
Saham IPO Masuk Top Losers, Masih Tertarik Beli?

Jakarta, CNBC Indonesia - Deretan saham baru IPO menempati lima besar top losers pada perdagangan sesi I Senin (13/2/2023). Bahkan ada beberapa yang sejak IPO belum memberikan cuan untuk investor.
Berikut daftar 5 Top Losers pada perdagangan sesi I, Senin (13/2/2023).
Emiten | Harga Saham (Rp/saham) | Kinerja |
ISAP | 37 | -9,76% |
PACK | 112 | -9,68% |
EURO | 314 | -8,19% |
HALO | 122 | -6,87% |
TAYS | 272 | -6,85% |
Saham PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP) yang baru saja terdaftar di bursa saham Desember 2022 menjadi paling apes dengan penurunan 9,76% sepanjang sesi I perdagangan.
Ada juga saham PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK) dan PT Haloni Jane Tbk (HALO) yang baru melangsungkan "hajatan" IPO Februari ini. Keduanya anjlok 9,68% dan 6,87%.
Bahkan PACK yang baru listing 8 Februari 2023 sama sekali belum pernah ditutup di zona hijau dan selalu anjlok lebih dari 5%. Harga sahamnya pun tergerus dari Rp162 per lembar saham saat IPO, per sesi I hari ini berada di Rp112 per lembar saham.
Sekadar informasi, Perseroan melepas saham ke publik sebanyak 308 juta lembar bernilai nominal Rp10 atau setara 20,03 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dengan harga penawaran umum senilai Rp 162 per saham, maka dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp49,9 miliar.
Rencananya, dana segar ini akan digunakan oleh PACK untuk modal kerja, sedangkan sisanya akan dimanfaatkan sebagai anggaran belanja modal. Sementara itu, dana hasil pelaksanaan waran juga akan digunakan PACK sebagai modal kerja.
Sama-sama listing pada 8 Februari 2023, nasib HALO lebih baik ketimbang PACK. Meskipun hingga sesi I perdagangan hari ini jeblok saham HALO mampu berada di zona hijau selama tiga hari perdagangan.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research, divisi penelitian CNBC Indonesia. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau aset sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(pap/pap)