CNBC Indonesia Research

Terancam Tak Bisa Ekspor, Berapa Setoran Freeport ke Negara?

Research - Maesaroh, CNBC Indonesia
12 January 2023 14:25
FILE PHOTO: Trucks are parked at the open-pit mine of PT Freeport's Grasberg copper and gold mine complex near Timika, in the eastern region of Papua, Indonesia on September 19, 2015 in this file photo taken by Antara Foto.   REUTERS/Muhammad Adimaja/Antara FotoATTENTION EDITORS - THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. IT IS DISTRIBUTED, EXACTLY AS RECEIVED BY REUTERS, AS A SERVICE TO CLIENTS. FOR EDITORIAL USE ONLY. NOT FOR SALE FOR MARKETING OR ADVERTISING CAMPAIGNS MANDATORY CREDIT. INDONESIA OUT. NO COMMERCIAL OR EDITORIAL SALES IN INDONESIA./File Photo Foto: Truk diparkir di tambang terbuka kompleks tambang tembaga dan emas Grasberg PT Freeport dekat Timika, di wilayah timur Papua, Indonesia (19/9/2015). (REUTERS/Muhammad Adimaja/Antara Foto)

Jakarta, CNBC Indonesia -Indonesia berencana melarang ekspor tembaga mulai pertengahan tahun depan. Larangan tersebut bisa berdampak ke PT Freeport Indonesia dan sumbangan mereka ke penerimaan negara.

Presiden RI Joko Widodo, atau Jokowi, dalam acara HUT PDIP ke-50 menegaskan larangan ekspor akan diperluas bukan hanya ke bauksit tetapi juga tembaga.

"Kalah di WTO (soal nikel) kita tambah lagi stop ekspor bauksit. Nanti pertengahan tahun kita akan tambah lagi stop ekspor tembaga. Kita harus berani seperti itu," tutur Presiden Jokowi, Selasa (10/1/2023).

Larangan ekspor tembaga sejatinya memperkuat ketentuan dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba). Di mana, disebutkan bahwa komoditas tersebut dilarang ekspor dan wajib membangun hilirisasidi dalam negeri pasca tiga tahun terbitnya UU Minerba tersebut.

 

Namun, belum ada kejelasan lebih detail mengenai larangan ekspor konsentrat tembaga.

Seperti yang diketahui, ekspor konsentrat tembaga saat ini dilakukan oleh dua raksasa tambang di Indonesia yakni PT Freeport Indonesia (PTFI) dan juga PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

Merujuk pada data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, penerimaan Bea Keluar (BK) dari komoditas tembaga mencapai Rp 6,19 triliun pada 2022. Nilai tersebut setara dengan 15% dari total BK pada 2022 yang tercatat Rp 39,82 triliun.

Penerimaan BK senilai Rp 6,19 triliun disumbang oleh Freeport dan Amman. Freeport menyumbang penerimaan BK sebesar Rp 4,82 triliun atau 78% dari total. Sementara itu, Amman menyumbang Rp 1,37 triliun.

Sumbangan PT Freeport kepada penerimaan BK tahun lalu jauh lebih besar dibandingkan pada 2021 yang berada di kisaran Rp 3 triliun atau pada 2019 yang mencapai Rp 1,16 triliun. Sumbangan terbesar Freeport disetor pada september 2022 yakni Rp 0,62 triliun. 

Freeport memperkirakan produksi emas hingga akhir 2022 ini bisa mencapai 1,6 juta ons (oz). Ini artinya, produksi emas pada 2022 naik 23% dibandingkan produksi emas pada 2021 yang tercatat sebesar 1,3 juta ons.

Sementara untuk produksi konsentrat tembaga PTFI pada 2022 diperkirakan mencapai 1,6 miliar pon, naik 14% dibandingkan produksi tembaga pada 2021 yang sebesar 1,4 miliar pon.

Sementara itu, sumbangan BK PT Amman pada 2022 juga naik hampir 10 kali lipat jika dibandingkan sumbangan BK mereka pada 2019 yang tercatat Rp 160,3 miliar.



Besarnya sumbangan Freeport dan Amman kepada penerimaan BK bahkan melewati total pendapatan negara dari BK minyak sawit dan turunannya pada Oktober dan November 2022.

Pada November 2022, komoditas tembaga menyumbang penerimaan BK sebesar Rp 0,45 triliun atau 52% dari total penerimaan BK.  Padahal, secara historis, 60-70% pendapatan BK disumbang oleh minyak sawit dan turunannya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)

[Gambas:Video CNBC]