
Special Interview
Tukang Pungut Puntung Jadi CEO Telkomsel
Donald Banjarnahor & Shalini & Tito Bosnia, CNBC Indonesia
11 June 2018 20:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Pernah menjadi pemungut puntung rokok, bisa kuliah di Jurusan Elektro Instititut Teknologi Bandung (ITB), dan sukses menjadi orang nomor satu di perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, tampak seperti rangkaian cerita yang tidak linear.
Itulah sepenggal bait dari cerita seorang Chief Executive Officer (CEO) PT Telkomsel Ririek Adriansyah. Pria yang akrab disapa Ririek ini punya cerita panjang tentang kisah hidupnya yang penuh perjuangan dan cara dia bersikap ketika menghadapi tekanan kerja.
Dari penampilannya yang sederhana, terbiasa mengenakan pakaian kerja smart casual, sebenarnya tampak jika Ririek tipikal bos yang tak suka dengan sesuatu yang kompleks. Jika dari awal tahu bahwa tingkat probabilitas untuk berhasil kecil, maka dia tidak akan mengambil risiko tersebut.
Nah, pada pertengahan Mei lalu Tim CNBC Indonesia berkesempatan untuk berbincang langsung dengan Ririek. Ia bercerita banyak tentang awal mulai bekerja di Telkomsel hingga menjadi orang nomor satu.
Ririek juga bercerita soal visi bisnisnya dalam mengembang Telkomsel sebagai operator terbesar dan menjadi salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi. Dimana operator telekomunikasi akan menjadi tulang pungggung dan enabler dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
Mengetahui lebih dalam tentang pemikiran seorang Ririek, CNBC Indonesia mewawancarai nakhoda operator selular terbesar di Indonesia ini.
Bisa cerita awal sedikit tentang kehidupan Anda?
Masa kecil saya dihabiskan di Yogyakarta hingga SMA. Buat nambah uang jajan saat itu saya sempat jadi tukang pungut puntung yang tidak ada filternya. Masa itu, anak-anak kalau mau tambahan uang pilihannya cuma dua, jadi kondektur angkot atau tukan puntung. Lulus SMA saya diterima di Institut Teknologi Bandung Jurusan Elektro. Dulu sebelum mendapatkan gelar sarjana, harus menempuh pendidikan Diploma III.
Saat menempuh pendidikan sarjana tersebut saya berhasil mendapat beasiswa yang cukup bergengsi, dari Telkom, beasiswa ini yang keterima sekitar 3 sampai 4 orang saja dari sekitar 300-an orang yang mendaftar. Setelah lulus saya ikut Tes Masuk Karyawan Telkom dan beberapa perusahaan lainnya. Berpikirnya sederhana saja, yang menerima duluan itu yang saya masuki. Akhirnya saya diterima di Telkom, lalu mulai pendidikan disiplin di Pusdikhub Cimahi Jawa Barat selama 6 bulan.
Karir saya banyak dihabiskan di luar Telkom, hampir 50 persen diluar Telkom. Saya masuk Telkom itu tahun 1989 dan setelah itu saya bekerja Satelindo (saat itu masih dalam holding yang sama), lalu balik ke Telkom lagi tahun 2002 dan sekitar 3-4 terakhir ini dipercaya menjadi pimpinan Telkomsel.
Jadi sebenarnya apa basis kompetensi Anda di telekomunikasi?
Waktu di Satelindo mengurusi satelit kemudian beralih banyak menimba pengalaman soal komersial IT. Jadi saya lebih banyak di Business Development bukan di teknis.
Seperti apa peran operator dalam menghantarkan masyarakat menuju revolusi industri 4.0?
Revolusi industri 4.0 itu sebenarnya bagaimana kita bisa mengelola industri secara lebih modern, dibandingkan yang dulu yang hanya sekedar automasisasi. Hal ini di tandai dengan peningkatan efisiensi yang lebih tinggi. Disinilah peran penting operator dengan membangun konektivitas dan interest melalui teknologi, komunikasi, dan informasi yang terintegrasi sehingga dapat dimanfaatkan oleh semua pihak dan manufaktur.
Telkomsel sebagai operator seluler berperan dalam menciptakan konektivitas melalui infrastruktur jaringan yang kami bangun. Ketiga pihak yakni device (perangkat), network (jaringan telekomunikasi), dan application (aplikasi digital) harus saling menunjang agar pelanggan dapat merasakan pengalaman terbaik dalam menggunakan smartphone dan dalam menikmati mobile internet serta berbagai layanan digital.
Konektivitas (internet) yang semula hanya digunakan untuk mencari informasi dan berkirim pesan telah bertransformasi menjadi internet of things, self-driving car, dan bahkan robot.
Untuk layana IoT Telkomsel telah memulainya dengan melakukan komersialisasi teknologi NB-IoT (Narrowband Internet of Things) di Indonesia yang merupakan teknologi telekomunikasi terbaru yang dirancang secara khusus antara mesin dan mesin. Kami menerapkan itu di sepeda sharing di Universitas Indonesia secara connected, dan kami akan lebih banyak menerapkan di tempat lainnya.
Apa pandangan Anda terkait perkembangan teknologi digital yang cenderung disruptif terhadap cara berbisnis konvensional?
Hadirnya layanan broadband memberikan pelanggan pengalaman mobile digital lifestyle yang sesungguhnya, di mana layanan ini akan memungkinkan pelanggan untuk dapat melakukan download, upload, ataupun sharing berbagai jenis konten dalam file besar seperti foto, games, aplikasi, dan lain sebagainya dengan lebih baik.
Dengan semakin booming-nya konten video akhir-akhir ini, pelanggan juga dapat menikmati konten video di media sosial secara streaming, bahkan live streaming. Begitu pula konten video yang dihadirkan oleh gadget yang memiliki teknologi paling mutakhir, seperti action camera, 360 camera, drone, dan sebagainya.
Hadirnya layanan broadband yang lebih luas diharapkan dapat membantu mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi pemerintah setempat dan masyarakat, seperti meningkatkan akses dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan layanan keuangan.
Berkat kehadiran layanan broadband, saat ini masyarakat Indonesia pun semakin terhubung satu sama lain, dan menjadi bagian dari global society yang tak berbatas. Pertukaran informasi yang lebih cepat yang juga dapat meningkatkan produktivitas penggunanya, mendorong berbagai perubahan ekonomi, sosial, dan budaya di masyarakat.
Dengan semakin banyaknya masyarakat yang terhubung, didukung dengan penetrasi smartphone yang semakin diadopsi oleh masyarakat luas, maka hal tersebut diharapkan akan membantu pembentukan masyarakat digital Indonesia.
Peran operator telekomunikasi seperti apa di revolusi industri 4.0 ?
Kalau saya melihat di semua negara, itu kan ibarat orang balapan kalau kita balapan orangnya sempit kalau yang sempit kita ga mungkin nyalip kan terus sampai finish dan ga ada peluang lagi.
Nah kalau kita tujuannya disini kita harus berani ngambil rute lain, nah ini momentum-momentum dalam industri 4.0 dan key succes itu peluang bagi negara ini untuk menyalip negara lain yang sebelumnya lebih maju. Kalau kita caranya dengan bank-bank yang lebih bagus, kita ambil rute lain kalau enggak kita ketinggalan terus.
Telkomsel mengembang bisnis T-Cash, seperti apa arah pengembanganya?
Bisnis T-Cash semakin membaik dari waktu ke waktu dan memiliki prospek yang sangat cerah ke depannya. Hingga pertengahan tahun 2018 ini, T-Cash sukses menjangkau lebih dari 20 juta pelanggan dari 34 provinsi, dan memproses rata-rata hingga 10 juta transaksi bulanan.
T-Cash kini dapat digunakan di sekitar 50.000 merchant outlets, baik melalui T-Cash Tap maupun Snap QR Code. Tak hanya itu, aplikasi TCASH sendiri kini telah diunduh sekitar 5 juta kali oleh pelanggan setianya.
Challenge- terbesarnya adalah kebanyakan pelanggan itu hanya mengetahui manfaat uang elektronik hanya karena diskonnya. Padahal manfaat layanan T-Cash valuenya lebih dari itu. Karena expertise kita adalah mobility, kita mampu menjangkau masyarakat hingga pelosok yang belum tersentuh layanan perbankan atau financial.
Bagi beberapa pelanggam layanan perbankan tradisional terlalu costly. Pertama karena pelanggan tersebut tinggal diwilayah yang jauh dari lokasi bank, yang kedua pola hidupnya. Misalnya penghasilan Rp 50 ribu sehari misalnya, bank tidak tertarik. Kami menggandeng beberapa pihak perbankan untuk menjakau mereka agar tercapai kondisi financial inclusion.
Menumbuhkan habit agar masyarakat tertarik pakai T-Cash?
Harus dari dua sisi, satu diberikan insentif berupa diskon. Kedua ada bentuk lain yang kemudian masyarakat itu rasakan lebih menyenangkan dengan transaksi tunai.
T-Cash itu ada untuk membantu pemerintah dalam penyaluran bantuan tunai . T-Cash juga kita bisa gunakan untuk beberapa kegiatan nonprofit misalnya di Masjid.
Jadi akan digunakan untuk alat pembayaran ?
Kita akan masuk rencananya, termasuk untuk commuter dan kereta bandara aja itu sudah bisa. Sekarang kan T-Cash itu ada dua platform bisa pakai EDC dan NFC. Bahkan kita juga telah mengembangkannya dengan QR code, lebih mudah karena kalau QR code cuma butuh aplikasi. Kalau NFC tidak semua ponsel punya fitur NFC sehingga kita harus melengkapinya dengan sticker.
T-Cash juga digunakan untuk tol?
Harapannya secepat mungkin. Ada peningkatan ke arah development, dan akan kaya lagi use case-nya, mulai payment hingga layanannya.
Terkait registrasi kartu prabayar menurut ada bagaimana?
Registrasi prabayar secara kinerja keuangan perusahaan akan memberikan dampak di jangka pendek, tetapi di jangka panjang malah akan bagus bagi Telkomsel. Potensi melambatnya kinerja bisnis dapat terjadi karena berbagai hal, misalnya Telkomsel harus mengeluarkan biaya untuk aktivitas dan promo yang mendorong pengguna untuk melakukan registrasi kartu.
Aktivitas seperti mengisi ulang pulsa atau membeli paket dari kartu yang terblokir otomatis terhenti. Meski demikian, Telkomsel optimis kebijakan registrasi tak akan mengganggu kinerja bisnis secara signfikan, karena akuisisi pelanggan masih terus terjadi, dimana ada sekitar sejuta pelanggan per hari.
Program registrasi prabayar ini dalam jangka panjang akan menjadikan industri telekomunikasi lebih sehat dan pada akhirnya akan menguntungkan pelanggan, pelaku industri, dan masyarakat luas.
Pasca registrasi prabayar imbas positif yang terjadi adalah perbaikan basis pelanggan yang lebih loyal serta tingkat churn yang lebih rendah yang pada akhirnya mendorong industri ke arah yang lebih sehat. Kami melihat sekarang ada perubahan perilaku dari masyarakat dalam mengakses layanan seluler.
Jika tadinya senang membeli kartu perdana baru, sekarang menjadi rajin mengisi ulang paket data. Hal ini juga dibarengi dengan kenaikan jumlah pelanggan loyal sekaligus transaksinya (pembelian paket) sehingga secara otomatis memberikan potensi perbaikan ARPU.
Seperti apa anda menyikapi perang tarif?
Jadi gini, namanya perang tarif itu bukan hanya merugikan operator tapi juga untuk masyarakat. Tarif murah itu tapi ga masuk akal, short term bagus, tapi long term tidak.
Dengan adanya perang tarif, pasti kalau terus terjadi sepeti itu operator pasti tidak akan mampu invest lagi. Maka suatu saat operator bisa tutup dan berhenti berperasi dan itu tidak bagus untuk masyarakat.
Telkomsel memilih untuk tidak terjebak dalam perang tarif. Perang tarif membuat operator tidak mampu mengembangkan jaringan dengan optimal, dan konsekuensinya adalah akan ada masyarakat di lokasi tertentu yang tidak terlayani dengan baik.
Persaingan di antara operator seluler akan semakin meluas tidak hanya dalam kapasitas operator sebagai penyedia jaringan seluler, tapi juga dalam menyediakan beragam produk dan layanan digital yang berkualitas untuk mendukung gaya hidup digital masyarakat.
Selain itu, seiring dengan meluasnya bisnis kami sebagai digital telecommunication company, persaingan juga akan semakin dinamis dengan melibatkan pemain dari industri lain seperti fintech, OTT, IoT, dan lain-lain yang menawarkan produk dan layanan serupa.
Prioritas utama kami adalah menjaga kualitas layanan. Secara umum, hal tersebut kami lakukan dengan menjaga tarif yang ideal, yaitu harga yang terjangkau, namun operator bisa tetap sehat dan memiliki bisnis yang sustainable.
Tarif bukan menjadi satu-satunya hal yang menentukan kualitas layanan. Pada dasarnya tingginya kepercayaan masyarakat untuk menggunakan layanan komunikasi ditentukan oleh lima parameter kebutuhan pokok pengguna seluler, yakni penggelaran jaringan hingga pelosok, jaringan berkualitas didukung teknologi terkini, inovasi produk dan layanan, pelayanan pelanggan berstandar mutu internasional, dan tarif produk dan layanan yang semakin terjangkau. Kelima hal inilah yang mendasari masyarakat Indonesia mempercayakan Telkomsel untuk menyediakan produk dan layanan komunikasi berkualitas.
Persiapan 5G?
Teknologi 5G merupakan evolusi atau kelanjutan dari teknologi 4G, yang membutuhkan perhitungan investasi yang belum dapat dipastikan nilainya. Saat ini 3GPP (organisasi standarisasi telekomunikasi internasional) sedang merumuskan untuk merilis full standard terkait 5G. Pada Desember 2017 lalu, 3GPPP baru menyepakati spesifikasi 5G pertama untuk Non-standalone (NSA) 5G.
Sejak tahun 2016 Telkomsel telah melakukan serangkaian uji coba teknologi untuk mempersiapkan implementasi teknologi 5G, di antaranya implementasi teknologi 4.5G, uji coba Massive IoT & FDD Massive MIMO, uji coba teknologi seluler 1 Gbps, serta uji coba teknologi 5G yang menghasilkan kecepatan 70 Gbps.
Tahapan-tahapan tersebut merupakan bagian dari Joint Innovation Center (JIC), di mana kami merancang strategi bersama para mitra penyedia jaringan dan teknologi dengan meningkatkan metode perencanaan jaringandengan mengadopsi perangkat yang lebih cerdas.
Pada Asian Games 2018, Telkomsel memiliki rencana untuk menghadirkan pengalaman teknologi 5G. Para pengunjung dan pendukung di Asian Games 2018 berkesempatan untuk merasakan langsung pengalaman memanfaatkan kecanggihan teknologi 5G.
Apa rencana bisnis Telkomsel ke depan?
Telkomsel tetap fokus mengembangkan ekosistem digital, di antaranya dengan terus menggelar infrastruktur jaringan secara agresif, terutama BTS berbasis teknologi mobile broadband. Kami pun menyediakan berbagai pilihan solusi layanan digital untuk melayani kebutuhan digital lifestyle pelanggan dan masyarakat Indonesia.
Kami senantiasa berupaya mendorong pemanfaatan jaringan broadband secara lebih optimal sehingga memberikan manfaat yang maksimal bagi pelanggan. Untuk itu, Telkomsel terus melakukan berbagai improvement untuk menyajikan pengalaman mobile digital lifestyle terbaik kepada para pelanggannya
Pelan-pelan saja. Kita memang yang rutin kita lakukan maka akan kita lakukan. Kami terus mengembangkan network dan product-product juga disiapkan. Lalu lebih ke hal yang baru ke digitalnya misalnya video, lalu produk-produk lain bukan hanya retail tapi juga korporasi dan untuk small medium entrepreneurship (UKM) kedepannya itu.
Jadi kita akan mentrasnformasi diri kita ke digital telko. Unorganik, kita sudah mulai nah kita mulai masuk walaupun belum massif kita bukan hanya secara organik tapi juga secara unorganik. Macam-macam mulai dari yang biasa kita invest kayak venture capital, bisa juga merger dan akuisisi.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article VIDEO: Filosofi Sang Pemungut Puntung yang Jadi CEO Telkomsel
Itulah sepenggal bait dari cerita seorang Chief Executive Officer (CEO) PT Telkomsel Ririek Adriansyah. Pria yang akrab disapa Ririek ini punya cerita panjang tentang kisah hidupnya yang penuh perjuangan dan cara dia bersikap ketika menghadapi tekanan kerja.
Dari penampilannya yang sederhana, terbiasa mengenakan pakaian kerja smart casual, sebenarnya tampak jika Ririek tipikal bos yang tak suka dengan sesuatu yang kompleks. Jika dari awal tahu bahwa tingkat probabilitas untuk berhasil kecil, maka dia tidak akan mengambil risiko tersebut.
Ririek juga bercerita soal visi bisnisnya dalam mengembang Telkomsel sebagai operator terbesar dan menjadi salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi. Dimana operator telekomunikasi akan menjadi tulang pungggung dan enabler dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
Mengetahui lebih dalam tentang pemikiran seorang Ririek, CNBC Indonesia mewawancarai nakhoda operator selular terbesar di Indonesia ini.
Bisa cerita awal sedikit tentang kehidupan Anda?
Masa kecil saya dihabiskan di Yogyakarta hingga SMA. Buat nambah uang jajan saat itu saya sempat jadi tukang pungut puntung yang tidak ada filternya. Masa itu, anak-anak kalau mau tambahan uang pilihannya cuma dua, jadi kondektur angkot atau tukan puntung. Lulus SMA saya diterima di Institut Teknologi Bandung Jurusan Elektro. Dulu sebelum mendapatkan gelar sarjana, harus menempuh pendidikan Diploma III.
Saat menempuh pendidikan sarjana tersebut saya berhasil mendapat beasiswa yang cukup bergengsi, dari Telkom, beasiswa ini yang keterima sekitar 3 sampai 4 orang saja dari sekitar 300-an orang yang mendaftar. Setelah lulus saya ikut Tes Masuk Karyawan Telkom dan beberapa perusahaan lainnya. Berpikirnya sederhana saja, yang menerima duluan itu yang saya masuki. Akhirnya saya diterima di Telkom, lalu mulai pendidikan disiplin di Pusdikhub Cimahi Jawa Barat selama 6 bulan.
Karir saya banyak dihabiskan di luar Telkom, hampir 50 persen diluar Telkom. Saya masuk Telkom itu tahun 1989 dan setelah itu saya bekerja Satelindo (saat itu masih dalam holding yang sama), lalu balik ke Telkom lagi tahun 2002 dan sekitar 3-4 terakhir ini dipercaya menjadi pimpinan Telkomsel.
![]() |
Jadi sebenarnya apa basis kompetensi Anda di telekomunikasi?
Waktu di Satelindo mengurusi satelit kemudian beralih banyak menimba pengalaman soal komersial IT. Jadi saya lebih banyak di Business Development bukan di teknis.
Seperti apa peran operator dalam menghantarkan masyarakat menuju revolusi industri 4.0?
Revolusi industri 4.0 itu sebenarnya bagaimana kita bisa mengelola industri secara lebih modern, dibandingkan yang dulu yang hanya sekedar automasisasi. Hal ini di tandai dengan peningkatan efisiensi yang lebih tinggi. Disinilah peran penting operator dengan membangun konektivitas dan interest melalui teknologi, komunikasi, dan informasi yang terintegrasi sehingga dapat dimanfaatkan oleh semua pihak dan manufaktur.
Telkomsel sebagai operator seluler berperan dalam menciptakan konektivitas melalui infrastruktur jaringan yang kami bangun. Ketiga pihak yakni device (perangkat), network (jaringan telekomunikasi), dan application (aplikasi digital) harus saling menunjang agar pelanggan dapat merasakan pengalaman terbaik dalam menggunakan smartphone dan dalam menikmati mobile internet serta berbagai layanan digital.
Konektivitas (internet) yang semula hanya digunakan untuk mencari informasi dan berkirim pesan telah bertransformasi menjadi internet of things, self-driving car, dan bahkan robot.
Untuk layana IoT Telkomsel telah memulainya dengan melakukan komersialisasi teknologi NB-IoT (Narrowband Internet of Things) di Indonesia yang merupakan teknologi telekomunikasi terbaru yang dirancang secara khusus antara mesin dan mesin. Kami menerapkan itu di sepeda sharing di Universitas Indonesia secara connected, dan kami akan lebih banyak menerapkan di tempat lainnya.
![]() |
Apa pandangan Anda terkait perkembangan teknologi digital yang cenderung disruptif terhadap cara berbisnis konvensional?
Hadirnya layanan broadband memberikan pelanggan pengalaman mobile digital lifestyle yang sesungguhnya, di mana layanan ini akan memungkinkan pelanggan untuk dapat melakukan download, upload, ataupun sharing berbagai jenis konten dalam file besar seperti foto, games, aplikasi, dan lain sebagainya dengan lebih baik.
Dengan semakin booming-nya konten video akhir-akhir ini, pelanggan juga dapat menikmati konten video di media sosial secara streaming, bahkan live streaming. Begitu pula konten video yang dihadirkan oleh gadget yang memiliki teknologi paling mutakhir, seperti action camera, 360 camera, drone, dan sebagainya.
Hadirnya layanan broadband yang lebih luas diharapkan dapat membantu mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi pemerintah setempat dan masyarakat, seperti meningkatkan akses dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan layanan keuangan.
Berkat kehadiran layanan broadband, saat ini masyarakat Indonesia pun semakin terhubung satu sama lain, dan menjadi bagian dari global society yang tak berbatas. Pertukaran informasi yang lebih cepat yang juga dapat meningkatkan produktivitas penggunanya, mendorong berbagai perubahan ekonomi, sosial, dan budaya di masyarakat.
Dengan semakin banyaknya masyarakat yang terhubung, didukung dengan penetrasi smartphone yang semakin diadopsi oleh masyarakat luas, maka hal tersebut diharapkan akan membantu pembentukan masyarakat digital Indonesia.
Peran operator telekomunikasi seperti apa di revolusi industri 4.0 ?
Kalau saya melihat di semua negara, itu kan ibarat orang balapan kalau kita balapan orangnya sempit kalau yang sempit kita ga mungkin nyalip kan terus sampai finish dan ga ada peluang lagi.
Nah kalau kita tujuannya disini kita harus berani ngambil rute lain, nah ini momentum-momentum dalam industri 4.0 dan key succes itu peluang bagi negara ini untuk menyalip negara lain yang sebelumnya lebih maju. Kalau kita caranya dengan bank-bank yang lebih bagus, kita ambil rute lain kalau enggak kita ketinggalan terus.
Telkomsel mengembang bisnis T-Cash, seperti apa arah pengembanganya?
Bisnis T-Cash semakin membaik dari waktu ke waktu dan memiliki prospek yang sangat cerah ke depannya. Hingga pertengahan tahun 2018 ini, T-Cash sukses menjangkau lebih dari 20 juta pelanggan dari 34 provinsi, dan memproses rata-rata hingga 10 juta transaksi bulanan.
T-Cash kini dapat digunakan di sekitar 50.000 merchant outlets, baik melalui T-Cash Tap maupun Snap QR Code. Tak hanya itu, aplikasi TCASH sendiri kini telah diunduh sekitar 5 juta kali oleh pelanggan setianya.
Challenge- terbesarnya adalah kebanyakan pelanggan itu hanya mengetahui manfaat uang elektronik hanya karena diskonnya. Padahal manfaat layanan T-Cash valuenya lebih dari itu. Karena expertise kita adalah mobility, kita mampu menjangkau masyarakat hingga pelosok yang belum tersentuh layanan perbankan atau financial.
Bagi beberapa pelanggam layanan perbankan tradisional terlalu costly. Pertama karena pelanggan tersebut tinggal diwilayah yang jauh dari lokasi bank, yang kedua pola hidupnya. Misalnya penghasilan Rp 50 ribu sehari misalnya, bank tidak tertarik. Kami menggandeng beberapa pihak perbankan untuk menjakau mereka agar tercapai kondisi financial inclusion.
Menumbuhkan habit agar masyarakat tertarik pakai T-Cash?
Harus dari dua sisi, satu diberikan insentif berupa diskon. Kedua ada bentuk lain yang kemudian masyarakat itu rasakan lebih menyenangkan dengan transaksi tunai.
T-Cash itu ada untuk membantu pemerintah dalam penyaluran bantuan tunai . T-Cash juga kita bisa gunakan untuk beberapa kegiatan nonprofit misalnya di Masjid.
Jadi akan digunakan untuk alat pembayaran ?
Kita akan masuk rencananya, termasuk untuk commuter dan kereta bandara aja itu sudah bisa. Sekarang kan T-Cash itu ada dua platform bisa pakai EDC dan NFC. Bahkan kita juga telah mengembangkannya dengan QR code, lebih mudah karena kalau QR code cuma butuh aplikasi. Kalau NFC tidak semua ponsel punya fitur NFC sehingga kita harus melengkapinya dengan sticker.
T-Cash juga digunakan untuk tol?
Harapannya secepat mungkin. Ada peningkatan ke arah development, dan akan kaya lagi use case-nya, mulai payment hingga layanannya.
Terkait registrasi kartu prabayar menurut ada bagaimana?
Registrasi prabayar secara kinerja keuangan perusahaan akan memberikan dampak di jangka pendek, tetapi di jangka panjang malah akan bagus bagi Telkomsel. Potensi melambatnya kinerja bisnis dapat terjadi karena berbagai hal, misalnya Telkomsel harus mengeluarkan biaya untuk aktivitas dan promo yang mendorong pengguna untuk melakukan registrasi kartu.
Aktivitas seperti mengisi ulang pulsa atau membeli paket dari kartu yang terblokir otomatis terhenti. Meski demikian, Telkomsel optimis kebijakan registrasi tak akan mengganggu kinerja bisnis secara signfikan, karena akuisisi pelanggan masih terus terjadi, dimana ada sekitar sejuta pelanggan per hari.
Program registrasi prabayar ini dalam jangka panjang akan menjadikan industri telekomunikasi lebih sehat dan pada akhirnya akan menguntungkan pelanggan, pelaku industri, dan masyarakat luas.
Pasca registrasi prabayar imbas positif yang terjadi adalah perbaikan basis pelanggan yang lebih loyal serta tingkat churn yang lebih rendah yang pada akhirnya mendorong industri ke arah yang lebih sehat. Kami melihat sekarang ada perubahan perilaku dari masyarakat dalam mengakses layanan seluler.
Program registrasi prabayar ini dalam jangka panjang akan menjadikan industri telekomunikasi lebih sehat dan pada akhirnya akan menguntungkan pelanggan, pelaku industri, dan masyarakat luas.Ririek Ardiansyah, CEO Telkomsel |
Jika tadinya senang membeli kartu perdana baru, sekarang menjadi rajin mengisi ulang paket data. Hal ini juga dibarengi dengan kenaikan jumlah pelanggan loyal sekaligus transaksinya (pembelian paket) sehingga secara otomatis memberikan potensi perbaikan ARPU.
Seperti apa anda menyikapi perang tarif?
Jadi gini, namanya perang tarif itu bukan hanya merugikan operator tapi juga untuk masyarakat. Tarif murah itu tapi ga masuk akal, short term bagus, tapi long term tidak.
Dengan adanya perang tarif, pasti kalau terus terjadi sepeti itu operator pasti tidak akan mampu invest lagi. Maka suatu saat operator bisa tutup dan berhenti berperasi dan itu tidak bagus untuk masyarakat.
Telkomsel memilih untuk tidak terjebak dalam perang tarif. Perang tarif membuat operator tidak mampu mengembangkan jaringan dengan optimal, dan konsekuensinya adalah akan ada masyarakat di lokasi tertentu yang tidak terlayani dengan baik.
Persaingan di antara operator seluler akan semakin meluas tidak hanya dalam kapasitas operator sebagai penyedia jaringan seluler, tapi juga dalam menyediakan beragam produk dan layanan digital yang berkualitas untuk mendukung gaya hidup digital masyarakat.
Selain itu, seiring dengan meluasnya bisnis kami sebagai digital telecommunication company, persaingan juga akan semakin dinamis dengan melibatkan pemain dari industri lain seperti fintech, OTT, IoT, dan lain-lain yang menawarkan produk dan layanan serupa.
Prioritas utama kami adalah menjaga kualitas layanan. Secara umum, hal tersebut kami lakukan dengan menjaga tarif yang ideal, yaitu harga yang terjangkau, namun operator bisa tetap sehat dan memiliki bisnis yang sustainable.
Tarif bukan menjadi satu-satunya hal yang menentukan kualitas layanan. Pada dasarnya tingginya kepercayaan masyarakat untuk menggunakan layanan komunikasi ditentukan oleh lima parameter kebutuhan pokok pengguna seluler, yakni penggelaran jaringan hingga pelosok, jaringan berkualitas didukung teknologi terkini, inovasi produk dan layanan, pelayanan pelanggan berstandar mutu internasional, dan tarif produk dan layanan yang semakin terjangkau. Kelima hal inilah yang mendasari masyarakat Indonesia mempercayakan Telkomsel untuk menyediakan produk dan layanan komunikasi berkualitas.
Persiapan 5G?
Teknologi 5G merupakan evolusi atau kelanjutan dari teknologi 4G, yang membutuhkan perhitungan investasi yang belum dapat dipastikan nilainya. Saat ini 3GPP (organisasi standarisasi telekomunikasi internasional) sedang merumuskan untuk merilis full standard terkait 5G. Pada Desember 2017 lalu, 3GPPP baru menyepakati spesifikasi 5G pertama untuk Non-standalone (NSA) 5G.
Sejak tahun 2016 Telkomsel telah melakukan serangkaian uji coba teknologi untuk mempersiapkan implementasi teknologi 5G, di antaranya implementasi teknologi 4.5G, uji coba Massive IoT & FDD Massive MIMO, uji coba teknologi seluler 1 Gbps, serta uji coba teknologi 5G yang menghasilkan kecepatan 70 Gbps.
Tahapan-tahapan tersebut merupakan bagian dari Joint Innovation Center (JIC), di mana kami merancang strategi bersama para mitra penyedia jaringan dan teknologi dengan meningkatkan metode perencanaan jaringandengan mengadopsi perangkat yang lebih cerdas.
Pada Asian Games 2018, Telkomsel memiliki rencana untuk menghadirkan pengalaman teknologi 5G. Para pengunjung dan pendukung di Asian Games 2018 berkesempatan untuk merasakan langsung pengalaman memanfaatkan kecanggihan teknologi 5G.
Apa rencana bisnis Telkomsel ke depan?
Telkomsel tetap fokus mengembangkan ekosistem digital, di antaranya dengan terus menggelar infrastruktur jaringan secara agresif, terutama BTS berbasis teknologi mobile broadband. Kami pun menyediakan berbagai pilihan solusi layanan digital untuk melayani kebutuhan digital lifestyle pelanggan dan masyarakat Indonesia.
Kami senantiasa berupaya mendorong pemanfaatan jaringan broadband secara lebih optimal sehingga memberikan manfaat yang maksimal bagi pelanggan. Untuk itu, Telkomsel terus melakukan berbagai improvement untuk menyajikan pengalaman mobile digital lifestyle terbaik kepada para pelanggannya
Pelan-pelan saja. Kita memang yang rutin kita lakukan maka akan kita lakukan. Kami terus mengembangkan network dan product-product juga disiapkan. Lalu lebih ke hal yang baru ke digitalnya misalnya video, lalu produk-produk lain bukan hanya retail tapi juga korporasi dan untuk small medium entrepreneurship (UKM) kedepannya itu.
Jadi kita akan mentrasnformasi diri kita ke digital telko. Unorganik, kita sudah mulai nah kita mulai masuk walaupun belum massif kita bukan hanya secara organik tapi juga secara unorganik. Macam-macam mulai dari yang biasa kita invest kayak venture capital, bisa juga merger dan akuisisi.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article VIDEO: Filosofi Sang Pemungut Puntung yang Jadi CEO Telkomsel
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular