
Pasar Kecantikan Makin Glowing, Nilainya Tembus Rp 655 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Nicolas Hieronimus CEO L'Oréal SA memperkirakan bahwa pasar kecantikan akan mendekati €400 miliar atau Rp655.59 trilun(kurs Rp16.389,81/Euro) pada tahun 2030 dari €270 miliar saat ini.
Bahkan menurut Statista, pendapatan di pasar perawatan kecantikan dan pribadi tembus US$625,70 atau Rp9.604 triliun pada tahun 2023. Pasar ini diperkirakan akan tumbuh setiap tahun sebesar 3,32% (CAGR 2023-2028). Segmen pasar terbesarnya adalah segmen Personal Care dengan volume pasar US$274,20 miliar pada tahun 2023.
Ia melihat pertumbuhan berasal dari meningkatnya kelas menengah serta masyarakat yang menginginkan produk premium dengan label harga lebih tinggi dan basis konsumen yang semakin luas, tidak hanya perempuan dan generasi muda.
Pria yang sudah berada di L'Oréal SA selama hampir 40 tahun itu mengatakan transformasi terbesar yang terjadi di bidang kecantikan adalah apa yang kami sebut sebagai teknologi kecantikan. Bantuan teknologi untuk meningkatkan kinerja produk kecantikan, baik melalui diagnosis atau bahkan melalui produk kecantikan yang dibuat sesuai ukuran dan dipersonalisasi. Dan mungkin itulah masa depan kecantikan.
Ia mengungkapkan menghabiskan lebih dari €1 miliarRp16,4 triliun setiap tahunnya untuk pengembangan teknologi dalam visi menjadi pemimpin teknologi kecantikan. Salah satu terobosannya adalah menggunakan AI untuk membantu para peneliti menemukan cara-cara baru dalam memformulasikan produk.
Meskipun teknologi adalah salah satu kunci keberhasilan, adanya kesadaran soal lingkungan menjadi tantangan.
Salah satu hal yang sulit baginya adalah berkomitmen untuk memiliki 100% plastik daur ulang pada tahun 2030. Saat ini ketersediaan plastik daur ulang tidak cukup besar bagi kami untuk mengubah segalanya.
Menurut Nicolas,generasi muda lebih memperhatikan keberlanjutan. Mereka mencari merek yang lebih ramah lingkungan. Namun juga harus memastikan bahwa Anda asli karena generasi muda membenci greenwashing.
Hal yang sangat penting untuk diingat adalah bahwa tidak satupun dari konsumen akan mengorbankan kualitas dan kemanjuran produk demi keberlanjutan Hal ini membuat L'Oréal melakukan transformasi besar dalam penelitian dan pengembangan.
Sebagian besar dana dihabiskan untuk mengubah formula dari petrokimia menjadi bahan-bahan yang bersumber alami dan ilmu pengetahuan ramah lingkungan.
Selain itu, L'Oréal juga mulai mengurangi emisi CO2 sebesar 90% sekaligus meningkatkan produksi sebesar 45%.
Selain itu menanamkan investasi untuk membantu konsumen berkontribusi karena pada akhirnya, misalnya, jika Anda berbicara tentang kemasan atau plastik, cara terbaik untuk mengurangi plastik adalah dengan mengubah sebanyak mungkin konsumen untuk membeli isi ulang. Saat ini 25% dari portofolio luxe kami dapat diisi ulang. Sekarang yang terpenting adalah meyakinkan konsumen untuk berubah.
(rsc/ras)