
"Malapetaka" Baru Bumi Makan Korban Lagi: Terusan Panama

Jakarta, CNBC Indonesia - Ratusan kapal terjebak macet di terusan Panama akibat kekeringan parah. Kondisi ini menyebabkan rantai pasokan terhambat ke berbagai negara sehingga harga barang dan jasa potensi naik.
Terusan Panama ibaratkan "Jalan Pintas" yang menghubungkan dua negara, yaitu Panama dan Kolombia. Terusan ini juga menghubungkan Samudra Atlantik di sebelah timur dengan Samudra Pasifik di sebelah barat dan melintasi wilayah sempit di bagian tengah Amerika Tengah.
Sebelum dibangun, kapal-kapal harus berlayar hingga 40.000 kilometer (km) jika ingin mengelilingi Tanjung Harapan di ujung Amerika Selatan untuk menghubungkan dua samudra. Tetapi berkat terusan panama, perjalanan bisa lebih dipersingkat, kapal hanya perlu menempuh jarak sekitar 82 km.
Terusan ini mempersingkat jarak ribuan kilometer, sehingga tak heran peran-nya sangat vital bagi lalu lintas kargo global. Melansir Marine Insight jalur air ini memfasilitasi pergerakan 40% lalu lintas kapal kargo di seluruh dunia, dengan hampir dua pertiga dari seluruh lalu lintas kanal menuju atau meninggalkan Amerika Selatan.
Sayangnya, kondisi kekeringan akibat curah hujan yang terlambat datang dari biasanya membuat volume air tak mencukupi untuk membuka perjalanan dengan jumlah kapal banyak.
Hal ini membuat penumpukan kapal di kedua sisi kanal, dalam kondisi normal sebuah kapal yang menyeberang membutuhkan waktu 9 jam, tetapi kondisi saat ini menyebabkan waktu lebih lama, bahkan ada beberapa kapal yang telah antri selama tiga pekan terakhir.
Melansir dari Wall Street Journal pada Senin (21/8/2023) terdapat lebih dari 200 kapal yang mengantri untuk melewati terusan tersebut. Sebelumnya, otoritas terusan panama juga sudah memperingatkan akan ada pengurangan jumlah penyeberangan dari sebelumnya 36 kapal menjadi 32 kapal.
![]() Terusan Panama di Amerika dilaporkan mengering. Hal ini mempengaruhi kapal-kapal ekspor impor yang ingin melintas di jalur transportasi dan logistik penting dunia. (AP/Arnulfo Franco) |
Akibat hal tersebut, beberapa kapal ada yang memilih mengganti rute perjalanan bahkan ada yang terpaksa membawa muatan 40% lebih sedikit dari biasanya untuk mencegah permukaan air turun.
Antonio Dominguez, direktur pelaksana perusahaan pelayaran Maersk, yang sejauh ini merupakan pengguna terbesar kanal tersebut, menyatakan bahwa ia khawatir kekeringan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan penundaan serta peningkatan biaya pengiriman, sehingga mempengaruhi barang dagangan Natal serta barang-barang konsumsi lainnya dan membuat segalanya menjadi lebih mahal.
Administrator Terusan Panama, Ricaurte Vasquez Morales juga mengatakan bahwa pembatasan kapal yang menyeberang bisa berlangsung hingga akhir tahun. Akibat itu pendapatan yang hilang bisa ditaksir mencapai US$ 200 juta.
Rata-rata kapal yang terjebak macet adalah kapal kargo curah pengangkut bahan bakar, dengan begitu dampak langsung yang sudah mulai terlihat pada kenaikan harga komoditas.
Salah satunya, harga batubara ICE Newscastle selama sebulan terakhir hingga Jumat (25/8/2023) telah melonjak lebih dari 10% ke posisi US$ 156 per ton.
Apalagi pada saat ini kecenderungan negara bermusim empat sedang memasok energi lebih banyak untuk persiapan musim dingin menjelang akhir tahun mendatang.
Tak hanya itu, dampak juga terasa pada negara-negara yang melakukan ekspor-impor ke AS. Salah satu yang terbesar adalah China, pasalnya negeri tirai bambu ini merupakan partner dagang terbesar untuk negeri paman Sam.
Ekspor China ke AS sebesar US$ 42,31 miliar pada Juli lalu atau setara 15% dari total ekspor negeri asal Panda tersebut sebanyak US$ 281,76 miliar. Secara keseluruhan, ekspor - impor China mengalami tren penurunan sejak paruh pertama 2021 lalu.
Beralih ke negara lain yang terdampak dari kemacetan terusan panama adalah Jepang dengan China . Ekspor Negeri Sakura paling banyak AS dengan porsi mencapai 18% atau sebesar JYP 1,79 triliun.
Melansir dari data Kementerian Keuangan Jepang, ekspor pada Juli 2023 mencapai JYP 8724,97 miliar, nilai susut dari bulan sebelumnya sebesar JPY 8743.84 mliar.
Ekspor kedua negara tersebut yang masih bergantung ke AS sedangkan kondisi saat ini terhambat macetnya terusan panama membuat penyusutan ekspor masih bisa berlangsung dalam beberapa bulan.
Ketika ekspor masih bisa susut ini juga berimbas ke perdagangan Tanah Air, pasalnya ketika ekspor turun maka produktivitas akan berkurang yang berujung pada permintaan impor jadi melemah.
Dampaknya ke RI ini bisa mempengaruhi ekspor karena dua negara tersebut merupakan negara tujuan ekspor terbesar. Imbasnya neraca dagang bisa kembali susut yang menyebabkan pasar keuangan kembali gonjang-ganjing.
Sebagai informasi, neraca dagang Indonesia masih tercatat surplus sebesar US$ 1,31 miliar. Tetapi surplus ini turun dibandingkan satu bulan sebelumnya sebesar US$ 3,45 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor ke Amerika Serikat terkoreksi 22,12% pada Januari-Juni 2023, berbanding terbalik dengan tumbuh 26,5% pada semester I-2022. Ekspor ke Jepang terkontraksi 11,7%, berbanding terbaik dengan kenaikan 45% pada semester I-2022.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]