
China Borong Emas 126 Ton, Persiapan Krisis Nih Xi Jinping?

Jakarta, CNBC Indonesia - Data Juli 2023 menunjukkan bank sentral global terus menambah cadangan emas mereka dengan pembelian bersih 55 ton dalam satu bulan saja.
Dilansir dari World Gold Council, Bank Sentral China (PBoC) menjadi pembeli terbesar dengan menambahkan kepemilikannya sebesar 23 ton dan mengukuhkan posisinya sebagai pembeli terbesar sepanjang tahun ini 126 ton.
Pembelian emas ini besar-besaran yang dilakukan PBoC terjadi di tengah perlambatan ekonomi Sang Naga. Emas merupakan aset aman yang dicari di tengah ketidakpastian ekonomi. Emas adalah cadangan yang bisa dipercaya di saat ekonomi memburuk, pelindung nilai dari inflasi, serta dan menjadi penyangga dari dampak resesi.
![]() Source: IMF IFS, respective central banks, World Gold Council |
Sejak mulai melaporkan pembelian emas secara rutin pada bulan November, PBoC telah membeli bersih 188 ton, meningkatkan total cadangan emas menjadi 2.136 ton (4% dari total cadangan).
Sedangkan posisi kedua ditempati oleh Bank Nasional Polandia (NBP) yang meningkatkan cadangan emasnya sebesar 22 ton selama bulan Juli, meningkatkan total kepemilikan emasnya menjadi 299 ton.
![]() Source: IMF IFS, respective central banks, World Gold Council |
Ini adalah pembelian bersih selama empat bulan berturut-turut, dengan pembelian selama periode ini berjumlah 71 ton.
Beralih ke Turki, Bank Sentral Turki kembali menjadi salah satu pembeli pada Juli. Setelah kembali melakukan pembelian bersih pada Juni sebanyak 11 ton, Bank Sentral Turki kembali menambah pembelian sebesar 17 ton pada Juli. Namun, secara year-to-date (ytd) bank sentral masih menjadi penjual bersih 85 ton karena penjualan besar-besaran antara bulan Maret dan Mei.
Sedangkan secara global, cadangan emas dunia paling banyak disimpan oleh Amerika Serikat (AS) sebesar 8.133 ton, kemudian Jerman dengan cadangan emas 3.352 ton, dan posisi ketiga ditempati oleh Italia dengan cadangan emas 2.451 ton. Sementara Indonesia hingga kuartal-II 2023 hanya sebesar 78,6 ton.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)