Dapat Dana Segar, Saham Metro Bank Terbang Usai Tumbang

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham Metro Bank di Inggris melonjak tajam pada Senin (9/10/2023) waktu setempat usai bank tersebut mengumumkan mendapatkan penambahan modal sebesar GBP325 juta (US$395,6 juta) dan refinancing utang sebesar GBP600 juta.

Mengutip data Refinitiv, Senin (9/10), pukul 15.50 WIB, saham Metro Bank melesat 22% ke GBP 54,83/saham, setelah sempat melejit 26% pada sesi pagi di London, Inggris.

Saham Metro Bank melanjutkan rebound pada Jumat (6/10) pekan lalu ketika saham melompat 21%. Saham akhirnya ditutup di posisi GBP 50,2 per saham atau menguat 10,9%.

Melansir CNBC International, Senin (9/10), peningkatan modal mencakup GBP150 juta ekuitas baru dan GBP175 juta penerbitan "MREL", semacam bentuk utang jaminan.

Bank tersebut mengatakan pihaknya juga akan menjalani restrukturisasi utang yang akan memperpanjang jatuh tempo pinjamannya. Pemegang obligasi tingkat 2 senilai GBP250 juta, yang jatuh tempo pada Juni 2028, akan mengambil haircut sebesar 40%.

Kesepakatan itu terjadi setelah investor pada pekan lalu dikejutkan oleh berita bahwa bank tersebut sedang mencari paket pembiayaan dalam jumlah besar. Pembicaraan penting berlangsung selama akhir pekan, menurut beberapa laporan yang dihimpun CNBC International.

Pengumpulan dana tersebut dipimpin oleh bankir Kolombia dan pengembang real estate Jaime Gilinski Bacal - pemegang saham eksisting melalui Spaldy Investments Limited - yang menyumbangkan GBP102 juta untuk inisiatif ini. Gilinski Bacal kini menjadi pemegang saham pengendali bank tersebut dengan kepemilikan 53%.

"Peluang untuk menjadi pemegang saham utama bank ini didorong oleh keyakinan saya akan perlunya perbankan fisik dan digital yang didukung oleh fokus pada layanan pelanggan yang luar biasa," ujar Bacal dalam sebuah pernyataan.

"Saya percaya bahwa paket yang diumumkan hari ini memungkinkan Metro Bank untuk mengejar pertumbuhan dan melanjutkan pekerjaan mendasar yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir," imbuhnya.

Metro Bank mengatakan penambahan modal tersebut akan memberikan peluang untuk beralih ke pinjaman kredit pemilikan rumah (KPR) spesialis dan pinjaman komersial, serta melanjutkan pertumbuhan giro dan meningkatkan simpanan.

Bank lebih lanjut mengatakan pihaknya sedang dalam diskusi mengenai penjualan KPR residensial senilai GBP3 miliar.

Sebelumnya, saham Metro Bank Inggris sempat ditangguhkan (suspensi) dua kali pada perdagangan Kamis (5/10/2023) pagi waktu setempat, usai saham tersebut merosot lebih dari 29% dari penutupan Rabu (4/10).

Saham Metro Bank kemudian sedikit mengurangi kerugian, setelah kembali melanjutkan perdagangan tak lama setelah pukul 9:00 pagi waktu London.

Pada penutupan, saham Metro Bank anjlok 25,74% secara harian ke GBP37,50.

Penurunan tajam tersebut menyusul laporan bahwa Metro Bank berusaha mengumpulkan £600 juta (US$727 juta) dalam bentuk utang dan ekuitas, menurut Reuters. Challenger Bank yang diluncurkan pada 2010 tersebut, memiliki kapitalisasi pasar kurang dari GBP100 juta.

Challenger bank adalah bank ritel yang relatif kecil yang didirikan dengan tujuan bersaing bisnis dengan bank-bank nasional Inggris besar yang sudah lama berdiri.

Bank macam tersebut biasanya mengkhususkan diri pada bidang-bidang yang kurang terlayani oleh the big 4 bank di Inggris (Barclays, HSBC, Lloyds Banking Group, dan Grup NatWest).

Saham bank tersebut telah kehilangan hampir dua pertiga valuasinya sejak pertengahan Februari lalu. Metro Bank memiliki valuasi GBP97 juta pada penutupan Rabu.

Bulan lalu, regulator utama Bank of England (BoE), Prudential Regulation Authority, menyatakan, mereka tidak mungkin mengizinkan Metro Bank untuk menggunakan model risiko internal mereka sendiri untuk beberapa kredit pemilikan rumah (KPR).

Menurut catatan Financial Times, Rabu (5/10), pada 2019, Metro mengakui bahwa portofolio pinjaman komersialnya jauh lebih berisiko daripada yang dilaporkan sebelumnya, sehingga memicu penurunan harga saham sebesar 39 persen dalam satu hari kala itu dan denda GBP10 juta dari FCA, yang mengatakan bank tersebut telah menyesatkan investor.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]