1 Tahun Perang Rusia-Ukraina
Perang Putin Biang Kerok! Orang Mau Nikah Jadi Mikir Dua Kali

- Berdasarkan platform perencanaan pernikahan Zola menyebutkan bahwa rata-rata biaya pernikahan pada tahun 2023 diperkirakan sebesar US$ 29.000, naik dari US$ 28.000 pada tahun 2022.
- Sementara ledakan pernikahan 2022 kini mereda, survei vendor menemukan 77% menaikkan harga tahun ini karena inflasi. Katering dan layanan padat karya mengalami peningkatan yang tajam akibat inflasi.
- Lantas bagaimana dengan Indonesia? apakah juga terdampak dalam hal persoalan akibat invasi negara yang dipimpin Putin ini?
Jakarta, CNBC Indonesia - Masih lekat di ingatan ketika Putin melancarkan operasi militer ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu. Bagaimana tidak, belum pulih akibat Covid-19 hari-hari bahkan terasa berat akibat perang Rusia Vs Ukraina membuat inflasi di beberapa negara melonjak tinggi.
Inflasi bahkan melonjak luar biasa tinggi dalam 40 tahun terakhir terutama di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Lonjakan inflasi ini membuat bank-bank central di berbagai negara dipaksa untuk melakukan perubahan kebijakan moneter.
1 tahun perang Putin ini ternyata memberikan dampak begitu melebar kemana-mana termasuk soal menikah. Angka inflasi Amerika Serikat (AS) masih meninggi, meskipun beberapa waktu lalu sudah mencatatkan pelandaian, tapi postensi resesi masih menjadi 'momok' mengerikan bagi AS.
Tingginya inflasi ini menjadi biang kerok jawaban "yes, I do" ketika di lamar pasangan. Mengapa sampai sejauh itu?
Menikah tak jarang memakan biaya yang begitu besar, berbagai persiapan mulai dari MUA, catering, kue, gedung yang memakan biaya termasuk di dalamnya listrik menjadi satu kesatuan yang mesti dipikirkan kembali. Inflasi yang tak kunjung mereda sejak invasi Rusia ke Ukraina menjadi biang kerok hal tersebut.
Berdasarkan data Tenaga Kerja AS mencatatkan angka inflasi yang diukur dari Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2023 naik 0,5% secara bulanan (month to month/mtm). Secara tahunan (yoy), inflasi berada di 6,4%.
Angka ini di atas ekspektasi sejumlah analis. Sebelumnya survei ekonom Dow Jones, mengutip CNBC International, memperkirakan kenaikan masing-masing 0,4% dan 6,2%.
Tingginya inflasi turut memperpanjang tren menunda pernikahan sejak pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu. Berdasarkan data Pusat Statistik Kesehatan Nasional (NCHS) AS melaporkan angka pernikahan di Amerika Serikat (AS) tercatat 1,6 juta pernikahan sekaligus mencatatkan angka terendah sejak tahun 1963.
Ketakutan pada penularan Covid-19 serta aturan pembatasan menyebabkan angka pernikahan merosot pada 2020. Hasilnya, angka kematian di AS turun menjadi 5,1 per 1.000 orang dari sebelumnya 6,1 pada tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan, saat itu ada 46 negara bagian dan ibu kota negara AS mengalami kemerosotan angka pernikahan pada 2020, dengan penurunan tertinggi terjadi di Hawaii, California, New Mexico, New York, dan Louisiana.
Seiring berjalannya waktu, pandemi Covid-19 mulai mereda. Alih-alih memberikan angin segar bagi yang ingin menikah, sialnya dunia diguncang gejolak ekonomi yang berujung tingginya inflasi.
Booming pernikahan eksplosif di AS kini mereda, biaya rata-rata pernikahan masih naik. Hal ini sejalan dengan data terbaru dari platform perencanaan pernikahan, Zola yang mencatatkan pasangan yang akan menikah bakal membayar rata-rata US$ 29.000 atau setara dengan Rp 440,8 Juta.
Jumlah ini naik dari tahun 2022 sebesar US$ 28.000 dan melesat 17,4% dari tahun 2019 yang hanya berada di rata-rata US$ 24.700. Kenaikan ini tentu saja dipicu oleh meningkatnya biaya inflasi yang dihadapi vendor.
Dalam survei bulan Januari terhadap sekitar 300 vendor pernikahan, 83% melaporkan bahwa biaya untuk menjalankan bisnis mereka akan meningkat pada tahun 2023, 26% melaporkan biaya barang naik dan 17% mengatakan pasangan memiliki anggaran yang lebih kecil untuk layanan.
Lebih dari 77% vendor yang disurvei mengatakan mereka menaikkan tarif untuk tahun 2023.
"Ini memaksa tim kami untuk menaikan harga 3 kali lipat dibanding sebelumnya" Kata Emma Dykstra, manajer kantor Deborah's Specialty Cakes yang dikelola keluarga di Athens di kutip CNBC International.
"Kami harus menyesuaikan untuk itu, dan kemudian kami juga ingin memastikan bahwa kami membayar karyawan kami juga, jadi kami harus menaikkan tarif per jam mereka," tambahnya.
Toko roti harus menaikkan harga sekitar sepertiga atau lebih, katanya, yang menurutnya mengarahkan lebih banyak pelanggan untuk berbelanja di tempat lain. Dykstra memperkirakan bahwa sebelum biaya melonjak, satu dari 10 pelanggan akan mengalihkan bisnis mereka ke tempat lain karena masalah harga.
"Kami sudah lama tidak menaikkan harga dan kami benci harus melakukan itu karena kami benar-benar ingin dapat diakses orang sebanyak mungkin, tetapi kami pasti harus melayani pelanggan berpenghasilan lebih tinggi," katanya.
Beberapa pasangan yang kekeh untuk menikah, ada juga yang melupakan inflasi ini. Namun ada yang mereka korbankan. Untuk mengurangi kenaikan biaya, beberapa pasangan melupakan tradisi yang khas, berbelanja di pasar barang bekas atau bahkan memilih perayaan di hari kerja atau pagi hari.
Biaya katering dan layanan padat karya lainnya seperti dekorasi dan lainnya menjadi masalah khusus yang di hadapi mereka. Apalagi, dengan inflasi yang meninggi beberapa Vendor juga memiliki kewajiban menaikkan upah untuk mendukung pekerja. Karena saat ini bayaran tenaga kerja yang murah sudah tidak ada lagi.
Lantas Bagaimana di Indonesia? Apakah perlu memikirkan 2 Kali untuk menerima lamaran orang yang dicintai?
Menilik data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, terjadi1,74 juta pernikahan di Indonesia pada 2021. Jumlah tersebut turun 2,8% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 1,79 juta pernikahan.
Jika dirunut satu dekade ke belakang, jumlah pernikahan di Indonesia mencapai titik tertinggi pada 2011, yakni 2,31 juta pernikahan. Setelah itu jumlahnya terus menurun hingga mencapai titik terendah pada 2021.
Persoalan penundaan pernikahan akibat inflasi di Tanah Air mungkin hanya di rasakan segelintir orang. Tak banyak yang mempersoalkan biaya pernikahan akibat inflasi di Indonesia, apalagi inflasi di Indonesia masih terbilang moderat.
Inflasi Januari 2023 tercatat sebesar5,28%(year on year/yoy), lebih rendah dibanding bulan Desember 2022 yang sebesar 5,51% (yoy). Pemerintah menggunakan APBN dan instrumen fiskal untuk mengelola inflasi.
Lantas apakah inflasi yang meninggi di Indonesia ini menyurutkan niatmu untuk menikah?
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]
Mengapa Inflasi Dikendalikan, Apa Itu Inflasi Jahat vs Baik?
(aum/aum)