Fundamental Pundit

Suku Bunga BI Jadi 5,75%, Raksasa Perbankan Untung Besar?

Research - M Malik Haknuh, CNBC Indonesia
20 January 2023 08:10
RDG Foto: Sylke Febrina Laucereno

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuannya pada Kamis kemarin. Kenaikan ini tentunya akan berdampak ke pasar finansial hingga sektor riil. Dari pasar finansial, khususnya bursa saham, raksasa perbankan bisa mendapat keuntungan besar dari kenaikan suku bunga selama 6 bulan beruntun. 

Tingkat inflasi yang tinggi yang disebabkan karena melonjaknya harga energi, terus menjadi fokus utama perekonomian negara-negara di dunia, tak terkecuali di dalam negeri, BI terus-terusan melakukan upaya untuk meredam inflasi, melalui kenaikan tingkat suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

Kenaikan suku bunga juga memiliki dua mata pisau yang perlu diperhatikan bagi bisnis suatu perusahaan dengan bermacam-macam kondisinya. Contoh sederhana, sektor properti yang mendapat tantangan dari rendahnya permintaan properti di sebabkan suku bunga KPR yang tinggi, membuat orang-orang berpikir dua kali untuk membeli properti di tengah suku bunga acuan yang tinggi.

Tak hanya itu, bagi perusahaan yang terus-terusan mengandalkan utang pinjaman, tentunya di tengah suku bunga yang tinggi akan menambah tekanan beban bunga perusahaan sehingga dapat mengurangi laba bersih.

Selanjutnya, sektor perbankan yang paling pertama terkena dampak kebijakan kenaikan suku bunga. Jika suku bunga naik artinya Cost Of Fund (COF) biaya untuk menghimpun dana masyarakat akan semakin mahal. Di sisi lain, suku bunga kredit juga dapat naik, sehingga pendapatan perbankan dapat bertambah.

Kemudian, tingkat suku bunga yang belakangan telah naik 225 basis poin ke level 5,75% sejak kenaikannya pada Agustus, mampu setidaknya membuat inflasi di dalam negeri melandai. 

Lebih lanjut kenaikan suku bunga akan berdampak besar bagi perbankan. Emiten big cap seperti BCA, BRI, BNI, dan bank Mandiri, memiliki fundamental kokoh dari segi likuiditas, pelayanan, serta customer yang sudah loyal. Kenaikan suku bunga menjadi momentum yang dapat dimanfaatkan perseroan untuk menambah pundi-pundi pendapatan bunga.

Hal itu pun tercermin dari pendapatan bunga empat perbankan terbesar itu yang terus bertumbuh.

Jika bank memiliki cabang di mana-mana, layanan perbankan yang canggih, aplikasi super friendly, ATM dimana-dimana, mungkin nasabah juga tidak keberatan kalau bunganya mini.

Hal ini dapat di lihat dari rasio Current Account Saving Account (CASA) atau rasio dana murah yang berarti perbankan tidak perlu mengeluarkan banyak dana sehingga beban bunga yang dikeluarkan juga akan semakin sedikit jika rasio CASA ini semakin besar.

Menurut penelusuran Tim Riset CNBC Indonesia, secara rata-rata rasio CASA perbankan besar seperti BCA, BRI, BNI, dan Mandiri berada di atas 50%. Jadi dengan ini meski suku bunga naik, COF atau biaya perbankan akuisisi nasabah masih tetap murah.

Kemudian, tingkat loan to deposit ratio yakni kemampuan mengumpulkan dan menyalurkan kredit, yang secara rata-rata untuk empat perbankan big cap, di kisaran 85%-90% masih terbilang normal. Hal ini menujukan bahwa perbankan memiliki likuiditas yang cukup untuk membayar deposito nasabah yang telah jatuh tempo. itu bisa menjadi pertimbangan perbankan untuk menahan suku bunga deposito.

Namun, bisa jadi "aji mumpung" menaikkan bunga kredit sehingga laba bersih naik.

Tentunya, kemampuan empat perbankan raksasa ini dalam memanfaatkan momentum kenaikan suku bunga untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih, terus menarik minat investor untuk mengoleksi sahamnya. Tercermin pada kenaikan harga saham di periode sebelumnya, dan pertumbuhan ini pun diproyeksikan masih akan tetap berlanjut di tahun 2023 ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Sah! The Fed Segera Kendurkan Kenaikan Suku Bunga


(mak/mak)
Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading