Kepada Pemilik Emas, Hati-Hati Pekan Ini Ya!

mae, CNBC Indonesia
18 September 2023 06:42
Emas
Foto: Pexels

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga emas diperkirakan akan mengalami volatile pekan ini karena pelaku pasar menunggu pengumuman kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).

Harga emas di pasar spot pada perdagangan hari ini, Senin (18/9/2023), ada di posisi US$ 1.922,96 per troy ons. Harganya melemah 0,03%

Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan sebesar 0,69% pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (15/9/2023).

Secara keseluruhan, harga emas menguat 0,30% pada pekan lalu. Penguatan berbanding terbalik dengan pekan sebelumnya di mana emas ambruk 1,08%.

Berbeda dengan pekan lalu yang menguat, harga emas diperkirakan akan volatile pekan ini.
Seperti diketahui, The Fed akan menggelar Federal Open Market Committee (FOMC) pada Selasa dan Rabu pekan ini (19-20 September). 
Selain menunggu hasil kebijakan suku bunga, pelaku pasar juga menunggu sinyal kebijakan ke depan atau setelah September.

Perangkat CME Fedwatch menunjukkan 99% investor yakin The Fed akan menahan suku bunga acuan di 5,25%-5,5% dalam pertemuan pekan depan.

Namun, sebagain pelaku pasar memproyeksi The Fed akan kembali mengerek suku bunga pada November. Pasalnya, data-data ekonomi AS masih panas.

Seperti diketahui, AS mengeluarkan sejumlah data penting pekan lalu mulai dari inflasi hingga indeks harga produsen (IPP) Agustus serta klaim pengangguran bulanan.

AS mengumumkan inflasi sebesar 3,7% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Agustus 2023, naik dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 3,2% YoY. Inflasi tersebut adalah yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir dan hampir dua kali lipat lebih tinggi dari target bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).

Namun, inflasi inti melandai sesuai ekspektasi ke 4,3% YoY dibandingkan periode bulan sebelumnya sebesar 4,7%.

Data klaim pengangguran AS untuk pekan yang berakhir 9 September 2023 naik ke 220.000 dibandingkan minggu sebelumnya sebesar 217.000. Nilai tersebut masih berada di bawah ekspektasi pasar yang proyeksi bisa naik ke 225.000.

Kemudian ada data penjualan ritel AS untuk periode Agustus 2023 tumbuh 0,6% secara bulanan (MoM) dibandingkan sebelumnya sebesar 0,5% MoM.

Sementara itu data inflasi untuk produsen atau producer price index (PPI) periode Agustus 2023 naik 1,2% (yoy), lebih panas dibandingkan konsensus sebesar 1,2% dan bulan sebelumnya sebesar 0,8%.

Analis dari High Ridge Futures, David Meger, mengingatkan emas masih rawan melemah ke depan. Pasalnya, data terbaru juga menunjukkan ekonomi AS masih kuat.

"Kita lihat data ekonomi masih panas dibandingkan ekspektasi. Ini membuat imbal hasil US Treasury naik sehingga menekan harga emas. Ada kekhawatiran jika The Fed akan melanjutkan kenaikan suku bunga sehingga ini menekan pasar emas," tutur Meger, dikutip dari Reuters.

Imbal hasil US Treasury menguat ke posisi 4,32% atau tertinggi sejak 21 Agustus 2023. Emas tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kalah saing

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation