Newsletter

Hati-hati Tertular Virus Koreksi Wall Street

Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
21 February 2018 05:45
Pelemahan Wall Street bisa menjadi virus yang menular ke bursa Asia, termasuk Indonesia.
Foto: Reuters
  • IHSG ditutup turun 0,39% pada perdagangan kemarin.
  • Bursa Asia ditutup merah.
  • Wall Street mengalami koreksi pada hari pertama perdagangan pekan ini. 

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghabiskan hari di teritori negatif pada perdagangan kemarin. Bursa saham Asia juga bergerak serupa, karena minimnya sentimen yang bisa menjadi katalis di pasar sehingga memicu aksi ambil untung. 

IHSG ditutup melemah 0,39% menjadi 6.662,88 pada perdagangan kemarin. Indeks mengalami tekanan sepanjang hari perdagangan. Minimnya sentimen penggerak pasar membuat investor lebih memilih untuk mencairkan keuntungannya. 

Sembilan sektor saham ditutup turun, dipimpin oleh sektor industri dasar yang melemah hingga 1,62%. Sebanyak 153 saham ditutup menguat, 217 saham melemah, sementara 184 lainnya tidak mencatatkan perubahan harga. 

Insiden robohnya bekisting pier head proyek tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang melukai 7 pekerja membebani laju IHSG. Terlebih, pemerintah memutuskan untuk menghentikan sementara seluruh proyek infrastruktur layang, termasuk Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT). 

Indeks sektor properti, real estat, dan konstruksi bangunan turun sebesar 0,92%, dipimpin oleh pelemahan saham BUMN karya yang menjadi bagian dari sub-sektor konstruksi bangunan. WSKT selaku kontraktor tol Becakayu turun 1,93%, WIKA turun 1,99%, dan ADHI turun 0,81%. 

Pelemahan bursa saham domestik sejalan dengan bursa saham regional yang kompak mengakhiri hari di zona merah. Nikkei 225 turun 1,01%, Hang Seng turun 0,78%, Strait Times turun 0,35%, Kospi turun 1,13%, SETI turun 0,2%, dan KLCI turun 0,07%. 

Aroma ambil untung alias profit taking tercium di bursa saham Asia. Sebelumnya, bursa Asia telah menguat signifikan. Sepekan lalu, Hang Seng meroket 5,5%, Shanghai Composite naik 1,43%, Nikkei menguat 1,58%, dan Strait Times bertambah 1,73%. 

Dari Wall Street, bursa saham Amerika Serikat (AS) kembali dibuka setelah kemarin libur memperingati hari ulang tahun George Washington (President’s Day). Seperti bursa saham Asia, Wall Street pun mengakhiri perdagangan dengan koreksi. 

Dow Jones melemah 1,02%, S&P 500 turun 0,58%, sementara Nasdaq berkurang 0,07%. Wall Street terseret ke zona merah akibat harga saham Wall Mart yang merosot tajam, hingga 10,12%.  

Laba per saham (earnings per share/EPS) Wall Mart pada kuartal IV yang berakhir 31 Januari 2018 ada di US$ 1,33. Lebih rendah dibandingkan konsensus pasar yang sebesar US$ 1,37. Pendapatan bersih Wall Mart turun 42,1% ke US$ 2,18 miliar, sementara pendapatan operasional turun 28% menjadi US$ 4,5 miliar.  

Wall Mart adalah raksasa ritel di Negeri Paman Sam, jaringan toko fisik terbesar di dunia. Dengan performa yang di bawah harapan, ada kekhawatiran bahwa konsumsi masyarakat AS ternyata belum sekuat yang diperkirakan. Ini tentu akan menghambat pemulihan ekonomi AS. 

Untuk perdagangan hari ini, ada beberapa faktor yang bisa membantu IHSG mencapai zona hijau. Pertama adalah keputusan pemerintah untuk memberikan keringanan pajak bagi pengusaha UMKM. 

Usai rapat kabinet, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan pemerintah akan memotong tarif pajak penghasilan (PPh) final bagi UMKM dari 1% menjadi 0,5%. Ini bisa menjadi insentif bagi pengusaha UMKM untuk melakukan ekspansi, yang tentunya membutuhkan pembiayaan. 

Perbankan bisa menjadi salah satu sumber pembiayaan ekspansi tersebut. Diharapkan pertumbuhan kredit akan lebih tinggi dan mendukung kinerja perbankan nasional. Kabar baik buat emiten-emiten perbankan di bursa saham. 

Tidak hanya di bursa saham, bank bisa saja menambah penerbitan obligasi untuk menambah modal supaya bisa menyalurkan kredit lebih banyak. Pasar obligasi pun merasakan dampak positifnya. 

Sentimen positif kedua datang dari anggaran negara. Sri Mulyani juga kemarin mengumumkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 per akhir Januari. Penerimaan pajak pada Januari 2018 meningkat 11,17% month to month (MtM) ke angka Rp 78,94 triliun. Peningkatan tersebut menjadi yang tertinggi sejak 2015. 

Meski baru awal tahun, tetapi kabar ini cukup melegakan, Investor tidak perlu mengkhawatirkan soal penerimaan pajak yang seret, setidaknya sampai saat ini. 

Sementara hal-hal yang bisa menjadi sentimen negatif dan menahan laju IHSG, pertama tentu kabar dari Wall Street. Pelemahan Wall Street bisa menjadi virus yang menular ke bursa Asia, termasuk Indonesia. 

Investor juga perlu mencermati dampak lanjutan dari moratorium proyek-proyek layang di Indonesia. Tidak hanya terhadap BUMN konstruksi, penghentian sementara proyek-proyek layang bisa mempengaruhi emiten jalan tol sampai properti yang mengandalkan penjualannya dari proyek LRT atau MRT. 

Harga komoditas juga sepertinya belum bisa diharapkan untuk mendorong IHSG. Harga minyak jenis brent malah terkoreksi hampir 1%, sementara harga minyak light sweet hanya naik tipis.  

Demikian halnya dengan perkembangan dolar AS. Greenback masih melanjutkan keperkasaannya. Dollar Index, yang mencerminkan pergerakan dolar AS dibandingkan enam mata uang utama dunia, naik cukup signifikan 0,69%. Penguatan dolar AS bisa menekan nilai tukar rupiah dan IHSG. 

Profit taking lagi-lagi menjadi faktor yang patut diwaspadai. Meski kemarin melemah, IHSG masih punya “tabungan” penguatan 4,83% sepanjang tahun ini sehingga masih ada selisih keuntungan yang bisa dicairkan investor kapan saja. 

Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:

  • Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghadiri rapat koordinasi pelaksanaan anggaran kementerian/lembaga negara 2018 (09.00 WIB).
  • Menko Perekonomian Darmin Nasution dan sejumlah menteri Kabinet Kerja mengadakan rapat koodinasi membahas perdagangan dan transportasi laut (10.00 WIB). Dilanjutkan dengan rapat membahas Kawasan Ekonomi Khusus (15.30 WIB).
  • Konferensi pers Bank of England dan Monetary Policy Committee terkait inflasi (21.15).
  • Rilis data penjualan rumah bekas AS periode Januari 2018 (22.00).
Berikut perkembangan sejumlah indeks saham utama:
Hati-hati Tertular Virus Koreksi Wall Street
Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang utama:
Hati-hati Tertular Virus Koreksi Wall Street
 Berikut perkembangan harga sejumlah komoditas:
Hati-hati Tertular Virus Koreksi Wall Street
Berikut perkembangan imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara:
Hati-hati Tertular Virus Koreksi Wall Street
Berikut sejumlah indikator perekonomian Indonesia:
Hati-hati Tertular Virus Koreksi Wall Street
(aji/aji)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation