Market Commentary

Saham Punya Sultan Subang Kok Pada ARB Terus, Kenapa?

chd, CNBC Indonesia
20 January 2023 10:24
Perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan minyak buah kelapa, PT Indo Pureco Pratama Tbk (IPPE) mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Foto: Dokumentasi IPPE

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten industri pengolahan kelapa yakni PT Indo Pureco Pratama Tbk (IPPE) terpantau ambles dan sudah menyentuh batas auto reject bawah (ARB) pada perdagangan sesi I Jumat (20/1/2023).

Per pukul 09:51 WIB, saham IPPE ambles 5,95% ke posisi Rp 79/saham. Bahkan, saham IPPE pun sudah menyentuh ARB-nya pada pagi hari ini.

Saham IPPE sudah ditransaksikan sebanyak 242 kali dengan volume sebesar 1,95 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 154,09 juta.

Hingga pukul 09:51 WIB, ada 4,72 juta lot antrian jual di order offer atau jual pada harga Rp 79/saham. Namun di order bid atau beli, belum ada lagi antrian yang tertera, menandakan bahwa saham ZATA sudah menyentuh ARB.

Amblesnya saham IPPE pun membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pemantauan pada hari ini.

BEI mengumumkan adanya transaksi tidak wajar pada saham IPPE melalui pengumuman Peng-UMA-00013/BEI.WAS/01-2023 tanggal 18 Januari 2023. Saham IPPE tercatat menurun secara kumulatif hingga 22,58% pada rentang 10 Januari 2023 sampai 17 Januari 2023.

Pada rentang tersebut, saham IPPE tercatat turun dari level 124 menjadi 96. Selain itu, rata-rata transaksi meningkat sebanyak 23,19 juta saham dengan frekuensi 1.774 kali. Rata-rata transaksi tersebut melonjak dari 16,54 juta saham dengan frekuensi 1.045 kali pada penutupan 9 Januari 2023.

Direktur Utama IPPE, Syahmenan mengatakan tidak ada informasi, fakta, maupun kejadian yang sifatnya material dan dapat mempengaruhi nilai saham IPPE. Selain itu, manajemen juga menyebut tidak mengetahui informasi terkait informasi yang dapat mempengaruhi harga saham.

"Tidak ada informasi/fakta/kejadian penting yang material dan dapat mempengaruhi harga efek serta keberlangsungan hidup Perseroan, yang belum diungkapkan kepada publik," ujar Syahmenan dalam keterbukaan informasi, Kamis (19/1/2023).

Syahmenan juga mengatakan IPPE belum memiliki rencana untuk melakukan aksi korporasi yang akan berdampak terhadap saham dalam waktu dekat. Adapun IPPE tidak akan melakukan aksi korporasi setidaknya dalam 3 bulan kedepan.

Mayoritas saham IPPE dipegang oleh investor publik sebanyak 2,21 miliar lembar saham atau setara 48,26%. Sedangkan PT Lembur Sadaya Investama yang merupakan perusahaan milik Asep tercatat memegang sebanyak 1,62 miliar saham atau setara 35,22%. Adapun Lembur Sadaya Investama merupakan pemegang saham pengendali IPPE.

Sementara itu, Asep alias Sultan Subang tercatat memiliki 250,67 juta saham IPPE atau setara 5,45%.

Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation