Amerika Menuju "Bangkrut", The Fed Dalam Dilema!
Jakarta, CNBC Indonesia - Belum ada jalan keluar soal masalah utang Amerika Serikat (AS) yang menggunung hingga US$31,4 triliun dan mendekati debt ceiling atau batas pagu masih membayangi pelaku pasar yang semakin khawatir akan prospek ekonomi AS.
Kurang dari seminggu lagi dari desakan Janet Yellen, Menteri Keuangan AS yang menyatakan bahwa paling cepat pada 1 Juni mendatang pemerintah bisa kekurangan likuiditas dan berisiko "bangkrut" atau gagal bayar (default).
Hal tersebut tentu akan merugikan pemerintah AS karena posisinya dalam kepemimpinan secara global akan diragukan. Menurut Goldman Sachs masalah utang ini juga bisa menyebabkan sekitar 10% dari aktivitas ekonomi domestik akan terguncang yang menyebabkan tiga juta pekerjaan hilang, menambah US$ 130.000 untuk biaya hipotek (KPR) dengan periode 30 tahun, dan menaikkan utang nasional sebesar US$ 850 miliar
Ketidakpastian yang dirasakan oleh pelaku pasar ini juga dialami The Fed yang akan melaksanakan FOMC meeting pada 14 Juni 2023 mendatang untuk menentukan suku bunga apakah akan naik lagi atau sudah mulai menjajaki masa suku bunga yang ditahan.
Pada Kamis dini hari rilis FOMC minutes yang berisi risalah atau poin-poin yang kemungkinan besar akan dibahas dalam rapat FOMC menjadi hal penting yang diamati pelaku pasar.
Pasca rilis data tersebut, menurut data CME Group yang mengamati probabilitas kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS menunjukkan ada peluang 68,7% the Fed akan pertahankan suku bunga, sedangkan sisanya 31,3% berpeluang suku bunga naik di rapat Juni mendatang.
(tsn/tsn)