Data Pengangguran Mengecewakan, Wall Street Kembali Melemah

mae, CNBC Indonesia
07 September 2023 20:45
In this photo provided by the New York Stock Exchange, trader Americo Brunetti works on the floor, Thursday, March 25, 2021. Stocks are wobbling in afternoon trading Thursday as a slide in technology companies is being offset by gains for banks as bond yields stabilize.(Courtney Crow/New York Stock Exchange via AP)
Foto: AP/Courtney Crow

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street mengawali perdagangan pada awal pekan ini dengan beragam dengan mayoritas melemah.

Pada awal perdagangan hari ini, Kamis (7/9/2023), indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,11% ke posisi 34.480,97. Sementara itu, indeks S&P 500 melemah 0,56% ke posisi 4. 440,32 dan indeks Nasdaq jeblok 1,42% ke posisi 13.674,15.

Masih buruknya kinerja Wall Street pada awal perdagangan hari ini melanjutkan tren negatif pada perdagangan hari sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (6/9/2023), Indeks Dow Jones ambruk 0,57%, Indeks Nasdaq jeblok 1,06% sementara indeks S&P jatuh 0,7%.

AS merilis data klaim pengangguran pada hari ini. Jumlah pegawai AS yang mengajukan klaim pengangguran mencapai 216.000 pada pekan yang berakhir 2 September.
Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan ekspektasi pasar yakni 234.000 dan pekan sebelumnya yakni 229.0000.
Lebih sedikitnya jumlah klaim menunjukkan pasar tenaga kerja masih panas sehingga inflasi sulit melandai.

Kondisi ini membuat pasar berekspektasi jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan tetap hawkish.

"Dengan data tersebut, The Fed sepertinya akan kembali hawkish ke depan. Namun, data-data yang ada tak cukup kuat untuk menjadi pertimbangan pertemuan (The Fed), investor seharusnya masih memiliki banyak kesempatan tetapi jalannya memang tidak mudah," tutur Jeffrey Roach, ekonom at LPL Financial, dikutip dari CNBC International.

Data ekonomi yang dirilis AS pada  beberapa hari terakhir juga menunjukkan ekonomi AS masih kencang.

AS pada Rabu kemarin juga merilis data ISM Services PMI yang mengukur aktivitas bisnis non-manufaktur. ISM Services  melonjak ke 54,5 pada Agustus. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan 52,7 pada Juli serta di atas ekspektasi pasar yakni 52,5.

ISM Services Prices juga naik menjadi 58,9 pada Agustus dari 56,8 pada Juli. Artinya, ongkos biaya pada Agustus meningkat cukup signifikan.

ISM Services yang menguat menandai ekonomi AS masih kencang sehingga inflasi bisa sulit ditekan ke depan.

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation