Market Commentary
Saham FWCT ARB Lagi, Jadi Saham IPO Gagal Nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten produsen kayu lapis yakni PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT) yang resmi melantai di bursa pada Rabu pekan lalu kembali ambles dan sentuh auto reject bawah (ARB) di perdagangan sesi I Senin (6/2/2023).
Per pukul 10:23 WIB, saham FWCT ambles 6,52% ke posisi Rp 129/saham dan sudah menyentuh auto reject bawah (ARB). Saham FWCT pun sudah menyentuh ARB tiga kali dan hanya menyentuh auto reject atas (ARA) sekali saja, yakni pada perdagangan perdananya Rabu lalu.
Saham FWCT sudah ditransaksikan sebanyak 317 kali dengan volume sebesar 2,97 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 383,56 juta.
Hingga pukul 10:23 WIB, ada 550.588 lot antrian jual di order offer pada harga Rp 129/saham. Namun di order bid atau beli, belum ada lagi antrian yang tertera, menandakan bahwa saham FWCT sudah menyentuh ARB.
Saham FWCT sempat melesat lebih dari 35% pada perdagangan perdananya Rabu lalu. Namun, tidak seperti halnya saham IPO pada umumnya yang dapat mencetak ARA berhari-hari, saham FWCT justru hanya mencetak ARA sekali dan mencetak ARB tiga kali hingga hari ini.
Meski gagal mencetak kembali ARA berjilid-jilid, tetapi posisi harga saham FWCT hari ini masih berada di atas harga IPO-nya, di mana dari harga IPO-nya hingga hari ini saham FWCT masih melesat 29%.
Aksi 'guyuran' oleh beberapa broker cenderung masih terjadi hingga akhir pekan lalu. Tercatat, broker PT Semesta Indovest Sekuritas (MG) masih melego saham FWCT sebesar 2,2 juta lembar saham dengan harga rata-rata penjualan berada di level Rp 138/saham pada perdagangan Jumat akhir pekan lalu.
Broker MG bukanlah underwritter saham FWCT. Selain broker MG, ada pula broker IN (Investindo Nusantara Sekuritas) yang melego saham FWCT lebih banyak dari broker MG, yakni sebanyak 498,2 juta lembar dengan harga rata-rata penjualan Rp 138/saham kemarin.
Sedangkan broker yang menjadi pembeli terbesar FWCT akhir pekan lalu yakni broker PD (Indo Premier Sekuritas) yang membeli sebanyak Rp 113 juta lembar dengan harga rata-rata pembelian Rp 138/saham.
Adapun underwriter FWCT yakni YJ (Lotus Andalan Sekuritas) belum membeli kembali saham FWCT pada perdagangan akhir pekan lalu.
Berdasarkan prospektus perseroan, FWCT menawarkan sebanyak 375 juta saham atau 20% dengan target dapat meraih dana Rp 44,25 miliar.
"Harga penawaran awal yang ditetapkan perseroan sebesar Rp 100-Rp 108 per saham. Melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) ini, perseroan mengincar dana segar sebesar Rp 40,50 miliar hingga Rp 44,25 miliar," ungkap perseroan dalam prospektusnya.
Sekitar 79% dana dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal berupa pembelian mesin-mesin produksi utama, seperti rotary barker, spindle-less, continuous dryer, press dryer, glue spreader, cold press, hot press, panel saw, sander calibrating dan sander finishing.
Lalu, sekitar 16% akan digunakan untuk belanja modal berupa pembelian mesin-mesin produksi pendukung seperti boiler, forklift dan knife grinder. Sisanya, akan digunakan untuk modal kerja guna mendukung operasional perseroan antara lain, untuk pembayaran pembelian bahan baku kepada pemasok.
Hingga saat ini, perseroan telah memiliki empat bangunan pabrik di dua kota di Jawa Timur yaitu Malang dan Jember dengan total kapasitas produksi 198.000 kubik untuk plywood.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Saham FWCT ARB 2 Hari Beruntun, Investor Ini Banyak Buang
(chd/chd)