Kena Asap Polusi, Emiten Ini Malah Pesta Pora

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
01 September 2023 13:20
cover topik, fokus polusi jakarta
Foto: Cover Topik/ Polusi Jakarta/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Polusi udara di beberapa kota di wilayah Indonesia kian memburuk. Hal ini membuat masyarakat harus kembali memakai masker terutama di luar ruangan untuk melakukan pencegahan dari bahaya polusi udara yang masuk kategori tidak sehat. Di sisi lain, kondisi ini menguntungkan beberapa emiten.

Polusi udara yang kini terjadi dapat meningkatkan permintaan bagi emiten produsen masker. Karena kini sudah banyak masyarakat kembali memakai masker terutama saat di luar ruangan. Hal ini dapat mendorong permintaan masker meningkat pada kuartal III 2023.

Saat ini terdapat tiga emiten produsen masker yang tercatat di Bursa Efek Indonesia 

Secara kinerja pergerakan harga saham, PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED) sudah menunjukkan hasil positif dari sentimen penggunaan masker kembali saat polusi udara melanda. Dalam sepekan OMED melesat 10,49% hingga perdagangan pagi hari ini pukul 09.55 WIB.

Namun, dalam kinerja keuangan terjadi penurunan laba. Perseroan mencatatkan laba bersih semester I 2023 menjadi Rp110,6 miliar, angka ini lebih kecil 11,23% dibandingkan semester I 2022 sebesar Rp124,6 miliar.

Penurunan laba diakibatkan oleh penurunan pendapatan menjadi Rp811,3 miliar pada semester I 2023, dari Rp813,4 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

polusi

Selain itu, terdapat kenaikan pada beban penjualan dan pemasaran, beban umum dan administrasi serta beban operasi lainnya yang menggerus laba Perseroan.

Meskipun efek positif 'instan' dirasakan saham OMED, tidak demikian dengan PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) dan PT Multi Medika Internasional Tbk (MMIX). Saham MEDS tercatat anjlok 1,4% ke Rp 17 per saham, sedangkan MMIX longsor 2,88% ke Rp202 per saham pada Jumat (1/9/2023) pukul 10.45 WIB.

Menilik kinerja keuangan, PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) membukukan kerugian sepanjang semester I 2023 sebesar Rp8,1 miliar. Kinerja tersebut anjlok sebab dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, Perseroan --masih mencatatkan laba sebesar Rp5,4 miliar.

Kerugian yang dicatatkan oleh MEDS berasal dari penjualan Perseroan yang anjlok 67,9% menjadi Rp7,3 miliar pada semester I 2023.

Penjualan masker berkontribusi paling besar terhadap pendapatan Perseroan yang turun menjadi penyebab kinerja negatif dari pendapatan MEDS. Selain itu, terdapat penurunan penjualan bouffant cap dan antiseptic.

Berbeda dengan dua emiten masker di atas, PT Multi Medika Internasional Tbk (MMIX) justru mencatatkan kenaikan laba signifikan, tepatnya 111,54%. Sepanjang semester I 2023 Perseroan mampu membukukan laba sebesar Rp16,5 miliar.

Kenaikan laba MMIX didorong dari pendapatan yang meningkat sebesar  1,3% menjadi Rp91,3 miliar. Kemudian terdapat kenaikan margin pada semester I 2023 menjadi 56,8%, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 42,1%.

Estimasi Penjualan Masker Global

Kemudian, berdasarkan laporan perusahaan data pasar dan konsumen, Statista, yang bertajuk Statista Consumer Insights menunjukkan permintaan masker di tahun 2023 diestimasikan lebih kecil dibandingkan tahun 2022.

Penurunan ini didorong karena tahun 2023 sudah memasuki masa endemi dan sudah bebas masker.

Namun, melihat polusi udara yang buruk tengah menyerang beberapa kota besar di Indonesia dan masyarakat kini sudah mulai memakai masker lagi sebagai upaya tindakan pencegahan dari bahaya polusi udara yang tidak sehat, hal ini dapat meningkatkan permintaan terhadap masker.

Peningkatan masker ini dapat dilihat pada hasil kuartal III 2023 terhadap emiten produsen masker.

p

Sebagai informasi, berdasarkan data IQAir pada pagi hari ini Jumat (1/9/2023) pukul 06.00 WIB kualitas udara di Jakarta masih berada di status tidak sehat dengan indeks kualitas udara AQI US 153 dan polutan utama PM2.5. Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 11,7 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.

Dalam rangking kota AQI langsung dari beberapa kota di Indonesia, hari ini pukul 06.00 WIB kota Karawang, Jawa Barat masuk dalam rangking nomer satu dari 10 rangking kota berpolusi tidak sehat. Sedangkan kota Depok yang enam hari beruntun masuk dalam kota berpolusi buruk nomer satu sebelumnya, hari ini masuk dalam urutan ke 10 dengan AQI US 155. Dan kota Jakarta hari ini tidak masuk dalam jajaran 10 rangking kota berpolusi tidak sehat.

Kota Karawang merupakan kota industri terbesar di Indonesia. Kota Karawang termasuk kota yang besar yakni dengan luas sekitar 1.737,30 km.

Berdasarkan data yang dihimpun Fakta Jabar dari Disnakertrans Karawang, hingga tahun 2018 Karawang telah memiliki luas lahan sekitar 13.756.358 hektar yang telah berubah menjadi kawasan industri. Ada beberapa kawasan Industri yang terkenal dan populer saat ini yaitu Kawasan Industri Indotaisei, Kawasan Industri Kujang, Kawasan Industri Mandala Putra, Kawasan Industri KIIC, Kawasan Industri KIM, Kawasan KIJE karawang barat, dan juga Kawasan Industri Suryacipta.

Dari beberapa kawasan industri yang ada di Karawang. Terdapat sekitar 1.762 pabrik yang terdiri dari Pabrik swasta, PMA, PMDN dan Joint Venture. Rinciannya, pabrik swasta sebanyak 787, PMDN sebanyak 269, PMA sebanyak 638, dan Joint venture tercatat sebanyak 58 pabrik.

Banyaknya pabrik yang ada di Karawang mendorong tingkat polusi udara di wilayah tersebut karena aktivitas industri. Namun perlu diketahui, banyaknya pekerja di wilayah Karawang dapat meningkatkan penggunaan masker dalam pencegahan bahaya polusi udara agar menunjang keberlangsuan industri tetap berjalan.

Saat ini langkah Pemerintah untuk menghadapi polusi udara buruk di wilayah Jakarta khususnya sudah diberlakukan work from home (WFH), pengawasan terhadap industri dan pembangkit listrik tenaga uap, pengecekan terhadap emisi kendaraan pribadi.

Adapun langkah Pemerintah lainnya dalam upaya mengurangi populasi udara di Jabodetabek (Jakarta Bohor Depok Tangerang Bekasi), salah satunya dengan menerapkan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca).

IQAir merekomendasikan masyarakat Jakarta untuk mengambil langkah-langkah pencegahan, seperti menggunakan masker, penyaring udara dalam ruangan, menutup jendela, dan membatasi aktivitas di luar ruangan.

Tujuan utamanya adalah untuk melindungi kesehatan dari paparan udara yang kotor dan berpotensi berbahaya.

Meskipun demikian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan pemerintah tidak menerbitkan kewajiban memakai masker bagi masyarakat dalam meminimalisasi paparan polusi udara tidak sehat terutama di wilayah Jabodetabek.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemerintah kini fokus pada upaya edukasi. Sehingga, masyarakat mampu memiliki kesadaran pakai masker di luar ruangan tanpa paksaan dari pemerintah.

Adapun Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyarankan kewajiban pakai masker digalakkan kembali.

Fenomena polusi udara yang sedang melanda pun menyerang Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia mengaku terkena ISPA sehingga suaranya hilang saat sedang berada dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (31/8/2023).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(saw/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation