Macro Insight

Pak Jokowi, IMF Bawa Kabar Baik Nih

mae, CNBC Indonesia
12 April 2023 14:20
Managing Director IMF, Kristalina Georgieva  bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Minggu (17/7/2022). (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Managing Director IMF, Kristalina Georgieva  bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Minggu (17/7/2022). (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5% pada 2023.

Revisi tersebut lebih tinggi 0,2% dibandingkan proyeksi pada Januari 2023 yakni 4,8%. Kendati demikian, proyeksi IMF masih jauh lebih rendah dibandingkan pemerintah maupun Bank Indonesia.

APBN 2023 menetapkan target pertumbuhan pada tahun ini sebesar 5,3% sementara Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi domestik akan bias ke atas dalam kisaran 4,5-5,3%.



Salah satu alasan IMF merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah reopening China.

Kebijakan Tiongkok membuka perbatasan dan melonggarkan kebijakan Covid-19 diperkirakan akan berdampak besar ke ekonomi negara-negara Asia, seperti Indonesia.

"China menyerap seperempat ekspor Asia. Reopening China dan pertumbuhan ekonomi China akan memicu dampak positif ke kawasan tersebut. Dampak lebih besar akan dirasakan oleh negara yang memiliki hubungan ekspor dan industri wisata dengan China," tulis IMF dalam laporan World Economic Outlook terbarunya, A Rocky Recory.

Bagi China, Indonesia adalah pemasok terbesar batu bara. Tiongkok juga menyerap ekspor nikel dan bijih nikel serta minyak sawit mentah dalam jumlah besar dari Indonesia.

Bagi Indonesia, China adalah mitra dagang terbesar serta pasar ekspor terbesar di dunia. Tiongkok juga menjadi tiga besar investor asing di Indonesia.

Total perdagangan China dan Indonesia menembus US$ 133,65 miliar, naik 17,70% dibandingkan 2022. Ekspor Indonesia ke Tiongkok mencapai US$ 67,72 miliar pada 2022 atau melonjak 27,5% dibandingkan 2021.

China juga menjadi sebagai investor asing terbesar pada kuartal IV-2022.Tiongkok menggeser Singapura yang selama bertahun-tahun menjadi investor terbesar dalam satu kuartal.

Secara keseluruhan tahun 2022, investasi China di Indonesia pada 2022 menembus US4 8,2 miliar pada 2022naik 156% dibandingkan pada 2021. Tiongkok hanya kalah dari Singapura.

Wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia juga terbanyak dari China. Tren tersebut memang terhenti pada 2020-2022 karena Tiongkok menutup perbatasan.

Namun, IMF juga memberi peringatan keras terhadap negara lain yang bergantung ke China.

"Dengan besarnya ekspor negara lain yang diserap China maka pemulihan ekonomi China yang lebih lambat dari proyeksi akan berdampak signifikan," imbuh IMF.

Menurut IMF, ekonomi China masih dibayangi sejumlah risiko termasuk dari pasar real estate mereka setelah digoyang skandal Evergrande.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation