Korban Ambisi! Operator Kereta China Terjerat Utang Rp13000 T

Revo M, CNBC Indonesia
03 October 2023 15:10
Sebuah kereta berkecepatan tinggi melintas di bawah kabel listrik di provinsi Henan, Tiongkok tengah pada hari Sabtu, 23 Oktober 2021. (AP Photo/Ng Han Guan)
Foto: Sebuah kereta berkecepatan tinggi melintas di bawah kabel listrik di provinsi Henan, Tiongkok tengah pada hari Sabtu, 23 Oktober 2021. (AP Photo/Ng Han Guan)
  • Cakupan kereta cepat China diproyeksikan menjadi lebih panjang di tahun-tahun mendatang
  • China justru mengalami kerugian nyaris US$ 900 miliar akibat kereta cepat
  • China terus berupaya untuk mendapatkan pemasukan

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan kereta api nasional China (China State Railway Group/CSRG) mengumumkan rencana untuk memperluas jalur pada tahun 2023 meskipun perusahaan mengalami kerugian.

Sebagai informasi, dilansir dari Nikkei.com, CSRG menggandakan perluasan jaringan kereta api berkecepatan tinggi terbesar di dunia, seiring dengan upaya pemerintah untuk mengembalikan perekonomian China ke jalurnya.

Jaringan kereta api berkecepatan tinggi China, yang panjangnya melebihi 40.000 km, menghubungkan 93% kota-kota di negara tersebut dengan populasi lebih dari 500.000 jiwa. Angka ini merupakan 10 kali lebih besar dari jaringan Jepang, bertambah 2.168 km pada tahun 2021.

China State Railway Group, yang dikenal sebagai China Railway, telah mengumumkan rencana untuk memperluas jalur tersebut sekitar 6% pada tahun 2023 meskipun banyak rute mengalami kerugian dan penurunan permintaan penumpang akibat pandemi Covid-19. China Railway pun berencana mencapai 50.000 km pada tahun 2025 dan 70.000 km pada tahun 2035 atau melonjak sekitar 70% dari tahun 2021.

Target yang begitu besar terjadi ketika pemerintah daerah bersaing untuk menarik proyek-proyek baru, dengan harapan dapat menciptakan lapangan kerja dan mengembangkan bisnis terkait.

Pada saat itu, prioritas pemerintah adalah pertumbuhan ekonomi dan tidak peduli dengan pembayaran utang, namun setiap kilometer jalur kereta api membutuhkan biaya pembangunan sebesar CNY 120 juta hingga CNY 130 juta.

Zhao Jian, seorang profesor di Universitas Beijing Jiaotong dan pakar transportasi memproyeksikan bahwa perluasan sepanjang 30.000 km akan membutuhkan sekitar CNY 3,6 triliun.

Sedangkan dalam hal total lalu lintas penumpang, target 2,69 miliar penumpang telah ditetapkan pada tahun 2023. Angka ini meningkat 67% dibandingkan tahun 2022, namun masih turun 25% dibandingkan tahun 2019, tahun terakhir sebelum pandemi melanda.

Awal permasalahan CSRG

China Railway menjual obligasi kepada bank-bank dan pialang milik negara untuk menutupi berbagai biaya. Pemerintah China pada tanggal 31 Mei mengumumkan langkah-langkah stimulus ekonomi yang komprehensif untuk mengangkat perekonomian China yang terpukul oleh virus corona, termasuk mengizinkan China Railway untuk menerbitkan obligasi pembangunan kereta api senilai CNY 300 miliar lagi.

"Utang tersembunyi" seperti itu pada dasarnya memungkinkan pemerintah meminjam uang tanpa menambah utang resmi negara. Total liabilitas China Railway tumbuh 4% pada tahun 2021 menjadi CNY 5,91 triliun, menurut laporan keuangannya.

Perusahaan ini menghadapi perjuangan berat untuk membayar utang-utang tersebut, setelah mencatat kerugian bersih sebesar CNY 49,8 miliar pada tahun 2021. Jumlah penumpangnya turun 29% dari tingkat sebelum pandemi sebesar 2,53 miliar tahun lalu, dan tetap lesu pada bulan Januari-Maret di tengah gelombang infeksi Covid-19.

Lebih lanjut, hal tersebut telah menambah total kewajiban atau utang operator milik negara, yang pada akhir tahun 2021 mencapai CNY 5,91 triliun (US$882 miliar), atau sekitar 5% dari produk domestik bruto China. Bila dirupiahkan angkanya mencapai Rp 13.741 triliun..

Dengan angka tersebut yang diperkirakan akan terus bertambah, kekhawatiran terhadap "utang tersembunyi" China membayangi prospek perekonomiannya.

Dilansir dari eurasiantimes.com, jumlah kerugian tersebut diperkirakan akan meningkat, sehingga kekhawatiran mengenai "utang tersembunyi" China menjadi perhatian utama dalam situasi pertumbuhan negara tersebut. Pada tanggal 20 Juni 2022, China Railway memulai layanan di salah satu segmen Kereta Kecepatan Tinggi Beijing-Guangzhou dengan kereta ekspres yang canggih.

Para insinyur bekerja pada kereta perkotaan energi hidrogen pertama di dunia di cabang CRRC Changchun Railway Vehicles Co., Ltd pada 28 Desember 2022 di Chengdu, Provinsi Sichuan, China. (China News Service via Getty Images)Foto: Para insinyur bekerja pada kereta perkotaan energi hidrogen pertama di dunia di cabang CRRC Changchun Railway Vehicles Co., Ltd pada 28 Desember 2022 di Chengdu, Provinsi Sichuan, China. (China News Service via Getty Images)
Para insinyur bekerja pada kereta perkotaan energi hidrogen pertama di dunia di cabang CRRC Changchun Railway Vehicles Co., Ltd pada 28 Desember 2022 di Chengdu, Provinsi Sichuan, China. (China News Service via Getty Images)



Upaya CSRG dalam meningkatkan kinerja

China-Europe Railway Express, bagian penting dari Inisiatif Sabuk dan Jalan pemerintah yang mengangkut barang antara China dan Eropa, mengoperasikan kereta api 9% lebih banyak pada 2022 dibandingkan pada 2021. Secara keseluruhan, bisnis pengangkutan menghasilkan pendapatan sebesar CNY 435,9 miliar pada tahun 2021, lebih dari CNY 302,1 miliar bisnis penumpang.

Pada tahun 2020 dan 2021, China Railway mencatatkan serangkaian perusahaan di bawah payungnya, termasuk operator jalur Beijing-Shanghai, produsen komponen terkait kereta api, dan perusahaan angkutan barang.

Langkah-langkah tersebut memungkinkan pemerintah untuk menggunakan metode reformasi perusahaan milik negara yang klasik untuk mendatangkan dana dari sektor swasta. Pada bulan Oktober, China Railway Harbin Group of Technology, pembuat komponen terkait kereta api, terdaftar di STAR Market Shanghai, yang melayani perusahaan rintisan (startup) teknologi tinggi.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation