
Newsletter
Kabar Gembira: Perang Dagang Bisa Batal dan Damai di Korea
Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
07 March 2018 05:49

- IHSG ditutup turun 0,77%.
- Bursa utama Asia bergerak menguat, Hang Seng naik 2,09%.
- Wall Street melanjutkan penguatan, meski agak terbatas.
- Perundingan dua Korea membawa hasil menggembirakan.
IHSG ditutup melemah 0,77% ke 6.500,11 poin. Delapan sektor saham ditutup melemah, dipimpin sektor properti, real estat, dan konstruksi bangunan yang anjlok hingga 1,14%. Sementara dua sektor lainnya yaitu pertambangan (+0,04%) serta perdagangan, jasa, dan investasi (+0,14%) berhasil menguat.
Transaksi berlangsung kurang semarak dengan nilai Rp 6,97 triliun. Sebanyak 148 saham ditutup menguat, 209 saham melemah, sementara 197 lainnya tidak mencatatkan perubahan harga.
Investor asing mencatatkan jual bersih senilai Rp 824,3 miliar. BBCA (Rp 93,88 miliar), ASII (Rp 91,26 miliar), BBRI (Rp 88,24 miliar), BBNI (Rp 82,76 miliar), dan SMMA (Rp 77,12 miliar) merupakan saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing pada perdagangan kemarin.
Pelemahan bursa saham domestik nampak dipicu oleh aksi ambil untung, mengingat IHSG masih membukukan penguatan sebesar 3,07% secara year-to-date (YtD) sampai perdagangan awal pekan ini. Lebih besar dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia (2,5%), Filipina (-2%), dan India (-1,6%). Tercatat, hanya bursa saham Thailand yang berhasil mencatatkan penguatan lebih tinggi dari IHSG (3,1%). Sebagai catatan, bursa saham Thailand juga terkoreksi kemarin.
Pelemahan IHSG terjadi ditengah bursa saham regional yang cenderung menguat, bahkan beberapa penguatannya cukup signifikan. Indeks Nikkei 225 menguat 1,79%, Shanghai naik 1,02%, Hang Seng melonjak 2,09%, Straits Time bertambah 1,55%, Kospi positif 1,53%, dan KLCI plus 0,31%.
Sentimen positif bagi bursa saham regional datang menyusul redanya kekhawatiran atas potensi perang dagang dalam skala global. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melalui cuitannya di Twitter menyebutkan kebijakan pengenaan bea masuk untuk baja dan aluminium dapat dibatalkan jika tercapai kesepakatan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) yang baru dan adil. Selain itu, pimpinan kongres AS Paul Ryan yang berasal dari Partai Republik diketahui ikut menentang rencana sang presiden. Dari Wall Street, penguatan berlanjut meski hari ini relatif terbatas. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,04%, S&P 500 naik 0,26%, dan Nasdaq bertambah 0,56%.
Pelaku pasar semakin yakin bahwa peluang pembatalan rencana pengenaan bea masuk baja dan aluminium bisa terwujud. Suara yang menentang rencana tersebut semakin bertambah, dan suara tersebut berasal dari Partai Republik yang merupakan mayoritas di Kongres dan Senat.
Mitch McConnell, Pimpinan Mayoritas Senat AS, menegaskan kebijakan tersebut akan membawa dampak negatif yang luar biasa bagi Negeri Paman Sam. Perang dagang akan terjadi dan akhirnya merugikan AS sendiri.
"Ada kekhawatiran besar di antara para senator Partai Republik, karena kebijakan ini akan memicu perang dagang besar-besaran. Para senator khawatir dampaknya akan sangat luas," tegas McConnell.
Mark Meadows, Anggota Kongres AS dari Partai Republik, mencemaskan aksi balas dendam dari negara-negara lain bisa Negeri Adidaya menerapkan kebijakan bea masuk untuk baja dan aluminium. Menurutnya, produk-produk agrikultur AS yang akan paling merasakan dampaknya, dipersulit untuk masuk ke negara-negara lain. China merupakan negara yang paling potensial untuk menerapkan batasan terhadap produk-produk agrikultur AS.
"Saya banyak mendengar pembicaraan tentang kebijakan ini. Kebanyakan menyatakan tidak setuju," ujar Meadows.
David Purdue, Senator Partai Republik dari Alabama yang juga orang dekat Gedung Putih, mengungkapkan dirinya telah berbicara dengan Kepala Staff Kepresidenan John Kelly. Dia menegaskan pembicaraan tersebut cukup positif. "Sepertinya Trump membuka diri untuk perubahan," ungkap Purdue. Kabar baik lainnya datang dari Semenanjung Korea. Pertemuan antara Korea Selatan dengan Korea Utara membawa hasil positif yang berdampak besar bagi perdamaian kawasan tersebut.
"Korea Utara menegaskan niatnya untuk melakukan denuklirisasi Semenanjung Korea. Faktanya memang tidak ada kepentingan untuk memiliki program nuklir jika ancaman terhadap Kora Utara bisa diselesaikan dan rezim tetap terjamin," papar pimpinan delegasi Korea Selatan Chung Eul-yong, seperti dikutip Reuters.
Donald Trump pun bereaksi atas kabar ini. Dalam cuitannya di Twitter, Trump menyatakan AS akan mengawasi janji Korea Utara dan siap untuk bertindak keras jika yang terjadi adalah hal sebaliknya.
"Kemajuan mungkin tercapai dalam perundingan dengan Korea Utara. Untuk kali pertama selama bertahun-tahun, upaya serius sudah dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait. AS akan mengawasi dan menunggu! Mungkin ini harapan palsu, tetapi AS siap untuk keras bila hal yang sebaliknya terjadi!" demikian cuitan Trump. Untuk perdagangan hari ini, penguatan Wall Street bisa menjadi sentimen positif bagi bursa Asia termasuk Indonesia. Meredanya potensi perang dagang merupakan kabar baik dan membuat investor bisa melakukan aktivitas dengan lebih tenang.
Sentimen positif lainnya adalah aura damai di Semenanjung Korea. Ini akan menambah kepercayaan diri investor, terutama asing, untuk masuk ke bursa saham Asia.
Akibat perkembangan positif di Semenanjung Korea, dolar AS pun melemah. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uanh utama dunia, melemah 0,55% ke 89,54. Pelemahan greenback mengindikasikan investor cenderung mulai melepas mata uang ini dan melirik aset-aset berisiko.
Pelemahan dolar AS bisa berdampak positif kepada rupiah dan IHSG. Diharapkan rupiah bisa berbalik arah setelah kemarin cenderung bergerak melemah dan lagi-lagi mendekati level Rp 13.800/US$.
Selain itu, depresiasi dolar AS juga akan menjadi katalis bagi kenaikan harga minyak. Namun sejauh ini pergerakan harga si emas hitam masih terbatas, menantikan rilis data cadangan minyak AS. Berdasarkan konsensus yang dihimpun Reuters, cadangan minyak AS pekan lalu hingga 2 Maret diramalkan kembali meningkat setelah pada periode sebelumnya juga naik sampai 3 juta barel.
Apabila harga minyak naik, maka akan menjadi sentimen positif bagi IHSG. Dalam beberapa waktu terakhir, saham-saham emiten migas dan pertambangan kerap menjadi penyelamat IHSG.
Namun, masih ada sejumlah risiko yang bisa membuat pelemahan IHSG berlanjut. Pertama adalah berlanjutnya aksi ambil untung. Sampai perdagangan kemarin, IHSG masih menyimpan "tabungan" penguatan 2,27% sehingga masih ada selisih keuntungan yang bisa direalisasikan kapan saja.
Kedua adalah rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Februari 2018. Bank Indonesia (BI) mencatat konsumen masih optimistis, terbukti dengan IKK yang masih di atas 100 yaitu 122,5. Namun optimisme itu melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 126,1.
Rilis data IKK juga menggambarkan bagaimana konsumen masih cenderung menahan diri. Ini tercermin dari porsi pendapatan rumah tangga yang digunakan untuk konsumsi pada Februari 2018 sebesar 63,9%. Lebih rendah dari bulan sebelumnya yaitu 64,4%.
Data IKK ini bisa menjadi kabar yang kurang sedap bagi emiten sektor barang konsumsi, keuangan, sampai manufaktur. Sepertinya perlambatan konsumsi yang terjadi sejak tahun lalu belum sepenuhnya pulih.
Ketiga adalah investor akan mencermati pernyataan dari para anggota the Federal Reserve/The Fed yang dijadwalkan berbicara pada hari ini yaitu William Dudley, Lael Brainard, Raphael Bostic, dan Robert Kaplan. Pelaku pasar akan mencari petunjuk terkait langkah The Fed dalam melakukan normalisasi suku bunga acuan. Segala perkembangan terkait perdagangan internasional juga akan dimonitor oleh pelaku pasar.
Apabila sampai ada petunjuk mengenai kenaikan suku bunga yang lebih agresif, maka bersiaplah untuk menyambut koreksi di pasar saham. Namun bila nada (tone) yang diutarakan lebih tenang, maka akan positif terhadap pasar saham tetapi bukan kabar baik bagi dolar AS. Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:
- Rilis data cadangan devisa Indonesia.
- Rilis data karyawan non-pertanian AS versi ADP periode Februari (20.15).
- Pidato presiden The Fed New York William Dudley (20.20).
- Pidato presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic (20.00).
- Rilis data cadangan minyak AS (22.30).
![]() |
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang utama:
![]() |
Berikut perkembangan harga sejumlah komoditas:
![]() |
Berikut perkembanga imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara:
![]() |
Berikut sejumlah indikator perekonomian Indonesia:
![]() |
(aji/aji) Next Article Kalau Trump Saja Bisa Kena Covid, Apa Kabar Kita-kita?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular