Ganjar Jadi Capres PDIP, IHSG Bisa Naik 3% Kayak Dulu? Simak!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
22 April 2023 15:55
Foto multiple exposure karyawan berswafoto di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022).  Jumlah investor pasar modal Indonesia bertambah signifikan dibandingkan 2021. Berdasarkan data KSEI per 3 November 2022, jumlah investor pasar modal yang mengacu pada Single Investor Identification (SID) telah mencapai 10.000.628 atau naik 33,53% dari 7.489.337 di akhir 2021.  (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Foto multiple exposure karyawan berswafoto di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ganjar Pranowo diusung menjadi calon Presiden (Capres) oleh Partai PDI Perjuangan (PDIP) tepat di hari Kartini (21/4/2022).

Pada dua edisi sebelumnya, penetapan calon presiden oleh PDIP mampu mengerek pasar saham hingga lebih dari 3% dalam sehari. Tampaknya penunjukkan Ganjar tidak akan berpengaruh besar ke gerak pasar saham.

Ganjar Pranowo mampu bertahan di tiga besar elektabilitas Nasional. Namun, jika dibandingkan dengan Jokowi yang saat itu memiliki popularitas tinggi, dan elektabilitas berada di urutan pertama serta unggul jauh dari pesaingnya.

Sayangnya nama Ganjar juga tampak sedikit tercoreng karena masyarakat mengaitkan dirinya dengan kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Tampaknya pasar saham masih akan digerakkan oleh kabar global seputar kenaikan suku bunga, harga komoditas, dan ekonomi China yang selama ini menjadi "bensin" pasar saham.

Kilas Balik: Jokowi Effect, IHSG Melesat 3% Lebih!

Penunjukkan Jokowi sebagai calon Presiden dari PDI Perjuangan tak hanya disambut meriah oleh para pendukungnya. Tapi juga oleh investor, tercermin dari Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) yang melesat.

Pada penutupan perdagangan Jumat (14/3/2014) IHSG melesat 152 poin atau 3,23% ke 4.878,64. Padahal IHSG hari itu dibuka melemah Namun adanya Jokowi effect keadaan pun berbalik.

Pada Jumat siang (14/3/2014) melalui surat perintah harian dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menunjuk Joko Widodo yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI sebagai calon presiden.

Saat itu elektabilitas Jokowi untuk menjadi Presiden memang apik sehingga wajar saja jika "si banteng" memilih Jokowi.

Misalnya saja survei Indonesia Research Centre (IRC) pada Februari 2014 menunjukkan elektabilitas Jokowi menempati posisi teratas dengan 31%, jauh dari urutan kedua 14% saat itu.

Pada periode kedua, Jokowi Effect masih terjadi meskipun magnitudonya tidak sebesar 2014.

Pada Jumat (23 Februari 2019) IHSG ditutup di zona hijau, menguat 0,41% ke 6.619.

Saat itu hasil pengusungan Jokowi untuk periode kedua lebih tertutup, dimana public mengetahui kabar melalui media sosial oleh para kader partai PDI Perjuangan.

Pada saat itu elektabilitas Jokowi masih sangat tinggi. Survei Populi Center pada 19 Oktober 2017 - 26 Oktober 2017 menunjukkan elektabilitas Jokowi berada di 49,4%.

Elektabilitas Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah meneruskan tongkat estafet Jokowi sebagai kader yang diusung oleh partai PDI perjuangan menjadi calon Presiden pada hajatan Pemilihan Umum 2024.

Dari empat survei terakhir, tiga di antaranya menempatkan Ganjar di posisi kedua, sedangkan hanya satu survei Ganjar unggul dibandingkan kandidat lainnya.

Adapun keempat survei itu dirilis oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI), Indonesia Survey Center (ISC), dan Politika Research dan Consulting (PRC), Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)

Pada survei LSI, Ganjar Pranowo menempati elektabilitas sebesar 26,9% dan menempati urutan kedua.

Kemudian survei oleh ISC, popularitas Ganjar Pranowo sebesar 91% dan berada di urutan kedua. Begitu juga dengan survei PRC di mana Ganjar menempati posisi kedua dengan elektabilitas 20,2%.

Sementara itu, survei oleh SMRC menempatkan Ganjar Pranowo di urutan pertama dengan elektabilitas 16,5%, hanya beda tipis dari urutan kedua sebesar 16,3%.

Prestasi Ekonomi Ganjar di Jawa Tengah

Ganjar menjabat Jawa Tengah selama dua periode yakin 2013-2018 kemudian berlanjut 2018-2023, mampu membawa Jawa Tengah tumbuh di atas ekonomi nasional.

PDRB Jawa Tengah pada 2018 tumbuh 5,3%, di atas pertumbuhan PDB nasional 5,17%.

Pada 2020, ekonomi Jawa Tengah berkontraksi 2,65% sebagai dampak penyebaran Covid-19 dan pembatasan mobilitas warga.

Kemudian pada 2021, ekonomi Jawa Tengah tumbuh 3,33%, di bawah pertumbuhan PDB nasional.

Ganjar sendiri ramai dikritik karena tingkat kemiskinan di Jawa Tengah yang berada di atas rata-rata Nasional.

Pada September 2022, persentase penduduk miskin di Jawa Tengah sebesar 10,98%. Sementara rata-rata kemiskinan nasional sebesar 9,57%.

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation