Malaysia Setop Ekspor Harta Karun Langka, Cadangan RI Aman?

rev, CNBC Indonesia
12 September 2023 09:05
Logam Tanah Jarang
Foto: Logam Tanah Jarang

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim akan melarang ekspor bahan mentah mineral logam tanah jarang (LTJ) untuk menghindari eksploitasi dan hilangnya sumber daya. Kebijakan Anwar ini semakin menegaskan betapa strategisnya logam tanah jarang ke depan.

Dilansir dari Badan Riset dan Inovasi Nasiona (BRIN), Rare Earth Elements (REE) atau logam tanah jarang terdiri dari 17 unsur yaitu lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodymium (Nd), promethium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), dysprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), thulium (Tm), ytterbium (Yb), and lutetium (Lu) termasuk Scandium (Sc) dan Y (Yttrium).

LTJ terbentuk pada mineral pembentuk batuan dan umumnya terakumulasi pada mineral-mineral aksesoris pada batuan berkomposisi asam seperti granitoids, contoh pada monasit, senotim, allanit, titanit, zircon, dan seterusnya.

Logam tanah jarang memiliki potensi yang sangat luas, seperti magnet permanen untuk mobil listrik dan turbin angin, monitor LED, handphone, laptop, kamera, kulkas, lampu LED, bahkan earphone, kacamata dan sepeda listrik. Maka dari itu, berbagai negara berlomba-lomba untuk memanfaatkan LTJ untuk keuntungan dalam negeri.

Kembali kepada larangan ekspor Malaysia, Negara Jiran sendiri memiliki beberapa logam tanah jarang yakni monasit dan senotim yang sangat penting bagi elektronik berteknologi tinggi dan teknologi terbarukan.

Potensi Logam Tanah JarangFoto: Kementerian ESDM
Potensi Logam Tanah Jarang

 

Dikutip dari Reuters, berdasarkan United Stated Geological Survey 2019, Malaysia diperkirakan hanya memiliki cadangan 30.000 metrik ton. Sementara, China memiliki cadangan terbesar yang diperkirakan 44 juta ton.

Melihat potensi yang cukup besar, Malaysia akhirnya mengambil keputusan di tengah upaya dunia melakukan diversifikasi dari China yang merupakan produsen LTJ terbesar di dunia.

Anwar mengatakan pemerintah akan mendukung pengembangan industri tanah jarang di Malaysia dan larangan tersebut akan "menjamin keuntungan maksimal bagi negara tersebut".

Namun demikian, ia tidak mengatakan kapan usulan larangan itu akan mulai berlaku.

Sumbangan Besar Logam Tanah Jarang untuk Ekonomi  Malaysia

Logam tanah jarang diperkirakan akan menyumbang sebesar MYR 9,5 miliar (US$2 miliar) terhadap produk domestik bruto Malaysia pada 2025 dan menciptakan hampir 7.000 lapangan kerja.

"Pemetaan detail sumber unsur tanah jarang dan model bisnis komprehensif yang menggabungkan industri hulu, menengah, dan hilir akan dikembangkan untuk menjaga rantai nilai tanah jarang di tanah air," ujar Anwar, dikutip dari Nikkei.

Larangan yang diterapkan Malaysia dapat mempengaruhi penjualan ke China yang mengimpor sekitar 8% bijih tanah jarang dari negara Asia Tenggara tersebut antara bulan Januari dan Juli tahun ini. Hal itu menurut data bea cukai China.

Bagaimana Logam Tanah Jarang di Indonesia?

Seperti Malaysia, Indonesia juga semakin serius digarap yang berupa hasil tambang berjenis zirkonium dan thorium. Hal ini dibeberkan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Kepala Balai Besar Pengujian Mineral dan Batu Bara ESDM, Julian Ambassadeur Shiddiq mengungkapkan bahwa pihaknya sudah melakukan pilot plan atau produksi pra-komersial untuk tambang zirkonium dan thorium.

Julian mengatakan, pada tahun lalu, pihaknya sudah menindaklanjuti perjanjian yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan PT Timah untuk mengekstraksi monasit, zirkonium, dan thorium.

Saat ini proses pilot plant sudah dilakukan dan diharapkan bisa selesai dalam kurun waktu tahun 2023. Pihaknya berencana di tahun depan (2024) proses produksi sudah bisa berjalan dengan menghitung seberapa besar nilai ekonomisnya.

Potensi Logam Tanah JarangFoto: Kementerian ESDM
Potensi Logam Tanah Jarang

 

Sebagai catatan, Indonesia memiliki logam tanah jarang di beberapa lokasi saja dengan total cadangan 1,5 miliar ton, seperti monasit, senotim, zirkonium silikat, rare earth ferotitanat, bijih nikel laterit, dan potensi lainnya. Berdasarkan "Kajian Potensi Mineral Ikutan pada Pertambangan Timah" yang dirilis Kementerian ESDM pada 2017, logam tanah jarang ini tersebar di beberapa daerah, antara lain Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi, dan Papua.

Kendati total cadangan LTJ Indonesia sebesar 1,5 miliar ton, namun pada dasarnya LTJ dapat dihasilkan dari produk samping timah, contohnya adalah monasit dan senotim.

Dilansir dari Booklet Kementerian ESDM 2020 dicatatkan bahwa Indonesia telah memiliki sumber daya monasit sebesar 185.179 ton logam yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi cadangan. Sedangkan untuk senotim, Indonesia telah memiliki sumber daya senotim sebesar 20.734 ton logam yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi cadangan. 

Alhasil hal ini dapat menambah cadangan logam tanah jarang Indonesia ke depannya jika dapat diolah dengan tepat.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation