
Pertumbuhan Ekonomi 2022: Pemerintah 5,2%, BI 5,1%, Pasar 5%

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Indonesia pada 2021 diperkirakan tumbuh positif, setelah tahun sebelumnya mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif). Tahun ini, ekonomi Ibu Pertiwi diperkirakan bisa tumbuh lebih tinggi lagi.
Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data pertumbuhan ekonomi periode kuartal IV-2021 pada 7 Februari 2022. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Tanah Air pada Oktober-Desember 2021 tumbuh 0,98% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq).
Sementara pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2021 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) adalah 5,06%. Jauh lebih baik ketimbang kuartal sebelumnya yang tumbuh 3,51% yoy.
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 diperkirakan sebesar 3,65%. Juga jauh membaik ketimbang 2020 yang minus 2,07%.
Halaman Selanjutnya --> Inflasi Redam Pertumbuhan Ekonomi
Untuk keseluruhan 2022, nilai median proyeksi berada di 5%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus membaik meski belum menyamai masa pra-pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Konsensus pasar untuk pertumbuhan ekonomi 2022 tersebut lebih rendah ketimbang proyeksi pemerintah dan Bank Indonesia (BI). Pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 mengasumsikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%. Sementara BI memperkirakan PDB Tanah Air tahun ini tumbuh di kisaran 4,7-5,5% dengan titik tengah 5,1%.
"Kami memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 3,9% pada 2021 dan 4,7% pada 2022. Pertumbuhan ini masih di bawah tren sebelum pandemi karena Indonesia akan mulai menghadapi tekanan inflasi dan perlambatan ekonomi di China, yang merupakan mitra dagang utama," sebut riset Fitch Solutions.
Fitch memperkirakan inflasi Indonesia tahun ini akan mencapai 4,2%. Jauh di atas 2021 yang sebesar 1,6% dan jika terwujud maka akan menjadi yang tertinggi sejak 2015.
Faisal Rachman, Ekonom Bank Mandiri, memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2022 akan tumbuh 5,17%. Pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi yang semakin kuat seiring pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Namun bukan berarti tidak ada risiko. Normalisasi kebijakan moneter dunia dan ketidakpastian mengenai pandemi Covid-19, terutama dengan hadirnya varian baru, merupakan risiko terbesar," sebut Faisal dalam risetnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Main Gimbot Bikin Pusing, PDB Dulu Gembrot Sekarang Langsing!