Review September 2023

Duh, Harga Batu Bara Dunia Merana di September, Ambles 1%

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
01 October 2023 15:45
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas batu bara acuan sepanjang September terpantau ambles, berlawanan arah dengan perdagangan Agustus lalu yang melonjak karena meningkatnya produksi batu bara di China dan India, di mana kedua negara tersebut menjadi produsen batu bara terbesar di dunia.

Sepanjang September tahun ini, harga batu bara Newcastle untuk kontrak November 2023 ambles 1,36% ke posisi US$ 156,35 per ton per akhir perdagangan September 2023, dari sebelumnya pada akhir Agustus lalu di US$ 158,5 per ton.

Harga batu bara terkoreksi akibat produsen batu bara terbesar dunia, China meningkat seiring dengan peningkatan produksi pada Agustus.

Melansir Mysteel, data National Bureau of Statistics (NBS) China menunjukkan produksi batu bara China meningkat 2% menjadi 382,17 juta ton pada Agustus secara tahunan (year-on-year/yoy).

Produksi batu bara China sepanjang semester-I 2023 meningkat 3,4% menjadi 3,05 miliar ton. Tingginya produksi negara penghasil batu bara terbesar tentunya berdampak pada pasokan dunia, sehingga turut menjadi faktor koreksi harga batu bara.

Masih di Asia, India sebagai produsen batu bara terbesar ke-2 dunia juga mendapatkan pasokan tambahan dari Rusia yang telah di-dumping akibat perang.

Melansir Reuters, India kedatangan batu bara Rusia sebanyak 4 kapal pada September, setara dengan jumlah yang diperoleh pada April-Juni.

Tingginya pasokan India menjadikannya mengurangi permintaan batu bara global, sehingga harga pun tertekan.

Beralih ke Eropa, sebagian besar negara-negara Eropa mempercepat peralihan ke energi terbarukan. Eropa mengambil langkah-langkah tersebut dan memberikan komitmen miliaran dolar untuk membangun solusi pembangkit listrik tenaga angin, tenaga surya, dan penyimpanan dengan kecepatan yang dipercepat.

Sementara itu dari Indonesia, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa terdapat formula baru Harga Batu Bara Acuan (HBA) di Indonesia yang sebelumnya hanya terdapat tiga kategori, sekarang menjadi empat kategori.

Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara Irwandy Arif. Dia menyebutkan bahwa saat ini sudah terdapat empat kategori HBA yang berlaku di bulan September 2023.

"Kita memperbaiki formula HBA kita yang tadinya hanya satu, sekarang menjadi empat, kemudian dari satu itu sebelum jadi empat ini, jadi tiga dulu. Nah tiga itu dibagi-bagi berdasarkan kalorinya. Nah kemudian formula sebelum yang sekarang itu mengacu kepada harga real dari E-PNBP yang tercatat di Minerba dua bulan sebelumnya," jelasnya kepada CNBC Indonesia dalam program Mining Zone, dikutip Jumat (22/9/2023).

Irwandy mengatakan bahwa perhitungan HBA yang berlaku pada September 2023 ini mengalami penurunan harga bila dibandingkan dengan HBA bulan sebelumnya yakni pada Agustus 2023.

"Nah jadi HBA sendiri dibandingkan bulan Agustus, di bulan September ini dibandingkan bulan Agustus turun ya," terangnya.

Adapun, perombakan kategori HBA ini dikarenakan adanya komplain dari pihak pengusaha batu bara lantaran pembayaran royalti batu bara terhitung lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual yang ditentukan.

"Nah kita perbaiki lagi karena ada semacam komplain dari industri batu bara bahwa harga yang untuk pembayaran royalti masih lebih besar daripada harga jual. Sehingga kita perbaiki lagi formula HBA-nya menjadi fungsi dari satu bulan sebelumnya," tandasnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(chd/chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation