
Bos BIJB: Bandara Kertajati tidak 100% Beralih Jadi Bengkel

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat terbatas yang secara khusus membahas kawasan Bandar Udara Kertajati, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/3/2021).
Dalam keterangan pers seusai rapat, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan rapat membahas pemanfaatan utilitas dari Bandara Kertajati.
"Kita mengusulkan agar Kertajati difungsikan pada fungsi-fungsi yang lain, yaitu MRO (maintenance, repair, and overhaul)," ujar Budi Karya.
Menurut dia, pengelola telah melakukan pembahasan dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan KASAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo terkait pemanfaatan Bandara Kertajati untuk perawatan pesawat-pesawat milik TNI.
"Bapak Presiden juga mengarahkan bahwa tidak saja pesawat TNI, tetapi juga seluruh pesawat instansi pemerintah, seperti BNPB, Basarnas, Kementerian Perhubungan, juga kepolisian dipul di sana, sehingga maintenance-nya relatif lebih baik," kata Budi Karya.
"Kita juga inginkan MRO ini menjadi sesuatu MRO tidak saja untuk pemerintah, tapi yang akan datang akan digunakan juga MRO pesawat-pesawat private yang selama ini melakukan perawatan di luar negeri," lanjutnya.
Lebih lanjut, Budi Karya mengungkapkan Jokowi juga mengarahkan agar Bandara Kertajati dapat melayani jamaah haji asal Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Dalam wawancara khusus dengan CNBC Indonesia, Rabu (31/3/2021), Direktur Utama PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (PT BIJB) Salahudin Rafi menjelaskan secara perinci hasil ratas itu. Ia juga mengungkapkan kondisi terkini bandara yang dibuka sejak 24 Mei 2018 tersebut.
Berikut petikan wawancaranya:
Dapatkah Anda menjelaskan hasil ratas dengan presiden terkait posisi dan fungsi bandara ini?
Bandaranya tidak sepi selama tiga tahun. Sejak Mei 2018 sampai dengan awal 2020 sudah ada 6.300 pergerakan pesawat dan ada 600.000 pergerakan penumpang, kargo sampai 490,8 ton. Sudah ada 22 flight sehari.
Pada 2020, izin rutenya ada 34 flight (17 datang, 17 pergi). Pada awal Maret-April 2020, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) besar-besaran. Enggak cuma Kertajati tapi seluruh bandara dunia enggak terbang.
Sampai awal tahun 2021, baru aja mulai penerbangan kargo tiap hari Selasa, Kertajati-Batam. Cakupan area kertajati ada di Karawang arah timur- dan Jawa Tengah bagian barat, enhancement areanya, demandnya itu 4,6 juta penumpang per tahun.
Namun karena akses dari Bandung 2 jam, belum ada Tol Cisumdawu sehingga 4,2 juta penumpangnya ada di Bandara Husein Sastranegara (Bandung), dan 2,1 juta di Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang). Kami menunggu Tol Cisumdawu yang dari hari ini dikejar sampai akhir tahun 2021 dan awal tahun 2022 bisa beroperasi. Ini bisa mempercepat akses dari Bandung hanya 45 menit.
Dalam masa menunggu tol ini, bandara kan tidak hanya menerbangkan penumpang dan cargo tapi ada pergerakan lain. Kayak di Soetta memiliki MRO dikelola oleh GMF, Surabaya juga ada MFF oleh Merpati.
Nah Kertajati ada peluang karena kawasan bandaranya masih luas. Dari 1.800 hektare sekitar 700 hektare belum dimanfaatkan. Untuk isi kekosongan ini dari hasil ratas Presiden kemarin diarahkan untuk penerbangan TNI, Polri, BNPB untuk pesawat-pesawat ini maintenance di Kertajati.
Ada lahannya, GMF punya sertifikat dan man power (tenaga kerja), kenapa enggak. Kita tinggal cari dana baik lewat APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), investor, atau pinjaman. Ini bisa segera kita bangun.
Kalau melihat ramalan IATA (International Air Transport Association), kebangkitan penerbangan baru akan terjadi di 2024. Berarti kan belum ada pesawat masuk bengkel sampai tiga tahun ke depan. Tapi pesawat TNI, Polri, dan BNPB jalan terus, itu bisa jadi potensi.
Pemerintah dan negara hadir untuk Kertajati. Tapi bandaranya tetap bandara internasional yang melayani penumpang internasional dan domestik termasuk umrah dan haji. Tidak beralih jadi bengkel full ya.
Kita kesampingkan dampak pandemi dan PPKM, apakah mobilitas sudah memenuhi target misal tanpa PPKM dan pandemi?
Kami melakukan bisnis continuity management (BCM). Ini juga dilakukan oleh bandara di seluruh dunia begini juga. BCM ini diperlukan dan arahan pak gubernur (Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil) juga jelas untuk melakukan recovery, refocusing dan regrowth.
Di awal kita sudah melakukan recovery tentunya dengan menjaga pendapatan. Ada pendapatan dari beberapa pesawat yang numpang parkir di kita karena di tempat lain penuh. Lalu, kita melakukan efisiensi besar-besaran. Tapi sampai sekarang bisa mempertahankan karyawan tanpa ada pemotongan sama sekali.
Proses transisi seperti apa dan proporsinya bagaimana kalau tidak sepenuhnya jadi MRO?
Setiap bandara punya master plan. Dalam master plan sudah dituangkan, berapa landasan, berapa memiliki parking step dan segala macam termasuk MRO.
Dalam master plan Kertajati sudah ada dua runway, kapasitas terminal sampai 30 juta penumpang per tahun, sudah dimasukkan MRO, kargo village, integrated building, hotel bintang 5 dan hotel 3. Sudah ada tahapannya.
Semua itu disesuaikan sama traffic yang ada, passanger, aircraft, dan cargo movement. Nah ini untuk penyelamatan di awal karena tadi kebangkitan penerbangan baru akan terjadi di 2024-2025 sambil menunggu akses juga tersambung maka akan bangun MRO.
Tahun 2019 lalu, Kertajati oleh Kementerian Agama terpilih sebagai embarkasi haji untuk jamaah Jawa Barat. Karena haji di 2020 dibatasi saja sekarang.
Untuk di sini jamaah diangkut oleh Saudi Arabia Airlines, kemarin kita juga didatangi GAC (Kementerian Perhubungan Arab Saudi) untuk melihat safety dan security bandara kita, dan alhamdulillah sudah approved, layak sebagai tempat pemberangkatan haji.
Umrah jamaah Jawa Barat paling banyak di Indonesia. Sudah siap berangkat semua ini. Garuda Indonesia siap mengangkut direct to Kertajati-Jeddah. Sebelumnya sudah ada Malaysia Airlines, Kertajati-KL-Jeddah, sebelumnya ada Lion Air direct Jeddah, Citilink juga ada. Sebelum pandemi semua sudah berjalan normal dan on track.
Selain menunggu akses jalur, apalagi masukan ke pemerintah? Sudahkah ada angka target kinerja full year 2021?
Untuk tahun 2021, kami masih menargetkan untuk RKAP 2021 membuatnya dengan moderat-pesimis. Karena belum tersambungnya tol Cisumdawu ke Kertajati.
Tapi tetap move on, yang tidak berpengaruh dalam kondisi pandemi ini adalah kargo. Jadi mau ditingkatkan. Sudah mulai bergerak Kertajati-Batam.
Pak Gubernur Jawa Barat juga sudah buat surat edaran kepada seluruh pelaku industri di Jawa Barat untuk menerbangkan kargonya dari Kertajati. Dengan asosiasi, pelaku industri, semua kami lakukan focus group, webinar, zoom meeting untuk koordinasi ini dan membantu meningkatkan aktivitas kargo di Kertajati.
Khususnya untuk Jawa Tengah bagian barat, Brebes, Cirebon, Majalengka, Cikarang, itu kan semua industri. Sebelum pandemi Covid-19, kargo di Kertajati itu masih ngikut pesawat penumpang, sehingga kami harus mendatangkan yang benar-benar pesawat kargo.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Di Hadapan Teten, RK Minta E-Commerce Lain Tiru Shopee
