Newsletter

Berharap AS-China Kembali Mesra

Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 May 2018 06:45
Berharap AS-China Kembali Mesra
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNB Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi pada perdagangan kemarin. Tragedi bom Surabaya menjadi pemberat IHSG. 

Kemarin, IHSG ditutup melemah 0,16% menjadi 5.947,16. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 8,6 triliun dengan volume sebanyak 8,5 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah 338.915 kali. 

Sentimen negatif utama bagi IHSG kemarin, datang dari dalam negeri. Pertama, rangkaian ledakan bom yang terjadi di Surabaya.

Pada hari Minggu (13/5/2018), ledakan bom terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Surabaya, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. Akibat ledakan ini, 13 jiwa setidaknya dikabarkan melayang dan 41 lainnya luka-luka.
 

Kemudian kemarin pagi pukul 08:50 WIB, ledakan bom kembali terjadi di Mapolrestabes Surabaya. Serangan dilakukan dengan bom yang dipasang di dalam kendaraan.

Menyusul serangkaian peristiwa mengenaskan ini, Polri bahkan menetapkan status Siaga I untuk meningkatkan keamanan. Status ini berlaku untuk anggota Polri di seluruh Indonesia.
 

Kedua, rilis data Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) pada akhir pekan lalu. Bank Indonesia (BI) mencatat NPI kuartal-I 2018 mengalami defisit sebesar US$ 3,85 miliar, memburuk dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu surplus US$ 4,51 miliar. 

Defisit NPI menandakan bahwa kebutuhan dolar AS lebih besar ketimbang penerimaannya. Defisit NPI yang besar pada kuartal-I membuat investor asing khawatir bahwa hal serupa akan terjadi pada kuartal-kuartal berikutnya.   

Hal ini lantas membuat investor meragukan taji dari mata uang domestik. Sampai dengan akhir perdagangan, rupiah melemah 0,14% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).  
Merespons pelemahan rupiah, investor asing melakukan jual bersih senilai Rp 208,1 miliar. Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing di antaranya TLKM (Rp 237,2 miliar), ADRO (Rp 93,4 miliar), BBRI (Rp 69,4 miliar), BBTN (Rp 36,4 miliar), dan AMRT (Rp 26,5 miliar). 

Pelemahan IHSG terjadi kala mayoritas bursa saham utama Asia ditransaksikan menguat. Indeks Nikkei 225 naik 0,47%, SSEC menguat 0,34%, Hang Seng bertambah 1,35%, SETi plus 0,41%, dan KLCI tumbuh 0,21%. 

Sentimen positif bagi bursa saham Asia datang dari pemberitaan bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He akan bertolak ke AS pada 15-19 Mei mendatang guna melakukan negosiasi perdagangan. Begitu cepatnya negosiasi lanjutan nampaknya didorong oleh sikap Trump yang ingin membantu melepaskan raksasa teknologi asal China ZTE dari sanksi yang belum lama ini dikenakan. Sebelumnya, produsen ponsel asal China tersebut dilarang berjualan di tanah AS selama tujuh tahun setelah divonis bersalah telah mengirimkan produknya secara ilegal ke Iran dan Korea Utara. 

"Presiden Xi dan saya sedang berusaha bersama untuk membuka kembali akses bisnis bagi perusahaan pembuat ponsel pintar raksasa asal China, ZTE, dengan cepat. Terlalu banyak pekerjaan yang hilang di China. Kementerian Perdagangan sudah diinstruksikan untuk menyelesaikannya!" tegas Trump melalui akun Twitter pribadinya. 

Jika kesepakatan antar kedua negara bisa tercapai, maka pemulihan ekonomi dunia dimungkinkan untuk berlanjut. Kekhawatiran perang dagang pun akan sirna. Investor menunjukkan apresiasinya melalui bursa saham. 

Dari Wall Street, tiga indeks utama mencatatkan kinerja positif. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,27%, S&P 500 menguat 0,09%, dan Nasdaq bertambah 0,11%.

Sentimen positif dari meredaya perang dagang berlanjut dari Asia ke Negeri Paman Sam. Sepertinya Trump benar-benar berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan yang membelit ZTE, sebelum perundingan dagang dengan China berlanjut. 

Mengutip Reuters, beberapa orang yang ikut dalam pertemuan antara Liu He dengan Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin awal bulan ini menyebutkan China tidak akan melanjutkan perundingan kecuali sanksi terhadap ZTE dihapuskan. Urusan ZTE harus selesai sebelum pembahasan dilanjutkan. 

Komitmen AS menyelesaikan masalah ZTE mendapat apresiasi Beijing. Lu Kang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, menyambut positif langkah yang ditempuh Washington. 

"Kami sangat menghargai posisi AS yang sangat positif dalam isu ZTE," tuturnya. 

Selain itu, penguatan Wall Street juga didorong oleh saham-saham sektor kesehatan akibat rencana kebijakan Trump yang ingin menurunkan harga obat-obatan. Eks taipan properti ini mengkritik perusahaan farmasi dan distributor yang membuat harga obat semakin tidak terjangkau, tetapi di sisi lain harga saham emiten kesehatan terus naik. 

Oleh karena itu, Trump akan mengeluarkan kebijakan untuk memperluas kewenangan Medicare (asuransi kesehatan milik pemerintah) agar bisa menegosiasikan harga obat-obatan. Namun langkah ini dilakukan dengan melibatkan pemain-pemain di sektor swasta. 

"Ada banyak perusahaan swasta yang bisa bernegosiasi untuk hasil yang lebih baik di Medicare Part B (bidang asuransi kesehatan), dan kami akan mengizinkan mereka. Presiden telah menginstruksikan untuk memindahkan sebagian porsi pembayaran obat di Part B ke Part D (bidang obat-obatan)," jelas Alex Azar, Menteri Kesehatan AS. 

Kemudian, penguatan Wall Street juga didorong oleh Mahkamah Agung AS yang sepertinya akan melegalkan judi olahraga. Sebelumnya, hukum pemerintah federal pada 1992 melarang praktik ini kecuali di tempat-tempat khusus misalnya di Las Vegas. Akibat legalisasi judi yang semakin mendekati kenyataan, saham-saham operator kasino dan rumah judi pun melonjak. 


Untuk perdagangan hari ini, investor perlu mencermati sejumlah hal. Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data perdagangan internasional. 

Berdasarkan konsensus pasar yang dihimpun oleh CNBC Indonesia, neraca perdagangan Indonesia periode April 2018 diestimasikan mengalami surplus US$ 672 juta. Ekspor diprediksi meningkat 12% secara year-on-year (YoY), sementara impor tumbuh 19,09% YoY. 

Kinerja perdagangan April tersebut membawa harapan transaksi berjalan (current account) akan membaik pada kuartal II-2018. Pasalnya, transaksi berjalan mengalami defisit yang lumayan dalam pada kuartal sebelumnya.  

Surplus neraca perdagangan dan harapan perbaikan transaksi berjalan akan menjadi sentimen positif bagi pasar, terutama nilai tukar rupiah. Saat rupiah menguat, IHSG pun kena imbasnya. Sebab, aset-aset berbasis mata uang ini akan diburu karena nilainya naik. 

Investor juga berharap dampak negatif dari peristiwa bom Surabaya sudah mereda. Diharapkan peningkatan prosedur pengamanan oleh Polri menjadi Siaga I memberi rasa aman dan nyaman kepada pelaku pasar sehingga tidak menghambat masuknya arus investasi ke Indonesia. 

Masih dari dalam negeri, investor juga perlu mewaspadai risiko pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) seiring usulan untuk menaikkan subsidi bahan bakar solar dari Rp 500/liter menjadii Rp 1.500/liter. Wacana ini dikemukakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk dipertimbangkan oleh Kementerian Keuangan. 

Jika usulan ini disetujui, maka anggaran subsidi dalam APBN 2018 akan membengkak. Sebagai informasi, APBN 2018 menyediakan dana Rp 7 triliun untuk subsidi solar dengan asumsi subsidi Rp 500/liter dan volume 16 juta kioliter.  

Hitungan sederhananya ketika subsidi naik menjadi Rp 1.500/liter maka anggaran untuk pos ini akan naik tiga kali lipat menjadi Rp 21 triliun. Itu dengan asumsi volume masih 16 juta kiloliter. Bila subsidi ditambah, maka kemungkinan masyarakat akan semakin boros mengonsumsi bahan bakar karena harganya dirasa murah.

Volume yang bertambah tentu membuat anggaran subsidi ikut membengkak. Tambahan anggaran ini menjadi risiko tersendiri bagi pengelolaan fiskal.

Sebenarnya bukan hanya soal tambahan beban anggaran secara nominal, tetapi pasar juga bisa meragukan komitmen pemerintahan Presiden Joko Widodo yang sempat menggaungkan reformasi subsidi. Tambahan subsidi bagi solar seakan membuat kebijakan berjalan mundur. 

Tidak hanya terhadap APBN, tambahan subsidi juga bisa membebani perekonomian secara keseluruhan. Ketika subsidi dinaikkan dan harga solar menjadi murah, maka konsumsinya akan naik. Kenaikan konsumsi solar berarti akan ada tambahan impor karena harus diakui kapasitas domestik belum bisa memenuhi seluruh permintaan. 

Lonjakan impor akan membuat neraca perdagangan menjadi defisit, dan bisa berujung pada defisit transaksi berjalan yang semakin parah. Jika defisit transaksi berjalan sudah semakin dalam, maka dampaknya adalah pelemahan nilai tukar rupiah sulit dihindari. Oleh karena itu, pasar perlu mencermati perkembangan wacana ini karena bisa menjadi sentimen negatif.   


Sementara dari faktor eksternal, ada sentimen positif dari kinerja Wall Street yang menghijau. Biasanya performa Wall Street akan memberi warna signifikan kepada bursa saham Asia, termasuk Indonesia. 

Perkembangan positif juga bisa datang dari pembicaraan dagang AS-China yang semakin konstruktif. Jika kedua negara ini sudah kembali mesra, maka kekhawatiran perang dagang akan sirna. Arus perdagangan global pun akan kembali lancar. 

Kemudian ada pula sentimen positif dari kenaikan harga minyak. Biasanya kenaikan harga minyak menjadi salah satu motor penggerak IHSG, karena emiten migas dan pertambangan akan lebih mendapat apresiasi. 

Kenaikan harga minyak masih disebabkan oleh bayangan sanksi terhadap Iran oleh AS. Trump sudah menegaskan keluar dari kesepakatan nuklir dengan Iran dan siap menjatuhkan sanksi ekonomi terberat bagi Negeri Persia. 

Dampak dari sanksi ini sudah mulai terlihat meski masih samar-samar, yaitu penurunan pasokan minyak iran ke pasar global. Misalnya ke Korea Selatan, ekpor minyak Iran turun 12,1% YoY. 

Jika sanksi terhadap Iran sudah benar-benar efektif berlaku, maka harga minyak akan semakin melambung. Meski sebenarnya ini hanya akibat sentimen psikologis, karena secara fundamental pasokan global masih memadai meski minus Iran. 

Secara global, Iran sebenarnya hanya menyumbang kurang dari 5% pasokan minyak. Selain itu, Arab Saudi dan AS berkomitmen untuk meningkatkan produksinya sebagai penambal ketika pasokan minyak dari Iran tidak bisa masuk ke pasar. Oleh karena itu, dari sisi suplai sebenarnya tidak ada masalah. 

Masih dari Timur Tengah, investor juga sepertinya pelru mencermati pemindahan kedutaan besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Aksi protes sudah dilakukan oleh warga Palestina, di mana 7 orang dikabarkan meninggal dan 512 lainnya mengalami luka-luka. Menurut tentara Israel, sebanyak 15.000 warga Palestina ikut berpartisipasi dalam protes ini. 

Sekira akhir tahun lalu, langkah Trump yang berencana memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem mengundang amarah dari berbagai negara, terutama di Jazirah Arab. Bahkan Trump dtuding telah membuka gerbang neraka karena kebijakan ini bisa menyulut konflik berkepanjangan.

Ketika Timur Tengah memanas, maka lagi-lagi yang dikhawatirkan adalah harga minyak. Timur Tengah adalah pemasok utama kebutuhan minyak dunia, sehingga konflik di wilayah ini tentu akan menghambat produksi dan distribusi si emas hitam. Akibatnya, harga akan terkerek ke atas. 


Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:
  • Presiden Joko Widodo dan para menteri Kabinet Kerja mengadakan rapat terbatas membahas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal 2019 (10:00 WIB). Dilanjutkan dengan rapat terbatas membahas undang-undang di bidang perpajakan (11.30 WIB).
  • Rilis data neraca perdagangan Indonesia periode April 2018 (11:00 WIB).
  • Menko Perekonomian Darmin Nasution dan sejumlah menteri Kabinet Kerja mengadakan rapat koordinasi membahas insentif investasi (16:00 WIB).
  • Rilis ringkasan pertemuan Kebijakan Moneter Australia (08.30 WIB).
  • Rilis data indeks upah rata-rata Inggris kuartal I-2018 (15.30 WIB).
  • Rilis data tingkat pengangguran Inggris periode Maret 2018 (15.30 WIB).
  • Rilis data penjualan ritel AS periode April 2018 (19.30 WIB).
Investor juga perlu mencermati agenda perusahaan yang akan diselenggarakan pada hari ini, yaitu:

PerusahaanJenis KegiatanWaktu
PT Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS)RUPS Tahunan-
PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM)RUPS Tahunan09:00
PT Mitra Pemuda Tbk (MTRA)RUPS Tahunan09:00
PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EMPT)RUPS Tahunan09:30
PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC)RUPS Tahunan09:30
PT Bakrieland Development Tbk (ELTY)RUPS Tahunan10:00
PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO)RUPS Tahunan10:00
PT Berlina Tbk (BRNA)RUPS Tahunan10:00
 
Berikut perkembangan sejumlah bursa saham utama: 

IndeksClose% Change% YTD
IHSG5,947.15(0.16)(6.43)
LQ45962.00(0.01)(10.88)
DJIA24,899.410.270.73
CSI3003,909.150.94(3.02)
Hang Seng31,541.081.355.42
Nikkei 22522,865.860.470.44
Straits Times3,562.46(0.22)4.69
 
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang:
 
Mata Uang Close% Change % YoY
USD/IDR13,965.000.144.98
EUR/USD1.19(0,09)8.67
GBP/USD1.350.165.13
USD/CHF0.99(0.26)0.22
USD/CAD1.27(0.27)(6.40)
USD/JPY109.500.11(3.63)
AUD/USD0.75(0.22)1.42

Berikut perkembangan harga sejumlah komoditas:  
 
Komoditas Close % Change % YoY
Minyak WTI (USD/barel)71.110.5545.57
Minyak Brent (USD/barel)78.321.6651.16
Emas (USD/troy ons)1,314.45(0.30)6.83
CPO (MYR/ton)2,370.000.47(18.64)
Batu bara (USD/ton)102.853.1140.31
Tembaga (USD/pound)3.08(0.61)21.63
Nikel (USD/ton)13,819.500.0050.59
Timah (USD/ton)20,975.000.725.53
Karet (JPY/kg)178.90(0,06)(37.21)
Kakao (USD/ton)2,776.00(0.89)34.06

Berikut perkembangan imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara:
  
Tenor Yield (%)
 5Y6.94
10Y7.09
15Y7.53
20Y7.68
30Y7.59
 
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional: 
 
IndikatorTingkat
Pertumbuhan ekonomi (Q I-2018 YoY)5.06%
Inflasi (April 2018 YoY)3.41%
Defisit anggaran (APBN 2018)-2.19% PDB
Transaksi berjalan (Q I-2018)-2.15% PDB
Neraca pembayaran (Q I-2018)-US$ 3.85 miliar
Cadangan devisa (April 2018)US$ 124.9 miliar
     
TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Kalau Trump Saja Bisa Kena Covid, Apa Kabar Kita-kita?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular