Market Commentary
Suspensi Dibuka, Saham Garuda Indonesia (GIAA) Langsung ARA

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten maskapai BUMN yakni PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) terpantau melonjak lebih dari 9% pada perdagangan sesi I Selasa (3/1/2023).
Per 10:03 WIB, saham GIAA terpantau melonjak 9,8% ke posisi harga Rp 224/saham. Bahkan, saham GIAA sudah menyentuh batas auto reject atas (ARA) pada pagi hari ini.
Melesatnya saham GIAA terjadi setelah Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan suspensi saham GIAA per hari ini. Adapun saham GIAA sendiri telah disuspensi bursa sejak 18 Juni 2021, disebabkan oleh penundaan pembayaran kupon sukuk global.
Sebelumnya, Garuda Indonesia resmi merampungkan proses restrukturisasi kinerja usaha yang terus diintensifkan sejak akhir 2021 lalu.
Perampungan restrukturisasi tersebut salah satunya ditandai dengan diterbitkannya surat utang baru dan sukuk baru pada tanggal 28 dan 29 Desember 2022 sebagai rangkaian akhir dari aksi korporasi strategis yang dilaksanakan Garuda untuk mencapai tanggal efektif berdasarkan perjanjian perdamaian yang telah dihomologasi oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 27 Juni 2022 yang lalu.
Efektivitas dari seluruh ketentuan perjanjian perdamaian ini melengkapi implementasi berbagai tahapan fundamental lainnya yang telah dicapai oleh Garuda melalui proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU).
Dengan pemenuhan berbagai langkah strategis korporasi tersebut, Garuda siap untuk segera mengimplementasikan perjanjian perdamaian secara efektif mulai 1 Januari 2023.
Sementara itu dari orderbook-nya, sudah ada 373.380 lot transaksi di saham GIAA hingga pukul 10:03 WIB. Dari order bid atau beli, terdapat 300.830 lot antrian di harga Rp 224/saham. Adapun di harga tersebut menjadi batas atas GIAA pada hari ini, karena di order offer atau jual, belum ada antrian lagi yang tercantum, menandakan bahwa saham GIAA sudah menyentuh ARA.
Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)[Gambas:Video CNBC]