Newsdata

Mimpi Ganjar, Anies & Prabowo Bisa Dirusak oleh Kelompok Ini

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
07 July 2023 09:05
Penghitungan suara Pemilihan Umum untuk wilayah Inggris Raya dan Irlandia, bertempat di KBRI London, tanggal 17 April 2019. (Ist KBRI London)
Foto: Penghitungan suara Pemilihan Umum untuk wilayah Inggris Raya dan Irlandia, bertempat di KBRI London, tanggal 17 April 2019. (Ist KBRI London)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia menjadi salah satu negara demokrasi yang stabil di Asia. Pemenuhan hak-hak sipil maupun ekonomi dan sosial budaya sekalipun masih memiliki tantangan, namun secara umum jauh lebih baik dibandingkan sebelum reformasi 1998.

Demokrasi Indonesia relatif stabil ini dibuktikan dari Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) yang bisa dipertahankan pada kategori sedang (60 - 80) sepanjang 2009 - 2021. Sebelum tahun 2014, IDI berkisar di bawah angka 70. Namun, sejak 2014 sampai sekarang IDI berada di atas 70. Bahkan IDI pernah mencapai angka tertinggi di 74,92 pada tahun 2019.

Pemilu bukan satu-satunya cara untuk menyalurkan partisipasi politik.
Namun demikian, bentuk partisipasi politik paling mudah diukur melalui pemilu, antara lain melalui perhitungan persentase orang yang menggunakan hak pilihnya dibanding dengan jumlah seluruh warga negara yang terdaftar sebagai pemilih.

Jika menilik data Badan Pusat Statistik (BPS), ada 34,75 juta orang yang tidak menggunakan hak pilihnya atau golongan putih (golput) pada pemilu tahun2019. Angka ini setara dengan 18,02% dari seluruh daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2019 yang sebanyak 192,77 juta orang.

Jumlah pemilih golput pada Pemilu 2019 menurun 40,69% dibandingkan periode sebelumnya. Pada Pemilu 2014, jumlah pemilih golput mencapai 58,61 juta orang atau 30,22%.

Berdasarkan penghitungan suara yang dikumpulkan di 33 provinsi, Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla mendapatkan 53,15% atau 70.633.576 suara pada pilpres 2014 untuk menjadi presiden.
Artinya, suara Golput nyaris menyamai perolehan pemenang.

Besarnya golput inilah yang mesti diwaspadai calon presiden (capres) seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.  
Mereka harus mampu menggaet kelompok yang selama ini golput atau bisa menjadi golput pada pilpres 2024 agar suara mereka terdongkrak.

Jika dilihat berdasarkan wilayahnya, Jawa Barat menjadi provinsi yang penduduknya paling banyak tidak menggunakan hak pilih. Jumlahnya tercatat sebanyak 5,8 juta jiwa atau 17,43% dari total pemilih di Jawa Barat.

Tingginya partisipasi politik masyarakat menunjukkan bahwa di negara-negara demokrasi, rakyat mengikuti dan memahami masalah politik dan bersedia melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

Sementara itu, jika tingkat partisipasi masyarakat yang rendah dapat ditafsirkan bahwa banyak warga tidak menaruh perhatian terhadap masalah kenegaraan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(aum/aum)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation