
AS & China Rajin Beri Utang Era Jokowi, Jepang Gak Mau Lagi?

Jakarta, CNBC Indonesia- Utang luar negeri dari China dan Amerika Serikat (AS) meningkat pesat di Era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebaliknya, utang dari Jepang dan beberapa negara Eropa turun jauh.
Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan posisi utang luar per Maret 2023 menyentuh US$ 402,80 miliar atau sekitar Rp 5.959,43 triliun. Jumlah tersebut melonjak drastis bila dibandingkan per September 2014 atau sebelum Jokowi menjadi presiden yang tercatat US$ 292,29 miliar.
Artinya, utang luar negeri Indonesia baik yang dibukukan pemerintah atau swasta bertambah US$ 110,51 miliar atau setara dengan Rp 1.654,95 triliun pada Oktober 2014-Maret 2023 atau setelah era Jokowi.
Utang luar negeri pemerintah bertambah US$ 68,61 miliar menjadi US$ 194,02 miliar. Utang swasta bertambah US$ 40,04 miliar menjadi US$ 199,39 per Maret 2023.
Hingga Maret 2023, Singapura menjadi kreditor atau pemberi utang terbesar dengan nilai mencapai US$ 57,38 miliar disusul dengan AS dengan nilai US$ 31,89 miliar.
Namun, jika dilihat dari penambahannya selama era Jokowi, AS dan China menjadi dua kreditor dengan peningkatan piutang terbesar.
Selama era Jokowi, utang Indonesia dari AS bertambah US$ 20, 82 miliar dari US$ 11,07 menjadi US$ 31,89 miliar. Di bawah AS terdapat China kemudian Hong Kong. Utang dari China bertambah US$ 12,96 miliar dari US$ 7,42 per menjadi US$ 20,38 miliar atau Rp 301,52 triliun.
Jumlah utang China naik 174% atau hampir tiga kali lipat dibandingkan per September 2014 atau sebelum era Jokowi.
sementara utang dari Hong Kong meningkat US$ 11,33 miliar dari US$ 6,46 miliar menjadi US$ 17,79 miliar per Maret 2023.
Data BI menunjukkan utang China masih bertambah besar pada Maret tahun ini.
Utang China juga bertambah sebesar US$ 357 juta atau setera dengan Rp 5,28 triliun pada Maret 2023 dibandingkan Februari 2023. Angkanya naik 1,8% bila dilihat secara bulanan (month to month/mtm).
China menjadi satu dari sedikit negara yang menambah porsi utang ke Indonesia pada Maret tahun ini.
Bila dibandingkan bulan Maret, utang dari AS turun Rp 728 juta menjadi US$ 31,89 miliar. Utang dari Australia berkurang US$ 83 juta, utang dari Inggris berkurang US$ 56, dan utang dari Singapura berkurang US$ 296 juta.
Berbanding terbalik dengan AS dan China, utang dari Jepang dan beberapa dari Eropa juga turun. Utang dari Jepang turun US$ 8,81 miliar dari US$ 32,69 per September 2014 menjadi US$ 23,88 miliar pada Maret 2023.
Utang dari Belanda anjlok dari US$ 6,48 miliar dari US$ 11,29 miliar menjadi US$ 4,81 miliar.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae)