Produktivitas Pekerja RI Rendah, Libur Bikin Daya Saing Turun

mae, CNBC Indonesia
23 June 2023 17:12
This photograph taken on September 21, 2021 shows a general view of workers wearing face masks while working at the Maxport factory, which makes activewear for various textile clothing brands, in Hanoi. (Photo by Nhac NGUYEN / AFP)
Foto: AFP/NHAC NGUYEN

Jakarta, CNBC Indonesia - Libur panjang Idul Adha diprotes pelaku usaha Indonesia. Selain mengganggu produktivitas, libur panjang juga dinilai merugikan.

Seperti diketahui, pemerintah menetapkan cuti bersama Idul Adha pada 28-30 Juni 2023. Artinya, hari kerja efektif hanya Senin dan Selasa pada pekan depan sementara total libur sebanyak lima hari termasuk Sabtu dan Minggu.
Pemerintah memutuskan cuti bersama untuk pekan depan pada Kamis (22/6/2023). Keputusan tersebut keluar kurang dari sepekan dari pemberlakuan libur.

Pelaku usaha pun melayangkan protes keras atas keputusan tersebut karena bisa menimbulkan kerugian besar. Pengusaha tekstil memperkirakan libur panjang Idul Adha bisa merugikan sektor tekstil dan produk tekstil hingga Rp 575 miliar.

Kerugian disebabkan oleh penambahan uang lembur dan kerugian lainnya.
Pelaku industri manufaktur memang menjadi salah satu pihak yang paling dirugikan. Selain ada pengurangan produksi dan tambahan uang lembur, libur juga bisa mengganggu agenda perusahaan seperti ekspor dan impor.

Mantan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang juga pengusaha senior Sofjan Wanandi. Pemilik bisnis Santini Group mengingatkan libur panjang bisa mengurangi daya saing Indonesia.

Sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri, jumlah hari libur di Indonesia mencapai 15 hari. Jumlah cuti bersama hingga kini masih berjumlah 11 hari.

"Saya kadang-kadang tak ngerti alasan pemerintah, pengusaha tentu akan sulit sekali, kalau terlalu banyak libur dan hari kejepit macam-macam, sekarang sudah menambah berapa hari lagi, pusing," kata Sofjan kepada CNBC Indonesia, Kamis (22/6/2023).

Produktivitas Pekerja RI Rendah

Sofjan mengingatkan salah satu daya saing yang bisa terus menurun adalah produktivitas.
Padahal, produktivitas pekerja Indonesia lebih rendah dibandingkan negara ASEAN. Dengan hari libur yang semakin panjang maka produktivitas semakin turun. Faktor inilah yang banyak disorot oleh pelaku usaha.

Studi ASEAN berjudul Regional Study on Labour Productivity in ASEAN menunjukkan produktivitas pekerja Indonesia ada di angla US$ 23,89 ribu per pekerja.
Produktivitas pekerja di Indonesia hanya menempati posisi enam dari 10 negara. Produktivitas tertinggi adalah Singapura dengan nilai US$ 149,05 ribu.

Produktivitas pekerja RI bahkan lebih rendah dibandingkan rata-rata ASEAN yang berada di angka US$ 24,27 ribu.
Bila dihitung dengan nilai tukar saat ini (US$ 1=Rp 14.990) maka rata-rata produktivitas pekerja ASEAN mencapai Rp 363,81 juta.

Produktivitas setiap pekerja Singapura mencapai US$ 149,05 ribu atau sekitar Rp 2,23 miliar. Sementara itu, produktivitas setiap pekerja Indonesia ada di angka US$ 23,89 ribu atau Rp 368,11 juta.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]



(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation