
Xingjun NI menjabat sebagai Chief Technology Officer di Ant Group sejak Agustus 2020. Lulusan akuntansi dari Zhejiang University of Finance and Economics dan EMBA dari China Europe International Business School ini termasuk anggota inti para pendiri Alipay. Dia bergabung di perusahaan itu sejak Desember 2004 dan ikut meletakkan dasar serta mengembangkan versi awal Alipay, platfom pembayaran online dan mobile dari China itu.
Profil SelengkapnyaPrioritas Inovasi Fintech di Dunia Pasca Pandemi

Seiring dengan kehidupan sehari-hari yang berpindah ke online, permintaan terhadap keuangan digital dan bentuk layanan teknologi keuangan lainnya telah tumbuh secara bersamaan. Normal baru yang diciptakan oleh pandemi membawa peluang besar sekaligus tanggung jawab besar bagi industri fintech (financial technology) atau tekfin (teknologi finansial).
Saat dunia mulai pulih dari dampak ekonomi Covid-19, kita perlu memastikan bahwa inovasi dan upaya di dunia fintech difokuskan pada mereka yang paling rentan dan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang paling penting. Itu sebabnya harus ada beberapa prioritas penting untuk inovasi fintech di tahun mendatang saat industri bekerja untuk melayani lebih banyak pengguna dan mendapatkan penerimaan yang lebih luas.
Yang utama di antaranya adalah bagaimana teknologi dapat digunakan untuk:
* Memperkuat upaya inklusi keuangan untuk mengatasi kesenjangan ekonomi yang diperparah oleh adanya pandemi;
* Berperan lebih aktif dalam membentuk perilaku ramah lingkungan (green behaviour) dari individu dan bisnis, serta;
* Meningkatkan rasa saling percaya dan memperdalam kerja sama di antara banyak pihak secara global.
Memperkuat upaya inklusi keuangan
Pandemi telah mengakselerasi adopsi digital solusi pada skala massal. Bahkan, hal ini terjadi di negara-negara yang sebagian besar penduduknya tinggal di daerah pedesaan, karena mereka telah menggunakan pendekatan digital untuk memenuhi kebutuhan perbankan mereka di tengah pemberlakuan social distancing (pembatasan jarak sosial) yang ketat.
Misalnya di Bangladesh di mana hanya 50% orang dewasa yang tinggal di daerah pedesaan yang memiliki rekening bank, penyedia layanan keuangan mobile bKash memungkinkan pelanggannya yang tinggal di kota untuk mentransfer uang secara digital ke pengguna ponsel yang tinggal di daerah pedesaan dengan aman dan mematuhi aturan social distancing. Pihak bKash juga bekerja sama dengan pemerintah Bangladesh untuk mengirimkan bantuan tunai secara digital kepada jutaan orang yang terkena dampak, termasuk 400.000 peternak yang terkena pandemi.
Pada tahun 2021, kami berharap untuk melihat lebih banyak integrasi antara keuangan digital dan ekonomi (sektor) riil. Bank dan lembaga keuangan akan didorong untuk mengalihkan penawaran mereka dari offline ke online untuk memenuhi pergeseran perilaku digital konsumen. Pada Desember 2020, Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore) memberikan empat lisensi bank digital (full digital bank) untuk pertama kalinya di negara-kota tersebut, yang menandakan bahwa pelaku/pihak non-bank akan diizinkan untuk menyediakan layanan perbankan. Bank digital seperti ini, dengan biaya operasionalnya yang lebih rendah, akan siap menjadi lebih populer di seluruh dunia.
Membentuk green behaviour konsumen dan bisnis
Keuangan hijau (green finance) semakin mendapat perhatian di seluruh dunia sebagai kompromi antara perlindungan lingkungan dan kapitalisme. Fintech juga bisa menjadi pendorong dalam mendorong inovasi hijau (green inovation) untuk mengatasi masalah perubahan iklim.
Menurut studi bersama Paulson Institute dan Tsinghua University, Cina telah berada di garis depan dalam pengujian inovasi keuangan hijau yang didorong oleh fintech, inisiatif pembangunan berkelanjutan, dan transisi perilaku rendah karbon.
Dengan adopsi yang semakin meningkat di seluruh dunia, platform keuangan digital juga dapat berperan lebih aktif dalam mendorong konsumen menjadi lebih ramah lingkungan. Salah satu contohnya adalah proyek Hutan Semut (Ant Forest) yang diluncurkan pada aplikasi mobile Alipay, yang memberikan penghargaan kepada pengguna dengan "poin energi hijau" atau "green energy point" setiap kali mereka mengambil langkah untuk mengurangi emisi mereka. Misalnya dengan bersepeda ke tempat kerja, beralih ke paperless, dan membeli produk yang lestari. Secara kolektif, poin-poin ini dapat digunakan untuk menumbuhkan pohon virtual di aplikasi mobile pengguna, yang ditindaklanjuti Alipay dengan menanam pohon asli atau melindungi kawasan konservasi dalam kemitraannya dengan LSM lokal.
Untuk lebih mencerminkan komitmen terhadap keberlanjutan, Ant Group baru-baru ini membuat ikrar global untuk menjadi netral karbon (carbon neutral) pada tahun 2030 . Selain menyiapkan dana netralitas karbon untuk mendukung penelitian dan pengembangan energi terbarukan dan teknologi hijau lainnya, kami juga bekerja sama dengan mitra industri untuk mempromosikan keuangan hijau.
Kepercayaan yang ditingkatkan dan kolaborasi yang lebih besar
Dengan semakin banyaknya perusahaan mendigitalkan operasional mereka, memperkuat rasa saling percaya di antara banyak pihak, dan memfasilitasi arus informasi yang aman telah menjadi kebutuhan bisnis yang vital.
Teknologi Blockchain, dengan sifatnya yang sulit dimanipulasi atau tamperproof dan sifatnya terdistribusi, adalah kunci untuk memperkuat kepercayaan di lingkungan yang kian digital ini. Pada tahun 2020, Asia Pasifik menyumbang sekitar 19,3% untuk belanja blockchain global yang didominasi oleh tiga contoh kasus -perdagangan lintas batas, pembiayaan perdagangan & pasca perdagangan/penyelesaian transaksi, dan kepatuhan terhadap regulator.
Investasi yang terus berlanjut akan mendorong kemajuan teknologi blockchain yang berkelanjutan, menuju ke inovasi fintech yang memfasilitasi kemitraan digital antara berbagai pihak, seperti bank, institusi, dan perusahaan fintech di seluruh dunia.
Kita sudah melihatnya beraksi dengan Trusple, platform perdagangan dan layanan keuangan internasional yang didukung oleh teknologi berbasis blockchain AntChain. Sebelumnya, bank menghabiskan banyak waktu dalam melakukan pelacakan dan verifikasi order perdagangan lintas batas. Mereka juga harus memastikan informasi tersebut bersifat tamperproof, yang membebani tenaga kerja dan sumber daya. Faktor-faktor inilah yang menghambat bank untuk bisa menawarkan pembiayaan yang terjangkau kepada pedagang internasional.
Sebaliknya, platform Trusple mengeluarkan sebuah smart contract saat pembeli dan penjual meng-upload order perdagangan pada platform. Proses otomatis ini tidak hanya mengurangi proses intensif dan memakan waktu yang biasanya dilakukan bank dalam melacak dan melakukan verifikasi order perdagangan, tetapi juga memastikan informasinya tamperproof. Dengan adanya salah satu bank terbesar di Asia menyelesaikan transaksi pembiayaan perdagangan pertama menggunakan Trusple, kami percaya teknologi blockchain telah menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan kepercayaan di antara semua pihak yang terlibat dalam perdagangan.
Potensi industri fintech dalam memengaruhi cara kita bekerja dan hidup sangat besar. Mulai dari membangun kepercayaan dengan teknologi blockchain hingga mempromosikan inklusi dengan keuangan digital, fintech siap untuk memenuhi beberapa kebutuhan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang paling mendesak yang kami lihat di seluruh dunia saat ini. Hal ini memungkinkan kami untuk bangkit kembali dengan lebih banyak optimisme di tahun-tahun mendatang.