
BEST: Bekasi Fajar Industrial Estate

Jakarta,CNBCÂ Indonesia -Â PT. Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) bergerak dalam bidang industri dan properti termasuk seluruh fasilitas dan infrastruktur pendukung dan perusahaan beroperasi secara komersial sejak tahun 1989.
BEST menyediakan kavling lahan industri yang berada di wilayah MM2100 dengan jumlah terbatas untuk dibeli dan didukung oleh infrastruktur yang andal dan prima.
BEST juga menawarkan Standard Factory Building (SFB) siap pakai yang sesuai untuk kebutuhan industri ringan dan menengah. Dengan ukuran unit rata-rata yang luas sekitar 1.000m2 per unit, SFB yang dimiliki BEST memiliki ruang yang cukup untuk kantor Anda dan kebutuhan produksi semuanya dalam satu atap.
Dan BEST juga menyediakan gudang atau pusat logistik. Terdapat akses ke gudang modern dan fasilitas pusat logistik di lokasi. Dibangun sesuai dengan standar internasional, fasilitas ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan logistik dan pergudangan penyewa BEST.
Kinerja Laporan Keuangan
Hingga semester I 2023 terdapat penurunan kinerja pada Perseroan, dimana laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per 30 Juni 2023 turun 0,96% menjadi Rp128,9 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp130,2 miliar.
Penurunan laba didorong dari penurunan pendapatan Perseroan per 30 Juni 2023 sebesar 9,6% menjadi Rp312,1 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp345,2 miliar. Namun pendapatan lain-lain meningkat per 30 Juni 2023 menjadi Rp65,79 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp16,72 miliar.
Berikut rincian penjualan yang berkontribusi terhadap pendapatan Perseroan per 30 Juni 2023.
![]() |
Terdapat penurunan pada penjualan tanah yang mendorong penurunan pendapatan Perseroan. Namun peningkatan terdapat pada segmen maintenance fee, service charge, air dan sewa serta hotel.
Berikut perusahaan yang berkontribusi lebih dari 10% terhadap pendapatan Perseroan.
![]() |
Investor juga perlu melihat berapa banyak persediaan yang masih tersedia di Perseroan.
![]() |
Total persediaan Perseroan per 30 Juni 2023 sebesar Rp4,75 triliun. Dimana sebesar Rp1,67 triliun merupakan persediaan yang direalisasikan dalam waktu 12 bulan yang masuk dalam aset lancar, sedangkan sebesar Rp3,07 triliun merupakan persediaan yang direalisasikan lebih dari 12 bulan yang masuk dalam aset tidak lancar.
Rasio Keuangan
Price Earning Ratio (PER) rata-rata industri sejenis berada di PER 11, sehingga PER BEST saat ini masih murah dengan di bawah rata-rata industrinya. Dapat dilihat juga pada harga bukunya dengan Price Book Value (PBV) di bawah satu. Harga saham BEST hingga perdagangan 9 Agustus 2023 berada di level Rp160 per lembar saham, sehingga dengan Book Value (BV) Rp462, harga saham BEST masih dalam keadaan murah alias undervalued.
Margin yang diperoleh BEST juga tinggi dengan Gross Profit Margin (GPM) 64,70%. Begitu juga dalam menghasilkan profit dapat dikatakan maksimal dengan Net Profit Margin (NPM) di angka 41,32%.
Return On Equity (ROE) Perseroan sudah berada di atas rata-rata industrinya. Sehingga dalam mengelola modal terhadap laba bersih cukup baik.
Begitu juga dengan Return On Asset (ROA) Perseroan berada di atas rata-rata industri. Sehingga dalam mengelola aset terhadap laba bersih cukup baik.
Debt to Equity Ratio (DER) Perseroan sangat sehat dengan angka 34,88% saja. DER di bawah 100% menandakan total modalnya jauh lebih besar dibandingkan total hutangnya. Total modal Perseroan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per 30 Juni 2023 sebesar Rp4,45 triliun, sedangkan total hutang per 30 Juni 2023 sebesar Rp1,55 triliun. Sehingga kemampuan dalam membayar kewajiban terhadap modal sangat baik.
Current Ratio (CR) Perseroan juga berada di angka yang sehat 232,17%. Dengan likuiditas yang tinggi maka kemampuan Perseroan dalam membayar kewajiban lancar terhadap aset lancarnya cukup baik.
Prospek Bisnis
PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) menargetkan marketing sales sebesar Rp 651 miliar sepanjang 2023. Target pasar BEST berfokus pada industri-industri yang relatif tahan terhadap dampak pandemi seperti logistik pergudangan, elektronik, dan consumer goods serta industri yang sedang bertumbuh seperti industri data center dan kendaraan elektrik.
BEST juga berfokus mengembangan Befa Digital Town yang diluncurkan di bulan Desember 2022 untuk memberikan dukungan dan menarik permintaan yang tinggi dari industri data center.
Manajemen BEST optimistis atas perbaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus berlanjut seiring strategi Perseroan yang terus berfokus dengan bisnis Kawasan industri.
BEST berfokus mengembangkan fasilitas sarana penunjang dan infrastruktur di Kawasan Industri MM2100 untuk mendukung keberlangsungan usaha pelaku bisnis yang ada di Kawasan Industri MM2100.
Salah satu pendukung infrastruktur yang sedang dibangun adalah tol JORR II Cibitung - Cilincing yang diyakini akan mampu mendorong efektivitas dan mempermudah akses pelaku usaha di Kawasan Industri MM2100.
Selain itu, infrastruktur lain yang direncanakan Pemerintah yakni mulai beroperasinya LRT di tahun 2023, pembangunan Tol Jakarta-Cikampek Selatan, perluasan Kawasan Tanjung Priok serta pembangunan Pelabuhan Patimban.
Investing Plan BEST
BEST masuk dalam kategori saham Syariah. Harga wajar saham BEST berada di Rp462 per lembar saham, hal ini menandakan harga saham BEST masih undervalued alias murah saat ini dengan harga saham berada di kisaran Rp160 per lembar saham. Tumbuhnya ekonomi Indonesia dapat mendongkrak permintaan terhadap lahan industri.
Area pembelian saham BEST berada di Rp150 hingga Rp160 per lembar saham. Pembelian saham BEST dapat dilakukan dengan membeli secara bertahap dan atur money management sesuai dengan jumlah dana yang akan diinvestasikan. Target jual sendiri berada di harga Rp462 hingga Rp1000 per lembar saham dengan catatan ekonomi Indonesia terus bertumbuh dan mulai banyaknya para pelaku usaha melakukan ekspansi dengan membuka pabrik baru sehingga membutuhkan lahan baru untuk ekspansi pabrik tersebut.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research, divisi penelitian CNBC Indonesia. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau aset sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw)