
Harga Emas Naik Tapi Pemilik Emas Masih Dibuat Deg-Degan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas mulai membaik setelah hancur lebur. Harga emas di pasar spot pada perdagangan Kamis (14/9/2023) ditutup di posisi US$ 1910,32 WIB per troy ons atau menguat 0,21%.
Penguatan ini memutus tren negatif emas yang ambruk 0,8% selama dua hari perdagangan sebelumnya.
Harga emas sedikit melemah pada hari ini. Pada perdagangan Jumat (15/9/2023), harga emas ada di posisi US$ 1.910,18 per troy ons atau melemah 0,07%.
Harga emas menguat setelah kekhawatiran pasar mulai mereda. Pelaku pasar kini semakin optimis jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan menahan suku bunga pada pertemuan pekan depan meskipun inflasi meningkat.
Inflasi AS merangkak menjadi 3,7% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Agustus 2023, naik dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 3,2% YoY. Inflasi tersebut adalah yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir dan hampir dua kali lipat lebih tinggi dari target bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Nilai inflasi tersebut juga lebih tinggi dibandingkan konsensus pasar yang proyeksi naik sebesar 3,6% YoY. Namun, inflasi inti berhasil melandai sesuai ekspektasi ke 4,3% YoY dibandingkan periode bulan sebelumnya sebesar 4,7%. Melambatnya inflasi inti inilah yang membuat pelaku pasar optimis.
Hal tersebut juga semakin didukung dengan data yang ditunjukkan CME Fedwatch Tool yang mengukur peluang suku bunga akan ditahan pada level 5,25% - 5,50% sudah semakin dominan, mencapai 97%.
Kendati menguat, analis dari High Ridge Futures, David Meger, mengingatkan emas masih rawan melemah ke depan. Pasalnya, data terbaru juga menunjukkan ekonomi AS masih kuat.
Data klaim pengangguran AS untuk pekan yang berakhir 9 September 2023 naik ke 220.000 dibandingkan minggu sebelumnya sebesar 217.000. Nilai tersebut masih berada di bawah ekspektasi pasar yang proyeksi bisa naik ke 225.000.
Kemudian ada data penjualan ritel AS untuk periode Agustus 2023 tumbuh 0,6% secara bulanan (MoM) dibandingkan sebelumnya sebesar 0,5% MoM. Sementara itu data inflasi untuk produsen atau producer price index (PPI) periode Agustus 2023naik 1,2% (yoy), lebih panas dibandingkan konsensus sebesar 1,2% dan bulan sebelumnya sebesar 0,8%.
"Kita lihat data ekonomi masih panas dibandingkan ekspektasi. Ini membuat imbal hasil US Treasury naik sehingga menekan harga emas," tutur Meger, dikutip dari Reuters.
Indeks dolar AS melesat ke 105,41 kemarin atau menjadi yang tertinggi sejak maret 2023 atau enam bulan terakhir. Imbal hasil US Treasury menguat ke posisi 4,29% atau tertinggi sejak 6 September 2023.
"Ada kekhawatiran jika The Fed akan melanjutkan kenaikan suku bunga sehingga ini menekan pasar emas," imbuh Meger.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)