Market Commentary

Setengah Hari Perdagangan, 5 Saham Ini Sudah Sentuh ARB

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
21 February 2023 12:35
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa saham terpantau ambles dan sudah menyentuh batas auto reject bawah (ARB) saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis 0,09% ke posisi 6.888,21 pada perdagangan sesi I Selasa (21/2/2023).

Hingga pukul 11:30 WIB atau penutupan perdagangan sesi I hari ini, setidaknya ada lima saham yang ambles dan sudah menyentuh ARB.

Berikut saham-saham yang ambles parah dan sudah menyentuh ARB pada perdagangan sesi I hari ini.

EmitenKode SahamHarga TerakhirPerubahan Harga
Makmur Berkah AmandaAMAN870-6,95%
Bintang Samudera Mandiri LinesBSML354-6,84%
Indo-Rama SyntheticsINDR5.250-6,67%
Hetzer Medical IndonesiaMEDS160-6,43%
PakuanUANG535-6,14%

Sumber: Refinitiv

Saham emiten properti yakni PT Makmur Berkah Amanda Tbk (AMAN) menjadi yang paling parah koreksinya, yakni ambruk hingga 6,95% ke posisi Rp 870/saham dan sudah mencetak ARB sejak awal perdagangan hari ini.

Berikutnya ada saham emiten jasa angkutan moda laut dalam negeri yakni PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk (BSML) yang anjlok 6,84% ke posisi Rp 354/saham.

Tak hanya itu saja, salah satu saham IPO 2022 yakni PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) juga kembali masuk ke jajaran saham ARB hari ini, di mana saham MEDS ambles 6,43% menjadi Rp 160/saham.

IHSG turun tipis di tengah ketidakpastian kondisi global yang masih terjadi hingga hari ini. Dari Amerika Serikat (AS), data manufaktur terbaru menunjukkan kinerja industri yang membaik, serta angka pengangguran terbaru terpantau menurun.

Namun, kabar baik ini justru membuat para investor gelisah karena dianggap akan memicu kenaikan suku bunga guna menekan inflasi. Goldman Sachs dan Bank of America memprediksi bahwa suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) masih akan naik tiga kali lagi pada Maret, Mei, dan Juni.

Jika prediksi ini benar, maka indeks Wall Street bisa terguncang dan menyebabkan penurunan hingga 6% pada Maret. Hal ini juga berdampak pada indeks pasar ekuitas di Indonesia, karena indeks AS adalah acuan dunia.

Dari dalam negeri, Indonesia mencatat surplus neraca pembayaran besar. Namun, investor cenderung mengabaikannya karena sebagian besar valuta asing masih di luar negeri.

Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa surplus transaksi berjalan pada tahun 2022 naik signifikan mencapai 13,2 miliar dolar AS.

Transaksi berjalan pada triwulan IV mencatat surplus sebesar 4,3 miliar dolar AS. Namun, capaian surplus triwulan sebelumnya sedikit melambat. Seluruhnya, neraca pembayaran Indonesia pada tahun 2022 mencatat surplus sebesar 4,0 miliar dolar AS.

Investor masih menantikan langkah konkret dari pemerintah Indonesia untuk menarik valuta asing yang terparkir di luar negeri.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation