyak pabrik akan mulai mempertimbangkan untuk menukar pengadaan batubara mereka dengan mempertimbangkan met coke karena alasan efektivitas biaya.

Diperkirakan impor akan turun karena terbatasnya ketersediaan bahan. Tingkat transaksi batubara saat ini tidak memungkinkan bagi produsen baja, karena penjual menetapkan harga yang tinggi, sehingga menciptakan disparitas permintaan dan penawaran yang besar, yang berdampak pada aktivitas perdagangan.

Pelaku pasar juga perlu memperhatikan data gas sebagai komoditas substitusi batu bara. Kenaikan harga gas akibat kepanikan perang Israel Hamas merupakan sentimen jangka pendek.

Di sisi lain, terdapat ancaman pasokan gas, sebab terpantau terjadi kerusakan pipa gas bawah laut yang mungkin disengaja, dikutip dari Reuters.

Chevron dan serikat pekerja yang mewakili pekerja di dua fasilitas gas alam cair (LNG) di Australia mencapai kemajuan dalam pembicaraan mengenai gaji dan kondisi pada hari Rabu dan akan bertemu lagi pada hari Kamis, kata seorang perwakilan serikat pekerja.

Ketika para pekerja mengancam untuk melanjutkan mogok kerja mulai minggu depan di fasilitas yang memasok sekitar 6% LNG dunia, Chevron dan serikat pekerja mengadakan negosiasi di hadapan arbiter industri Australia, Fair Work Commission.

Ini adalah perundingan putaran kedua yang dimediasi oleh komisi tersebut dalam waktu sekitar beberapa minggu. Adanya ancaman pasokan gas akibat perang Israel menjadikan LNG Australia besar kemungkinan akan diusahakan untuk dapat beroperasi.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

 

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation