
Rupiah Ambruk! Harga Mie Instan, Tempe-Gula Siap-Siap Terbang

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah ambruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada September 2023. Pelemahan nilai tukar ini berimbas pada lonjakan harga barang impor seperti kedelai, gandum, gula, hingga emas.
Merujuk Refinitiv, rupiah ditutup di angka Rp15.515/US% atau melemah 0,19% terhadap dolar AS pada perdagangan kemarin, Rabu (287/9/2023). Posisi penutupan perdagangan hari ini merupakan yang terlemah sejak delapan bulan terakhir. Sepanjang September 2023, rupiah ambles 1,87%..
Pelemahan rupiah ini akan berimbas pada barang impor yang akan menjadi semakin mahal. Barang impor tidak hanya berupa barang modal untuk industri seperti mesin tetapi juga yang langsung berhubungan dengan masyarakat Indonesia, seperti kedelai hingga gula.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), barang impor dengan nilai terbesar didominasi oleh minyak dan hasil minyak. Namun, barang kebutuhan seperti kedelai, gula, dan handphone juga membukukan nilai impor yang sangat signifikan.
Nilai impor terbesar dicatat oleh bahan bakar motor yakni US$ 8,13 miliar disusul kemudian dengan minyak petroleum. Gandum dan meslin ada di posisi empat dengan nilai menembus US$ 2,2 miliar atau sekitar Rp 34, 13 triliun.
Data BPS mencatat volume impor gandum dan meslin pada Januari-Agustus 2023 mencapai 6,73 juta ton atau naik 5,11%. Negara pemasok terbesar adalah Australia kemudian Kanada, Bulgaria, Rusia, dan Ukraina.
Indonesia tidak menghasilkan gandum dan harus menggantungkan 100% gandum dari negara lain. Padahal, masyarakat Indonesia sangat menggemari mie instan yang berbahan dasar gandum. Jika rupiah terus melemah maka harga mie instan bisa semakin mahal.
Harga tempe juga bisa terus menanjak jika rupiah terus melemah. Volume impor kedelai Indonesia pada Januari-Agustus 2023 mencapai 1,67 juta ton atau turun 0,17%. Negara pemasok adalah Amerika Serikat, Kanada, Malaysia, Meksiko, dan Belanda.
BPS mencatat produksi kedelai nasional pada 2021 cuma 200 ribu ton per tahun, nyaris tidak bertambah sejak 2020, dengan rata-rata produktivitas hanya 1,56 ton/ha pada 2021.
Produksi kedelai yang minim, berbanding dengan permintaan yang terus naik. pada 2021 kebutuhan kedelai mencapai 2,7 juta ton, sehingga selisih banyak itu harus dipenuhi melalui impor. Tempe adalah salah satu makanan favorit di Indonesia sehingga impor dibutuhkan untuk memenuhi besarnya permintaan.
Produk pangan lain yang terancam semakin mahal adalah gula. Impor gula Indonesia pada Januari-Agustus mencapai 3,47 juta ton. Negara pemasok adalah Brasil, Australia, Thailand, Korea Selatan, dan Malaysia.
Harga susu juga terancam semakin mahal karena 80% kebutuhan susu Indonesia masih diimpor dari luar negeri. Impor susu pada Januari-Agustus 2023 mencapai 200.833 ton.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)
